Chereads / Who is a Psychopath? / Chapter 17 - Abi Celaka?

Chapter 17 - Abi Celaka?

"Di mana Abi?" Tanya Zion pada seseorang dalam telepon tersebut.

"Non Abi sedang ada di sekolah tuan, apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya seseorang itu terdengar dari dalam telepon.

"Terus awasi dia, saya segera ke sana." Ucap Zion lalu mematikan telepon nya sepihak.

Zion terus mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, dia begitu khawatir dengan Abi saat ini, dia tidak ingin terjadi apa- apa kepada Abi, tidak ada yang boleh menyentuh gadisnya siapapun itu.

Tidak membutuh kan waktu yang lama, akhir nya Zion sampai di sekolah Abi. Di sana Zion sudah melihat Yuda yang sedang berdiri di samping mobil menunggu Zion. Yuda membungkuk kecil saat melihat Zion yang mendekat ke arah nya.

"Kamu sudah bisa kembali ke kantor. Saya yang akan menunggu Abi di sini." Ucap Zion pada Yuda.

"Baik tuan. Kalau begitu saya pamit tuan." Ucap Yuda lalu di balas anggukan oleh Zion. Yuda bergerak masuk ke dalam mobilnya meninggal kan Zion yang berdiri di depan mobilnya sambik menatap gedung sekolah Abi lalu kembali masuk ke dalam mobil milik nya.

Kurang lebih lima belas menit Zion menunggu di dalam mobil, akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Zion langsung keluar dari dalam mobil, agar Abi bisa lebih mudah mengenali nya. Kini Zion sedang berdiri di samping mobil sport hitamnya, jas hitam formal lengkap dengan kacamata hitamnya dan tangan yang di silangkan di dada menambah kesan sempurna seorang Zion Elvano.

Pandangan para siswi- siswi yang ada di sana langsung tertuju pada Zion. Mereka menatap Zion dengan penuh kagum bahkan tak jarang mereka saling bertabrakan satu sama lain hanya karenafokus menatap Zion.

Abi keluar dari gedung sekolah itu dengan wajah tampak lesu. Tas ransel yang ada di punggung nya diangkat setinggi- tingginya hingga sampai ke tengkuknya, dan tali tas nya di mainkan oleh gadis itu. Saat Abi berada tepat di bawah gedung, tiba tiba dia penasaran dengan apa yang terjadi, mengapa semua gadis- gadis itu berkumpul di sana.

"Chel? Itu kenapa? Kok ada kerumunan kayak gitu?" tanya Abi kepada Rachel yang baru saja datang.

"Gue juga ngak tau Bi, atau jangan- jangan ada yang berantem ya? Liat yok Bi." Ajak Rachel.

"Ngak ah, gue takut kalo liat- liat yang berantem gitu." Tolak Abi.

"Ihh biasa aja kali, cuman liat doang, yuk." Ajak Rachel dan langsung menarik tangan Abi. Abi yang tidak bisa menolak hanya bisa pasrah saat Rachel menarik nya. Dan saat Abi melihat siapa yang berdiri di sana, dia langsung kaget.

"Kak Zion!!" Saat dua kata itu keluar dari mulut Abi, semua tatapan orang orang yang ada di situ langsung tertuju pada Abi, termasuk Zion. Zion yang melihat Abi pun langsung menunjukkan senyum tipis nya lalu berjalan mendekat ke arah Abi

"Kak Zion ngapain di sini?" Tanya Abi yang saat melihat Zion yang mulai mendekat ke arah nya. Namun saat Zion belum sampai ke tempat Abi, tiba tiba terdengar teriakan dari belakang Abi.

"ABI AWAS!!!" Abi langsung membalik kan badan nya dan...

Tappp.....

Seseorang memeluk Abi dengan tiba- tiba, dan menyebab kan tubuh kedua nya terpental ke bahu jalan, bersamaan dengan itu, sebuah pot bunga terbang bebas dari atas gedung sekolah. Semua orang yang menyaksikan kejadian itu langsung berteriak histeris, termasuk Zion dan Rachel. Zion langsung berlari ke arah Abi.

"Abi, kamu ngak papa kan? Apa yang sakit hem? Kita ke rumah sakit sekarang, oke?" Ucap Zion lalu bersiap untuk menggendong tubuh Abi, namun Abi langsung menolak dan berusaha untuk bangkit.

"Rido, kamu ngak papa kan?" Tanya Abi saat melihat laki laki yang sudah menolong nya masih duduk lemas di sana.

"Kamu ada yang luka ngak? Aku sama ka Zion bawa ke rumah sakit ya?" Tawar Abi.

"Hehehhe ngak papa kok Bi, Aku ngak papa seriusan. Kamu sendiri ngak papa kan? Ada yang luka ngak?" Tanya Rido pada Abi sambil memeriksa tangan dan lutut Abi.

"Tangan dan kaki kamu memar, Aku obatin ya?" Tawar Rido sambil terus menggenggam tangan Abi.

"Tidak perlu, saya yang akan membawa Abi ke dokter. Kamu tidak perlu repot repot membantu mengobati luka Abi. Oh ya, terimakasih karena tadi sudah menyelamat kan Abi." Ucap Zion sambi menepis tangan Rido lalu menggendong tubuh Abi masuk ke dalam mobil.

"Kak Zion, ihhh malu kak. Abi bisa jalan sendiri kok." Ucap Abi sambil memukul mukul lengan Zion pelan. lalu menenggelam kan wajah nya di dada bidang milik Zion karena menahan malu dari teman- temannya.

"Lebih baik kamu diam atau saya cium kamu sekarang." Ancam Zion dan berhasil membungkam mulut Abi.

Kini Abi sudah berada di dalam mobil Zion. Abi menurun kan kaca mobil dan mengeluar kan sedikit kepala nya.

"Rido, makasih ya udah nolongin Abi. Besok ABi traktir Rido sebagai ucapan terimakasih. Oh iya, Abi pulang duluan ya." Ucap Abi yang di balas anggukan dan senyuman oleh Rido.

Zion lalu mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesekali dia melirik ke arah Abi lalu bergantian ke arah luka- luka yang ada di tangan dan kaki Abi. Zion mengambil ponsel milik nya lalu berusaha mencari sebuah nomor disana, setelah menemukan apa yang dia cari, Zion langsung menghubungi orang tersebut.

"Cari tau siapa orang mencurigakan yang sudah masuk ke sekolah Abi, Siapa pun orang yang kalian curigai langsung lapor ke pada saya." Ucap Zion dan langsung mematikan telepon nya.

"Kak Zion mau ngapain? Jangan bilang kak Zion pikir, kejadian tadi sengaja di lakuin sama orang." Ucap Abi menebak pikiran Zion.

"Hemmm." Jawab Zion singkat.

"Kak, tadi itu cuman kebetulan aja. Di roff top itu emang ada banyak pot bunga. Jadi mungkin aja ada yang ngak sengaja nyenggol atau mungkin aja itu kucing. Kak Zion ngak usah berlebihan kak." Ucap Abi. Zion langsung menghentikan mobil nya tiba tiba dan membuat Abi terjungkal ke depan.

"Sekarang Aku tanya, pot bunga itu di letak kan di pinggir atau gimana? Apa orang yang meletak kan pot itu di pinggir bisa sebodoh itu? Apa mereka tida berpikir apa yang akan terjadi kalau pot itu jatuh ke bawah?" Tanya Zion, Abi langsung memikir kan ucapan Zion.

"Ya iya sih kak, emang ngak mungkin. Tapi kan... ya pokok nya udah lah itu cuman kebetulan aja kak, lagian sekarang kan Abi aman aman aja, ngak terjadi apa apa sama Abi."

"Abi, mulai sekarang segala hal yang terjadi sama kamu, itu ngak ada yang kebetulan. Aku ngak mau terjadi apa apa sama kamu Abi, apa kamu bisa mengerti?"

"Kenapa Kak Zion jadi panggil Aku kamu? Hehhehehe Abi suka deh. Abi lebih suka kalo kak Zion ngomong sama Abi ngak pake saya kamu, formal banget tau ngak."

"Kamu ngak usah mengalih kan pembicaraan Abi. Yang jelas, kamu harus ingat, mulai sekarang tidak ada yang kebetulan."

"Tolong jangan terluka lagi. Aku ngak bisa liat itu Abi." Ucap Zion sambil mengusap lembut rambut Abi. Abi langsung memeluk Zion.

"Iya, Abi janji. Abi sayang kak Zion." Ucap Abi sambil mempererat pelukan nya pada Zion.