Hari dimana aku kembali ke negeri yang indah dan dengan pemandangan yang asri, aku tidak menyangka akan timbul hal mengejutkan seperti ini. " Boom!!! " suara ledakan yang sangat besar terdengar di telinga ku. aku yang saat itu ada di dalam helikopter terkejut dan segera menoleh ke arah suara ledakan berasal. dengan refleks aku berteriak '' suara apa itu barusan? aku sangat yakin sekali bahwa itu adalah suara ledakan!".
" Kapten Santoso, mengapa kau tetap terlihat santai? itu sebuah ledakan! " kata ku kepada kapten Santoso dengan panik nya.
" Selamat Letnan, hari ini menjadi hari kematianmu. " jawab kapten Santoso sambil menatap ku dan tertawa ringan.
Aku pun sangat terkejut mendengarnya, dalam hati aku berkata " mungkinkah dia berencana akan membunuhku? ". " apa kau bilang? kematianku? " tanya ku dengan kebingungan dan sedikit kesal saat itu. karena mengatakan kematian ku dengan sangat enteng nya. aku pun bersiap untuk membunuhnya dengan teknik yang ku miliki sebelum dia berusaha membunuh ku lebih dulu. saat aku hendak melakukan aksi ku, kapten Santoso berusaha untuk menenangkan ku.
" Letnan! tenanglah! bukan aku yang ingin membunuhmu. tetapi pasukan pemberontak papua lah yang melakukan nya. mereka berbuat seolah sedang menghadangmu dan meledakkan mobil yang kau naiki ke kamp pelatihan. " jelas kapten Santoso.
" Mengapa seperti itu? lalu bagaimana dengan keluarga ku? " tanya ku lagi yang masih tidak menyadari situasi nya.
" Justru kami melakukan ini untuk melindungi keluarga mu. " pungkas kapten Santoso.
aku pun masih belum memahami nya sama sekali mengapa mereka memalsukan kematian ku. jika kapten Santoso berkata bahwa dia hendak melindungi keluarga ku, melindungi dari apa? aku pun kembali terdiam memikirkan nya. kemudian helikopter yang ku naiki tak lama lepas landas ke arah hutan belantara. saat itu aku melihat sebuah api unggun dari kejauhan. dan kemudian melihat tanah yang terbelah sehingga membentuk sebuah terowongan yang sangat besar. dan helikopter yang ku naiki saat itu pun masuk kedalam nya. aku mulai takjub melihat nya. aku pun berpikir jika aku masuk saat ini, bagaimana bisa keluar lagi nanti nya. lalu aku pun bertanya kembali kepada kapten Santoso.
" Kapten, lalu bagaimana jka aku ingin pulang? " tanya ku dengan rasa penasaran. kapten Santoso pun cukup terkejut mendengar pertanyaan ku.
" Jika kau ingin pulang, pulanglah. kami tidak akan melarang atau mencegah mu. tetapi kau akan membahayakan seluruh keluargamu. " jawab kapten Santoso dengan santai nya.
aku pun kembali berpikir. mungkin perkataan kapten Santoso memang ada benarnya juga.
" Aku adalah komandan batalyon walaupun statusku di Cavalry adalah seorang kapten. kau tetaplah anak buahku nantinya. meskipun saat ini kau adalah seorang letnan. " kata kapten Santoso lagi sambil menatapku dengan sinis. aku terkejut mendengarnya pantas saja dia sangat berkuasa ternyata dia memang mantan komandan. aku membalas perkataannya
" Lalu kenapa kau dipanggil kapten? " ucapku lagi yang membalas pertanyaan nya.
" Itu semua dilakukan untuk tetap menjaga identitas kami. andi, yang kau temui di bandara tadi, dia adalah seorang kapten di angkatan darat. nantinya kita semua akan kembali ke bagian masing-masing. tetapi saat ini kau dibawah cavalry atau PBB. apa kau mengerti letnan? " jelas kapten Santoso dan kembali bertanya kepada ku.
Saat helikopter mendarat, aku dan kapten santoso turun dari helikopter dan 2 orang tadi yang mengikuti kami segera berangkat kembali dengan helikopter yang baru saja kami naiki. kapten Santoso mengajakku masuk ke dalam sebuah aula besar dan memintaku menunggu.
" Letnan, tunggulah disini. kami akan menyiapkan kamarmu lebih dulu. " kata kapten Santoso.
" Baik kapten! terimakasih. " jawabku dengan lugas.
tak lama kapten Santoso pergi, dari kejauhan aku melihat ada wanita yang datang menghampiri ku. aku memperhatikan dari kejauhan wajahnya sangat mirip dengan Juni. semakin mendekat wanita itu sangat terlihat seperti Juni. aku mulai mengusap kedua mata ku seakan tidak mempercayai dengan apa yang baru saja ku lihat. lalu wanita itu mendekati ku dan mulai memanggilku.