Ara melihat luka lebam Vio dalam diam, setelah dipikir-pikir dia belum tau alasan Vio mau saja jadi samsak Farhan karena apa. bukannya Ara ingin menyalahkan Farhan hanya saja sifat Ara yang ingin tau memang suka tidak bisa ditahan.
'ya sebenernya apa pun alasannya gw ga berhak ikut campur sih, toh cowo emang apa-apa biasa di baku hantamin.'
"Ra?" panggil Vio.
"Ara." Ulangnya lagi.
Ara pun mengerejapkan matanya lalu menatap Vio dengan menaikan sebelah alisnya.
"kenapa?" Ara memberhentikan mengompres lebam Vio.
"kamu mikirin apa?"
"ga mikirin apa-apa kok." Ara kembali melanjutkan mengompres lebam Vio.
"kalo ga mikirin apa-apa ga mungkin bengong."
"ya masa tiap bengong selalu mikirin apa-apa, ga juga kadang ga sadar aja kalo bengong."
"beneran ga ada apa-apa?"
"iyaaa."
"tapi kamu ga marah?"
"marah buat apa?"
"ya karena aku bonyok sama Farhan."
"ya marah juga buat apa toh udah kejadian, cuma lain kali kalo mau kemana-mana itu bilang dulu."
"kamu khawatir?"