Moa benar-benar ingin menangis. Menangisi kebodohannya, juga nasib sialnya selama seharian ini. Dia benar-benar berakhir di unit Noel. Setelah tidak lagi menemukan jalan untuk menolak ajakan Noel, dan berakhir dengan menjilat ludahnya sendiri, akhirnya Moa mengikuti Noel kembali ke unit cowok itu. Hari sudah semakin malam, dan Moa benar-benar sudah ingin merebahkan tubuh, memejamkan mata. Ralat. Bukan mengikuti Noel, tapi memapah cowok tinggi itu menuju unitnya. Selisih tinggi yang cukup kentara hingga Moa merasa seperti seorang kurcaci saat berjalan bersama Noel. Oh … ingatkan Moa bahwa hari ini, dia sudah melanggar satu lagi lampu merah yang sudah dibuat oleh orang tuanya. Lampu merah ke-10, No Boy's Roommate. Memang sih, Moa bisa saja ngeles dia hanya akan semalam berada di bawah satu atap dengan seorang cowok, jadi tidak bisa dikatakan ia memiliki teman sekamar seorang cowok, kan? tapi tetap saja, hati kecilnya mengatakan ia sudah melanggar lampu merah ke-10.