Chereads / Black Hole Cavalry / Chapter 2 - Black Hole Return

Chapter 2 - Black Hole Return

Saat aku melihat lubang hitam tersebut, aku pun berinisiatif untuk melindungi orang-orang yang ada di sekitar lubang tersebut. tanpa sadar, aku pun menyentuh lubang tersebut. sehingga aku pun tidak sadarkan diri seketika. saat aku kembali membuka mata ku, aku pun kembali berada di tempat yang berbeda.

" Dimana aku? tempat apa ini? bukankah seharusnya monas ada di sini? " ucap Jopardi sambil melihat sekeliling nya. " bahkan teman – teman ku tidak ada. tempat apa ini sebenarnya? akh, kepala ku sakit sekali. aku tidak mengerti sama sekali dengan keadaan ini! " ucap nya lagi sambil memegang kepalanya. Kemudian dia mencoba untuk berdiri dan mulai memperhatikan sekelilingnya. " Apakah aku sedang bermimpi? " kata Jopardi lagi sambil menampar pipinya dengan tangannya sendiri.

Tiba – tiba terdengar suara gemuruh seperti badai dari arah sebelah kanan nya, dan terlihat beberapa orang yang berlarian dan meminta pertolongan.

" Cepat lari! Selamatkan diri kalian! " teriak salah satu pria yang mengenakan seragam prajurit.

Jopardi pun ikut berlari sambil bertanya – tanya dalam hatinya. Lalu, suara tembakan terdengar jelas di telinga nya.

Bang!!! " suara tembakan berbunyi. " Ada apa ini? mengapa dada ku sangat sakit? oh tidak! apakah aku tertembak? " ucap Jopardi sambil melihat darah yang mengalir dari bagian dada kiri nya. Pandangan nya mulai buram, seketika dia pun pingsan dan tidak sadarkan diri.

kemudian seorang gadis bernama Juni membangunkannya. Gadis tersebut merupakan kekasih Jopardi. " Mas? Mas? Mas Jo? bangun mas. Mengapa kau tertidur di sini? " ucap Juni sambil membangunkan Jopardi yang tergeletak di trotoar jalan.

Jopardi mulai membuka kedua matanya, dia merasakan sakit kepala yang begitu hebat. dia tampak seperti orang linglung saat itu. " Apa yang terjadi? apakah aku baru saja bermimpi? " ucapnya dalam hati.

" Jun, apa yang terjadi kepada ku? " tanya Jopardi kepada Juni memastikan.

" Saat aku kembali membeli tiket untuk masuk ke monas, aku lihat kau sudah terbaring di sini. apakah kau sedang sakit mas? " jelas Juni dan kemudian menanyakan keadaan kekasihnya.

Jopardi pun berusaha untuk tetap tenang dan kemudian mengajak Juni untuk masuk segera masuk ke dalam Monas. saat mereka masuk ke dalam Monas, ada seorang anak kecil yang berlari ke arah Jopardi dan menabraknya.

" Brak!!! " Seorang anak kecil menabrak ku dengan es krim di tangan nya. anak kecil itu pun hampir terjatuh, aku pun dengan sigap menangkap nya agar dia tidak terjatuh. bajuku pun menjadi kotor penuh dengan es krim.

" Adik kecil, kamu baik-baik saja kan? " kata ku kepada anak kecil tersebut. anak kecil itu pun terlihat ketakutan dan hampir menangis.

" Hati-hati ya, jangan berlari di tempat ramai seperti ini. nanti kamu bisa tertabrak. lihat baju Om Jadi kotor kan. " kata ku dengan tegas.

Kedua mata anak kecil itu pun mulai berkaca – kaca. Raut wajahnya yang begitu polos mulai meneteskan air mata. Juni pun menghampiri ku karena aku berbicara dengan seorang anak kecil. Juni pun ikut berbicara dengan anak kecil tersebut.

" Dik, kamu tidak apa-apa kan? jangan menangis ya, Om ini baik kok. Dia hanya mengkhawatirkan mu karena kamu berlari-lari sendirian. " kata Juni dengan sangat lembut. anak kecil itu pun akhirnya berhenti menangis.

" Apakah kau kesini bersama dengan orangtua mu? dimana orangtua mu? " tanya Juni lagi kepada anak kecil yang bernama Ani tersebut.

" D-di sana Tante. " jawab Ani sambil menunjuk kea rah orangtuanya berada.

Juni dan Jopardi pun segera membawa anak itu ke tempat orang tuanya berada.

" Maaf bu, apakah ini anak ibu? " tanya Juni kepada orangtua Ani.

" Lho, Ani? dari mana saja kamu. mengapa kau datang bersama orang lain? dimana kakak mu? " ucap ibunya Ani kepada anaknya. " iya ini anak saya Mbak, Mas. " kata ibunya Ani.

" Tadi anak ibu menabrak saya. " sahut Jopardi.

" Ah, benarkah? maafkan anak saya ya Mas. Saya akan mengganti bajunya. " kata ibunya Ani sambil mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya.

" Oh, tidak perlu bu. tidak apa-apa. " jawab ku sembari menolak uang tersebut. " sebaiknya ibu memperhatikan anak ibu karena di sini sangat ramai, takutnya nanti hilang. " kata ku lagi kepada ibunya Ani.

" Terimakasih banyak ya Mas. " sahut ibunya Ani lagi.

Aku pun segera pergi dan kemudian mulai mencari toko yang menjual baju. Dia pun kemudian melihat sebuah toko oleh – oleh. Dia melihat baju dengan tulisan Selamat Datang Di Monas Welcome to Jakarta dan juga berbagai pilihan telah ditawarkan oleh penjual tersebut. mulai dari yang ada gambar bajaj nya sampai ada yang gambar ondel-ondel nya. aku pun kemudian melihat baju yang sangat bagus, baju tersebut berwarna biru, biru adalah warna kesukaan ku. aku pun kemudian membeli pakaian tersebut. awalnya memang mahal harga nya, itu tapi aku berpikir dari pada aku harus pergi dengan baju yang kotor Lebih baik aku membeli pakaian itu.

" Ya sudah Bang, ini saja. tolong di bungkus ya. " kata ku kepada penjual tersebut sambil membayarnya.

Aku pun kembali kepada Juni. dia sudah cukup menungguku dengan 2 es krim di tangan nya.

" sayang, mengapa mesti ada es krim lagi? " kata ku kepada Juni yang sedikit merasa trauma karena melihat es krim lagi. " tunggu di sini ya, Mas mau ganti baju dulu. " sambungku lagi.

Juni pun hanya menganggukkan kepalanya. aku segera pergi ke toilet terdekat untuk mengganti baju ku sambil berjalan aku pun memikirkan apakah hal yang tadi aku pikir adalah mimpi atau tidak. saat aku membuka baju ku, aku melihat bekas luka yang ada di bagian dada ku. dan yang ku alami ternyata adalah kenyataan. aku pun mulai merasa panik. lagi-lagi aku bertanya dalam hati ku mengapa hal tersebut bisa terjadi pada ku. dan aku berusaha mengingat kembali tentang kejadian tersebut. aku pun berkesimpulan bahwa lubang hitam itu bisa membawaku ke dimensi yang lain.

Aku pun bergegas menghampiri Juni yang sudah menunggu ku cukup lama.

" Sayang, maaf ya. tadi aku cukup lama. Mas sangat terkejut karena melihat bekas luka tembak di dada Mas. Padahal Mas belum pernah tertembak. " kata ku yang mulai menjelaskan kepada Juni.

" Masa sih Mas? " tanya Juni tidak percaya.

" Sungguh! Apakah kau tidak ingin melihatnya? " kata Jopardi sambil mencoba membuka bajunya di depan Juni.

" Mas! Jangan di buka! Ini tempat umum tau! " teriak Juni kepada ku.

Juni pun kemudian mengajak ku untuk pergi. Juni sama sekali tidak mempercayai tentang apa yang aku ceritakan kepada nya. dan kencan pun kami lanjutkan. setelah pergi dari Monas, aku pun makan di Sarinah bersama dengan Juni. Aku pun makan di salah satu restoran cepat saji yang sangat terkenal. aku memesan burger yang sama dengan Juni. setelah selesai makan, Juni mengajak ku pulang karena kebetulan sudah hampir malam. aku pun berpisah dengan Juni di depan restoran cepat saji itu. karena Juni hendak naik taksi untuk pergi kerumah tante nya.

sedangkan aku, memilih untuk naik bus sampai di asrama ku. saat aku sampai di asrama, karena aku masih merasa penasaran dengan luka yang ada di tubuh ku, aku pun masuk ke toilet yang berada di dekat pintu masuk asrama untuk memastikan kembali bekas luka yang aku lihat di monas tadi. saat aku hendak keluar dari toilet tersebut, aku kembali melihat sebuah lubang hitam yang sebelumnya pernah ku lihat. aku pun mencoba menyentuhnya kembali. dan aku pun kembali pingsan seketika.