Chereads / Black Hole Cavalry / Chapter 47 - Hal Baru yang Menegangkan

Chapter 47 - Hal Baru yang Menegangkan

Di saat aku tengah belajar mengendarai truk, Juni melarang ku untuk melakukannya. Dimana saat itu Juni tiba-tiba saja datang dan menghentikan ku untuk mengendarai truk peluncur roket. Aku mengatakan kepada Juni bahwa tidak akan terjadi apa-apa kepada ku. Aku juga mengatakan kepada Juni bahwa aku haru segera latihan agar aku bisa memenuhi tenggat waktu yang di berikan oleh Kapten Santoso.

Juni mencegah ku untuk tidak mengendarai truk tersebut dengan alasan aku tidak akan bisa kembali jika aku berhasil melintasi lubang hitam. aku pun mencoba meyakinkan kepada Juni bahwa aku akan baik-baik saja. aku berkata kepada Juni bahwa aku akan selalu berhati-hati dalam hal apapun. Namun Juni masih bersikeras untuk membuat ku tidak pergi.

Kemudian, aku mencoba untuk menenangkan Juni agar dia bisa menerima semua keputusan ku. setelah mendengar apa yang aku katakan, Juni akhirnya bisa merasa tenang. Aku pun pergi mengantar Juni kembali ke kamarnya. Latihan ku saat itu tertunda karena Juni mencegah ku.

***

Satu minggu telah berlalu, dimana waktu pelatihan ku sudah usai. Aku pun mulai di tes untuk pertama kalinya. Dimana saat itu aku mencoba untuk menyetir truk tersebut melewati rintangan yang telah di buat sebelumnya. aku sangat gugup sehingga membuat tangan ku berkeringat. Awalnya terlihat baik-baik saja, sampai akhirnya truk yang ku kendarai mengalami pecah ban secara mendadak dan membuat oleng hingga menabrak pembatas jalan.

Test ku kali itu akhirnya mengalami kegagalan. Aku cukup depresi saat itu. Aku pikir aku akan berhasil hanya dalam sekali mencoba saja. namun ternyata tidak semudah yang ku pikirkan. Aku mencoba untuk merenungkan nya. aku mempelajari kembali apa yang membuat ku gagal pada saat itu. Entah mengapa aku merasa kelelahan sampai akhirnya aku pun menyerah.

Kemudian aku mendatangi kapten Santoso dan membicarakan hal ini kepada nya. aku mengatakan kepadanya bahwa aku tidak bisa melakukan apa yang seharusnya ku lakukan. Kapten Santoso hanya mengatakan bahwa aku harus tetap tenang bahwa masih ada hari lain nya untuk melakukan percobaan.

Hari kedua.

Aku mulai kembali melakukan hal yang sebelumnya ku lakukan. Aku mengatakan kepada kapten Santoso bahwa kali ini aku pasti akan berhasil. Kapten pun kemudian memberikan semangat kepada ku. Saat aku mulai percobaan, aku pun melihat Juni yang tampak tersenyum kepada ku di ujung lorong menuju jalan keluar dari tempat aku latihan.

Aku pun membalas senyuman nya. Aku merasa senang melihat Juni yang datang pada saat itu. Ketika aku mulai menyalakan mesin nya, aku pun bisa mengendalikan nya dengan sangat baik. Sampai pada akhirnya aku mengumpulkan semua keberanian ku untuk mengendarai truk tersebut. aku sangat senang karena aku bisa mengatasi nya dengan sangat baik. Aku pun bisa menyetir nya dengan baik.

Akhirnya aku berhasil mengendalikan nya. kapten Santoso terlihat sangat senang. Aku bersorak kegirangan. Saat aku sedang berseru, tiba-tiba aku merasakan sakit kepala yang sangat hebat aku pun tidak dapat menyeimbangkan tubuh ku dengan baik sampai akhirnya aku pun terjatuh ke tanah da pingsan.

Saat itu aku merasakan potongan-potongan kecil dalam ingatan ku kembali. Aku seperti mendapatkan semua ingatan ku. dimana aku mengingat siapa diriku dan apa yang ku lakukan dan siapa saja orang terdekat ku. aku pun mengingat bahwa aku adalah salah satu dari tim Cavalry yang bertugas untuk menjaga keseimbangan dunia lewat lubang hitam.

Melihat Jopardi pingsan cukup lama, memunculkan kekhawatiran dari dalam diri kapten Santoso. kapten mulai berpikir bahwa dia sepertinya sudah terlalu keterlaluan dan terlalu memaksa Jopardi untuk mengemban misi yang cukup sulit. Akan tetapi dia yakin Jopardi adalah orang yang cukup kuat sehingga dia pun merasa bahwa Jopardi akan segera sadar.

Sementara itu Juni terlihat lebih cemas dan panik dibandingkan kapten Santoso. dia mulai memeriksa Jopardi secara keseluruhan. Dia pun bahka memasang alat pacu jantung kepada Jopardi karena dia merasa detak jantung Jopardi semakin melemah. Aku tidak bisa merasakan apakah Jopardi saat ini baik-baik saja atau tidak. Sadarlah Jo! kata Juni dalam hatinya sambil memandang Jopardi yang terbaring lemah.

Juni mulai memandu tim medis yang ada di markas itu untuk segera menangani Jopardi. banyak alat yang terpasang pada tubuh Jopardi. Juni berharap bahwa Jopardi segera sadar. Juni menunggu semalaman sampai Jopardi terbangun. Juni memastikan bahwa Jopardi akan baik-baik saja. Kapten Santoso bertanya kepada Juni bagaimana keadaan Jopardi saat itu, Juni pun menjawab bahwa Jopardi saat ini kondisi nya masih baik-baik saja namun memang belum bisa sadar saat ini.

" Sudah ku bilang sebelumnya kepada mu bahwa Jopardi belum bisa melakukan percobaan. Mengapa kau masih memaksanya? " ucap Juni dengan kesal kepada kapten Santoso.

" Ini semua sudah keputusan dari pusat! Aku hanya melakukan apa yang menjadi tugas ku, begitu juga dengan Jopardi. " tegas kapten Santoso.

Juni tidak menjawab perkataan kapten Santoso lagi. dia hanya menatapnya dengan tatapan sinis dan juga dingin. Kemudian kapten Santoso pun segera pergi meninggalkan Juni. dia pun juga kesal terhadap Juni yang etrlalu ikut campur masalah ini. Kapten Sendiri saat ini merasa cukup bingung bagaimana caranya dia melaporkan nya kepada Jenderal Mantovani soal Jopardi. masalahnya dia harus segera melakukan percobaan esok pagi dengan di saksikan oleh Jenderal Mantovani dan juga anggota-anggota lainnya.

"Apa yang harus ku lakukan sekarang? Bagaimana jika informasi ini sampai terdengar ke Jenderal? " ucap kapten Santoso kebingungan.

Jopardi kemudian mulai menunjukkan pergerakan di tangan nya, Juni yang saat itu berada di samping nya merasa lega karena Jopardi sepertinya sudah mulai sadar.

" Jo? Jopardi? apakah kau baik-baik saja? " tanya Juni memastikan.

Aku mendengar sayup-sayup seseorang memanggil nama ku. aku pun mulai membuka kedua mata ku dan melihat siapa yang memanggil namaku pada saat itu. Ku pikir sepertinya aku tidak bisa menggerakkan kaki ku. saat aku sudah mulai membuka kedua mataku, aku melihat seorang wanita yang sangat cantik sedang memandangi ku. ternyata wanita itu adalah Juni.

Saat aku mulai benar-benar sadar, aku pun langsung memeluk Juni dengan erat. Juni sangat terkejut mendapatkan pelukan tiba-tiba dari Jopardi. Aku merasa senang ketika melihat Juni yang ada tepat di hadapan ku. ku pikir aku berada di dalam markas seperti biasanya, karena aku tidak terlalu memperhatikan sekitar. Sampai akhirnya aku mulai menyadari bahwa aku berada di tempat yang berbeda. Aku pun langsung bertanya kepada Juni dimana aku berada saat ini.

" Juni, dimana aku saat ini? Mengapa tempat nya begitu berbeda? " tanya ku kepada Juni.

Juni hanya menatap ku dengan heran. Tanpa banyak berkata-kata, Juni pun balik bertanya kepada ku.

" Apakah kau mengetahui siapa aku? " tanya Juni dengan heran.

" Tentu saja aku tahu. Kau adalah kekasih ku. " jawab ku dengan cepat. " mengapa kau masih bertanya seperti itu? " kata ku lagi.

Juni pun langsung berurai air mata, dimana dia berpikir bahwa ingatan Jopardi sepertinya telah kembali. Juni terlihat begitu bahagia hingga dia mengeluarkan air mata kebahagiaan. Raut wajah yang bersinar terpancar dari Juni. Aku yang saat itu tidak tahu apapun hanya bisa menatap Juni kebingungan.