"Halo kak Yuda." Sapa Abi saat memasuki mobil.
"Halo. Kita langsung pulang kan?" Tanya Yuda sambil menyetir mobilnya perlahan.
"Emmm, iya kak. Tapi nanti kita mampir ke indomaret dekat rumah sebentar ya?"
"Untuk apa? Kamu butuh sesuatu?"
"Abi mau beli sesuatu."
"Apa?" Tanya Yuda. Abi terdiam, dia seperti bingung mau mengatakan apa. Yuda yang tidak mengerti dengan gerak gerik Abi malah bingung sendiri.
"Mau beli apa? Jangan bilang kamu mau beli racun. Jangan bilang kamu sudah bosan hidup Abi." Ucap Yuda yang langsung mendapat pukulan dari Abi.
"Ih ka Yuda apa- apaan sih? Jahat banget sama Abi. Abi tuh mau beli sesuatu tau ngak."
"Ya sesuatu itu apa Abi? Ngak salah kan kalo aku nanya, hitung hitung antisipasi." Ucap Yuda yang masih tetap fokus menyetir.
"Abi mau beli pe... pembalut." Ucap Abi pelan lalu menunduk. Yuda yang mendengar ucapan Abi pun langsung diam dan gelagapan sendiri.
Yuda merutuki dirinya sendiri yang terlalu kepo, harusnya dia sadar saat melihat gerak gerik Abi tadi.
"Ja... Jadi kita mau mampir di indomaret yang mana?" Tanya Yuda gugup.
"Yang deket rumah aja kak. Sekalian di dekat situ ada taman juga kan ya?" Tanya Abi memastikan.
"Iya ada. Emang kenapa?"
"Kita main ke taman bentar ya kak. Abi suntuk kalau di rumah terus."
"Ngak bisa Abi, nanti tuan Zion bisa marah kalau kamu ngak langsung pulang ke rumah."
"Ngak kok, ka Zion ngak akan marah kalau dia ngak tau. Ka Yuda ngak usah kasih tau ka Zion kalau kita ke taman."
"Kamu ngajarin orang yang lebih tua dari kamu buat bohong ya?" Tanya Yuda yang membuat Abi bingung dengan ucapannya sendiri.
"Hah? Abi ngak ngajarin ka Yuda buat bohong kok. Nanti kan ka Zion pasti ngak akan nanya Abi dari mana aja habis pulang sekolah, jadi nanti kita ngak usah bahas tentang taman. Jadi ka Zion ngak akan tau dan kita juga ngak perlu bohong."
"Pinter kan Abi?" Ucap Abi memuji dirinya sendiri.
"Hemmm terserah kamu saja." Ucap Yuda pasrah.
"Yei... makasih ka Yuda. Ka Yuda baik deh, Abi sayang kak Yuda." Ucap Abi. Entah kenapa Yuda merasa senang sekali saat tadi Abi mengatakan kata sayang kepadanya. Apa seperti ini rasanya punya saudara perempuan?- Batin Yuda sambil tersenyum kecil.
***
Kini Abi dan Yuda sudah berada di taman. Abi dan Yuda memilih duduk di salah satu kursi panjang yang ada di sana.
Senyuman terukir di wajah Abi saat dia melihat anak anak yang sedang beralri lari sambil memainkan mainan mereka masing masing. Ada yang sedang berlari sambil memainkan pistol air mereka, sedangkan anak lain sedang berlari sambil membawa pesawat terbang mainan milik mereka.
Di tempat lain Abi melihat anak kecil yang sedang duduk bersama orang tua nya. Tiba tiba Abi teringat dengan ayah dan bundanya, Abi melihat ke dekatan orang tua dan anak itu hingga Abi tidak sadar air matanya sudah turun dan membasahi pipinya.
Yuda yang melihat Abi menangis langsung bergeser dan mendekat ke arah Abi. "Hei... Kamu kenapa Abi?" Tanya Yuda yang membuat Abi tersadar dari lamunannya dan langsung menghapus air matanya.
"A... Abi ngak papa kok kak. Abi cuman kelilipan aja." Ucap Abi berusaha menutupi kesedihannya.
"Kamu ngak usah bohong. Abi kenapa hemm? Cerita aja, kan Abi bilang udah nganggap ka Yuda sebagai kakak kandung Abi, iya kan?" Ucap Yuda lalu mengarah kan tangan nya untuk menghapus air mata Abi.
Air mata Abi kembali keluar dan kali ini ada isakan kecil disana.
"Abi kenapa? Cerita sama kakak. Kakak ngak akan tau harus ngapain kalau Abi cuman diam dan nangis kayak gini." Ucap Yuda sambil terus menyapu air mata Abi menggunakan jarinya.
"Ka Yuda?" Panggil Abi sambil melirik ke arah Yuda.
"Hemm, kenapa Abi?"
"Abi boleh peluk ka Yuda ngak?" Tanya Abi dengan raut wajah sedihnya. Yuda diam sejenak, Yuda menatap wajah Abi lalu perlahan menundukkan kepalanya. Melihat persetujuan dari Yuda, Abi langsung memeluk tubuh Yuda. Abi melepas kan tangisan nya di sana.
"Abi kangen ayah sama bunda Abi." Ucap Abi sesenggukan.
"Abi udah lama ngak ketemu ayah sama bunda, Abi juga udah lama ngak ngobrol sama mereka. Abi udah lama ngak makan bareng sama mereka, Abi udah lama ngak makan masakan bunda. Abi udah lama ngak nonton bareng sama ayah. Abi kangen sama mereka kak." Ucap Abi panjang lebar sambil terus memeluk Yuda. Yuda perlahan mengangkat tangannya dan perlahan mengelus puncak kepalanya Abi berusaha menenangkan gadis yang ada di pelukannya itu.
"Abi ngak senang ya tinggal di rumah ka Zion?" Tanya Zion. Setelah mendengar ucapa Yuda, Abi perlahan melepas pelukannya pada Yuda.
"Abi seneng kok tinggal sama ka Zion, karena Abi bisa ketemu sama bi Inah, ketemu sama ka Yuda juga. Tapi... Abi juga ngak mau berpisah sama ayah bunda."
"Kakak ngerti kok. Oh kalau ngak kenapa kamu ngak minta ka Zion supaya ngebolehin kamu ketemu sama bunda dan ayah nya Abi? Atau ngak, Abi mau telepon mereka?" Tawar Yuda.
"Abi takut ngomong soal itu lagi sama ka Zion. Dulu Abi pernah minta, tapi ka Zion ngak ijinin Abi." Ucap Abi lalu menundduk kan kepala nya.
"Emmm kalau mau, Abi boleh kok pake hp ka Yuda buat telepon ayah bunda nya Abi, gimana?" Tawar Yuda sambil menawarkan ponsel miliknya ke arah Abi.
Abi tidak langsung mengambil hp milik Yuda, dia hanya melirik ponsel itu. Yuda bisa tau, kalau ada keraguan di mata Abi.
"Ngak usah kak, Abi ngak mau kalau sampe ini ketahuan sama ka Zion, ka Yuda bakal kena marah sama ka Zion."
"Ka Zion ngak akan tahu kalau kita berdua ngak ngasih tahu kan?" Ucap Yuda sambil bergantian melirik Abi dan ponsel yang ada di tangannya, namun Abi tetap tidak mengambil ponsel itu.
"Ngak usah kak. Abi takut, kalau sampe Abi ngomong sama ayah dan bunda, Abi ngak bisa nahan rasa kangen Abi sama mereka. Abi takut kalau Abi malah maksa buat ketemu mereka dan kita semua akan kena hukuman dari ka Zion. Abi ngak mau buat ayah bunda Abi sedih kak."
"Hemmm ya sudah kalau begitu. Abi ngak usah khawatir, ka Yuda yakin, kalau Abi secepat nya pasti bisa ketemu sama ayah bundanya Abi. Abi percaya kan sama kakak?" Tanya Yuda sambil mengusap rambut Abi.
"Iya Abi percaya kok sama kak Yuda hehhehe." Ucap Abi sambil tertawa kecil.
"Ehh btw makasih ya kak, kakak udah mau nemenin Abi ke sini dan makasih juga karena kakak udah mau denger cerita Abi." Ucap Abi sambil tersenyum ke arah Yuda.
"Iya sama sama. Kalo gitu kita udah bisa pulang sekarang kan? Nanti keburu sore dan tuan Zion kembali ke rumah, kita bisa kena masalah hahaaha." Ucap Abi sambil tertawa, Abi yang baru pertama kali melihat Zion tertawa langsung terdiam.
"Kenapa Abi liat kakak kayak gitu? Ada yang salah ya sama muka kakak?" Tanya Yuda sambil memeriksa wajahnya.
"Hhahahha ngak kok, Abi cuman heran aja, ini pertama kalinya Abi liat kakak ketawa selepas itu." Ucap Abi dan langsung membuat wajah Yuda merah seperti tomat.
"Ehh kok muka ka Yuda merah? Kakak sakit ya?" Tanya Abi lalu menempelkan telapak tangannya di kening Yuda lalu beralih ke kening miliknya sendiri.
"Emmm sama kok panasnya. Kenapa muka ka Yuda merah gitu?" Tanya Abi terlalu polos.
"Kakak ngak sakit kok. Oh iya, kamu benar, baru kali ini kakak bisa tertawa selepas itu, dan kamu orang pertama yang membuat kakak bisa tertawa selepas itu. Kakak janji, kalau tawa kakak seperti itu hanya bisa di liat sama Abi, Kak Yuda pastiin ngak akan ada orang lain yang bisa liat tawa kakak yang seperti itu."
"Hhehehhe makasih kak Yuda, Abi sayang banget sama ka Yuda." Ucap Abi.