Chereads / Aira : begins with a smile / Chapter 1 - awal dari semuanya

Aira : begins with a smile

sipsip_88
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 37.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - awal dari semuanya

Suara riuh terdengar di sekitar lapangan, murid-murid yang menggerutu karna sinar matahari yang membuat mereka kepanasan.

Seorang gadis bertubuh mungil tampak antusias mendengar musik yang terdengar seantero sekolah berbanding terbalik dengan teman disebelahnya.

"Ra kayanya seneng banget." Ucap gadis tinggi dengan rambut gelombang khasnya.

Ra, lebih tepatnya Anastasya Syafira sering di panggil ana atau ara dan gadis di sebelahnya adalah Nazla Fryya  

"Hum? Ahh- masa sih." Gadis kecil itu meringis mendengarnya.

"Yaudah mau gimana lagi ya kan." Gadis itu pun kembali mengalihkan pandangannya ke atas trimbun.

Ara hanya mengangguk lalu ikut menatap trimbun, disana sudah ada kepala sekolah yang akan menjadi pemimpin senam pagi. Lagu sudah terputar dari tadi dan murid-murid pun sedang melakukan pemanasan sebelum melakukan senam.

Senam pun dimulai murid-murid mengikuti kepala sekolah yang menjadi pemimpin senam kali ini. Setelah beberapa menit pemimpin senam berganti menjadi guru yang paling di takuti di sekolah.

"Buset Bu tea yang jadi pemimpin." Nazla memulai pembicaraan.

"Jadi itu yaa malaikat mautnya ips, auranya udah keliatan serem." Balas Ara sambil sedikit meringis.

"Iya, ga kebayang kalo nanti kita di ajar sama dia gimana." Ucap Nazla sambil menganguk-angukan kepala membayangkan kengerian.

"Kenapa sih?." Tiba-tiba seorang gadis muncul diantara Nazla dan Ara.

"Itu Bu tea malaikat mautnya ips." Ucap Nazla sambil melirik ke arah trimbun.

"Oalah kirain apaa." Ucap gadis itu sambil kembali ke tempatnya.

Ara memandang ke arah Tasya, lebih tepatnya Tasya Aqila gadis yang menurutnya cantik sekali tapi kalau lemotnya kumat bisa bikin emosi orang langsung level up.

"kenapa?." Ucap Tasya sambil menaikan alisnya.

"Ga papa." Balas Ara sambil membalikan badan menghadap ke depan.

Satu jam kemudian setelah senam selasai dilakukan, sesi pendinginan pun dilakukan. murid-murid masih berbaris rapih mengikuti instruksi tetapi beberapa saat kemudian lagu yang sedang hits diputar, ada seorang lelaki yang berjoged mengikuti irama lagu tersebut membuat beberapa barisan yang dekat dengannya melihat ke arahnya sambil tertawa kecil tidak terkecuali ketiga gadis tersebut.

"Itu siapa?." Ucap Tasya sambil melirik ke arah Ara dan Nazla.

"Gw ga kenal." Ara melihat ke Tasya sambil menggelengkan kepala.

"Oh itu Izza apa siapa gitu namanya dia anak mpk." Nazla menyipitkan mata sambil memperhatikan laki-laki tersebut.

"Pacar nya Nazla itu." Ucap Ara sambil meledek Nazla.

"Yeh enak aja." Balas nazla sambil mendorong pelan Ara.

"Ciee..." Ucap Ara masih menggoda Nazla, Tapi mata gadis tersebut tidak lepas dari lelaki bernama Izza itu.

Bagi gadis kecil tersebut entah kenapa senyum lelaki itu membuatnya secara tidak sadar ikut tersenyum.

***

"Oyy... Kantin ga." Ucap seseorang sambil mengebrak meja.

Ara tersentak mendengar gebrakan meja tersebut.

"yaampun kenapa ngelamunin kejadian lama."gumam Ara sambil menggeleng pelan.

"hah?." orang yang menggebrak meja terheran mendengar gumaman Ara.

"hah? gapapa kok btw ga ngebrak meja bisa kali." Ara tersadar sambil medengus kesal.

"Lagian lu ra ngelamun mulu dari tadi dipanggil ga nengok-nengok, ayo itu Tasya udah di depan." Ucap gadis pengebrak meja sambil menunjuk pintu.

Ya. Gadis yang mengebrak meja itu adalah Nazla si gadis tinggi dengan rambut bergelombang dan gaya tomboy.

"Iya-iyaa." Ucap Ara sambil bangun dan berjalan menghampiri Tasya.

Mereka pun pergi ke kantin bersama.

Sudah 1 tahun berlalu setelah senam dilakukan, tapi ntah kenapa akhir-akhir ini sering terbayang-bayang senyum lelaki bernama izza itu.

Perlu kalian ketahui selama 1 tahun ini Ara jarang bertemu dengan lelaki tersebut bahkan dia dari kelas manapun Ara tidak tau, yang dia tau lelaki tersebut suka anime dan arah jalan pulangnya yang sama dengannya, Yaa samaa bayangkan kadang setiap pulang sekolah dia melihat lelaki tersebut berada di terminal dekat sekolah dan selalu menaiki metromini hijau. Apa kalian pikir Ara seperti penguntit? ya Ara pun sedikit merasa seperti itu.

***

Ara POV

Hari-hari yang gw lalui biasa-biasa aja, banyak orang bilang masa SMA itu masa yang paling indah tapi bagi gw sama aja ga ada beda-bedanya.

Disekolah cuma belajar, belajar dan belajar ga ada yang spesial atau mungkin karna gw bukan murid yang populer? Ahh itu mungkin salah satu alasannya.

Setelah acara senam pagi waktu itu ntah kenapa gw jarang ketemu sama Izza padahal sekolah gw ga seluas itu mungkin udah takdir, siapa yang tau kan.

Terlalu bikin pusing ya jadi ga perlu dipikirkan xixi sekarang jam setengah enam dan gw udah sampai di sekolah, di sini gw cuma sendiri karna biasanya anak-anak datang jam setengah tujuh. gw sekarang lagi menenggelamkan kepala di antara kedua tangan yang di lipat... Huft mengantuk banget abis bergadang buat mengerjain tugas dari guru killer. Ohh ya soal perasaan gw ga ada yang tau sama sekali gw cuma memendamnya.

Mungkin kalian menganggap gw itu ga mengganggap mereka teman karena fakta tersebut ga gw ceritain tapi bukan kaya gitu gw menganggap mereka teman cuma ini masih tahun kedua siapa yang tau mereka tulus atau ga jadi gw cuma berjaga-jaga kalau nantinya mereka ternyata bukan teman yang yang baik buat gw. Gw hanya berjaga-jaga supaya ga terluka untuk kedua kalinya.

Author POV

beberapa jam kemudian...

Kring... kringg...kringgg...

Bunyi bel terdengar diseluruh sekolah membuat gadis kecil yang sedang memejamkan mata membuka matanya secara perlahan.

"Udah masuk aja perasaan tadi dateng jam 6 deh." Ucap gadis tersebut sambil mengusap pelan matanya.

"Bangun juga lu, tadi niatnya gw mau bangunin tapi kayanya lu ngantuk bgt jadi ga gw bangunin." Ucap gadis tinggi disebelahnya tanpa melihatnya dia sedang fokus pada hp nya. Arapun hanya mengangguk dan membereskan barang-barangnya untuk mempersiapkan pelajaran yang akan berlangsung.

pelajaran pun berjalan dengan tenang. Tetapi tiba² walikelas masuk, kelas ramai dipenuhi dengan bisik-bisik bertanya siapakah anak itu.

Guru berdehem. "Jadi anak-anak ini Putri siswi pindahan dari Bandung, ayo Putri perkenalkan diri." Ucap guru tersebut tersenyum ke arah Putri.

"Halo nama gw Putri Anindya pindahan dari Bandung salam kenal semuanya." ucap Putri sambil tersenyum canggung.

"Oke, Putri kamu bisa duduk di sebelah Tasya." Ucap guru tersebut sambil menunjuk Tasya.

Ara menatap siswi tersebut dengan menopang dagu. Nazla menyerit melihat siswi tersebut dan Tasya sendiri menaikan tangan sambil tersenyum kecil.

"Kayanya dia bakal sedikit egois deh." Gumam Ara sambil memperhatikan siswi tersebut.

"Apa Ra?." Ucap Nazla sambil menoleh ke Ara.

"Ahh- ga papa." Ucap Ara sambil membenarkan posisi duduknya.

"Ohh yaudah." Nazla pun kembali duduk dengan rapih.

"Oke silahkan lanjutkan pelajaran ." Ucap guru tersebut.

pelajaran pun dimulai kembali.