Keadaan Jopardi kini sudah lebih baik. Semua ingatan nya telah kembali sehingga dia mengetahui bahwa dirinya akan segera melakukan percobaan untuk pergi ke masa lalu. Juni sempat meminta Jopardi untuk tidak meneruskan percobaan terlebih dahulu. Karena dia tidak mungkin bisa mengetahui apa yang akan terjadi kepadanya kelak.
" Jangan Jo! jangan melakukannya dulu. Kau masih harus beristirahat. Lagi pula aku harus memeriksa mu secara keseluruhan lebih dulu. " kata Juni kepada Jopardi.
" Tidak Juni, saat ini aku harus segera menyelesaikan nya. karena jika tidak, aku tidak akan pernah mempunyai kesempatan ini lagi. bisa-bisanya aku tidak bisa menyetir truk itu dengan baik. Aku tidak mau gagal dan menyerah begitu saja. " jawab Jopardi.
Jopardi kemudian melepaskan selang infus yang masih berada di tangan nya. dia takut bahwa dia akan mendapatkan penilaian yang buruk dan gagal mendapatkan surat izin mengemudikan truk peluncur roket yang selama ini dia inginkan.
Saat Jopardi datang menemui kapten Santoso di ruangannya, dia melihat kapten Santoso sedang menatap layar komputernya. Aku datang dengan napas ku yang terengah-engah. Kapten yang melihat ku saat itu merasa kebingungan dan tampak memandang ku dengan aneh.
" Letnan Jo? kau sudah sadar rupanya. " ucap kapten Santoso yang melihat ku datang.
" Ya, aku datang. " seru ku kepada kapten. " kapten, bisakah aku mencoba lagi mengendarai truk peluncur roket? " tanya ku dengan tegas kepada kapten Santoso.
" Ya, tentu saja. tapi nanti dan tidak sekarang. " jawab kapten Santoso.
" Mengapa begitu? " sahut ku dengan bingung.
" Karena insiden kemarin, Jenderal meminta ku untuk tidak menyuruh mu mengendarai nya lagi. dia mengkhawatirkan keselamatan mu. Jadi kali ini percobaan mu hanya akan melihat-lihat apa yang terjadi di masa lalu. " terang kapten Santoso kepada Jopardi.
Aku terdiam sejenak. Batin ku merasa tidak terima dengan apa yang di katakan kapten Santoso kepada ku. selama ini aku sudah menantikan agar aku bisa membawa truk peluncur roket tersebut. akan tetapi semua itu di renggut dari ku begitu saja. aku mengingat bahwa sebelumnya aku telah berhasil mengendarai truk tersebut.
Aku mencoba menyanggah pendapat kapten Santoso, namun sayangnya itu tidak berjalan mulus. Kapten Santoso tetap pada pendirian nya dimana dia akan melarang ku untuk menyentuh truk peluncur roket itu. Aku benar-benar merasa sangat kecewa. Akan tetapi yang bisa ku lakukan hanyalah mematuhi apa yang di katakan kapten kepadaku.
Aku tidak mau lagi berkompromi. Ku pikir mungkin tidak seharusnya aku mengatakan ataupun menyanggah perkataan kapten Santoso, karena itu semua sudah perintah dari Jenderal Mantovani. aku kemudian segera pergi keluar dari ruangan kapten Santoso dengan perasaan yang begitu kesal. Aku pun mulai menggerutu sendiri.
Di saat aku akan kembali ke kamar ku, Juni tiba-tiba saja menahan ku di tengah jalan. Kemudian aku bertanya kepadanya mengapa dia menahan ku di tengah jalan seperti itu. Juni berkata bahwa dia tidak akan membiarkan ku mengendarai truk itu lagi. aku pun semakin merasa kecewa karena orang
yang ku pikir akan mendukung ku tiba-tiba menjadi sepihak dengan orang lain.
Aku mulai berkata kepada Juni bahwa aku akan menuruti perkataan nya dan juga kapten Santoso. setelah aku mengatakan hal tersebut, aku pun kembali ke kamar ku dengan wajah yang murung dan tidak bersemangat. Juni seperti kasihan melihat diriku yang seperti ini. Namun aku pun tidak bisa menyalahkan siapapun.
Aku kembali menemukan sesuatu untuk ku pikirkan. Aku tiba-tiba saja mengingat seorang perempuan yang bernama Tania. Apakah mungkin jika aku kembali ke masa lalu aku akan bertemu dengan Tania lagi atau tidak. setelah ku cukup memikirkan nya, aku pun memilih untuk tidur agar besok kembali bersemangat.
Malam berlalu begitu saja, Juni bahkan menghabiskan waktu sendiri di ruang percobaan. Dia ingin memastikan bahwa Jopardi akan baik-baik saja. Juni sebenarnya ingin menyabotase ruang kendali. Dia berpikir untuk mencegar terbentuknya lubang hitam nanti dengan cara merusak portal yang ada. Di saat Juni hendak melakukannya, ternyata kapten Santoso sedari tadi sudah memperhatikan apa yang hendak di lakukan oleh Juni sehingga dia hanya diam memperhatikan Juni dari belakang.
Ketika Juni mulai merusak banyak kabel di sekitar portal, kapten Santoso terlihat cemas namun dia tidak ingin menegur Juni sekarang. Dia memilih untuk menunggu dan terus memperhatikan apa yang dilakukan Juni saat itu. Ketika Juni telah selesai melakukan aksinya, kapten Santoso pun segera memperbaiki apa yang telah di rusak oleh Juni agar percobaan besok bisa berjalan dengan lancar.
Keesokan harinya saat percobaan di mulai.
Aku telah bersiap untuk melakukan percobaan melintasi lubang hitam kembali. Aku diminta oleh kapten Santoso untuk membawa beberapa senjata saja. ku lihat yang harus ku bawa saat itu hanya dua buah pistol dan satu buah granat. Ku rasa memang cukup untuk sekedar menjelajahi sebentar ruang waktu yang akan ku masuki nanti.
Juni mulai menatap ku dengan cemas, namun aku lagi-lagi melihat ke arah nya dan menunjukkan sikap bahwa aku bisa menjaga diriku dengan sangat baik. Juni memang tampak tidak senang, namun dia akhirnya menerima dan mengikuti apa yang ku inginkan. Juni pada saat itu memang mengharapkan bahwa di saat lubang hitam mulai di buka, portal itu akan rusak sehingga lubang hitam tidak akan berhasil di buka kembali.
Juni terus saja memperhatikan sekeliling terutama portal. Kapten Santoso sendiri hanya terus memperhatiakn apa yang sedang di lakukan para anak buahnya. Jopardi sendiri telah bersiap untuk melintasi lubang hitam dengan segala peralatan yang dia miliki. Misinya kali ini hanya melihat di sekitarnya dan melihat apakah dia berada di masa depan atau di masa lalu. Jopardi hanya mengangguk saja saat kapten Santoso menjelaskan segala sesuatunya kepada dirinya.
Kapten Santoso mulai memerintahkan untuk membuka lubang hitam. Mesin portal sudah mulai menyala, dimana saat itu di sekelilingnya terdapat aliran listrik yang cukup kuat. Juni terus saja memperhatikan portal yang menyala tersebut. Juni sangat yakin bahwa lubang hitam itu tidak akan terbentuk di portal itu. Akan tetapi, tak lama kemudian terdengar suara seperti guntur dan menimbulkan lubang hitam di portal yang sudah di sedaiakan saat itu.
Juni tertegun melihatnya karena terkejut. Dia tidak menyangka mengapa portal itu terlihat baik-baik saja setelah dia merusaknya semalam. Kapten Santoso hanya tersenyum kecil sambil menatap Jopardi yang saat itu hendak menyentuh lubang hitam tersebut.
" Bagimana mungkin porta itu terlihat baik-baik saja? aku sangat yakin sekali bahwa aku sudah merusaknya semalam. " ucap Juni dengan heran.
Kapten Santoso pun merasa dirinya menang dalam hal ini. Dia mulai bersikap sedikit angkuh pada saat itu. Dia juga memandang Juni denga tatapan yang begitu dingin. Juni sama sekali belum mengetahui bahwa selama ini kapten Santoso lah yang telah memperbaiki portal tersebut. Juni kemblai melihat dengan kesal, dia bahkan menggerutu sendiri tanpa terdengar oleh orang lain.