Chereads / Who is a Psychopath? / Chapter 15 - Part 15

Chapter 15 - Part 15

"Kak Zion mah aneh, masa di luar di bilang bahaya. Lagian tadi Abi sama ka Yuda kok, jadi Abi bakal Aman." Zion yang mendengar ada yang aneh dengan ucapan Abi langsung menatap Abi dengan tatapan penuh tanya.

"Kak yuda???" Kening Zion berkerut. Abi yang tidak merasa ada yang aneh malah bingung dengan sikap Zion.

"Jangan bilang kak Yuda yang kamu bilang sama dengan orang yang saya pikirkan."

"Ya mana Abi tau, kan Abi ngak bisa baca pikiran kak Zion." Saat ke dua orang itu masih sibuk berdebat tiba tiba seseorang dari balik pintu datang dan membuat kedua orang itu menghentikan pembicaraan mereka.

"Abi, maaf tadi HP ka--." Perkataan Yuda langsung terhenti saat dia menyadari bahwa ada Zion di dalam kamar tersebut bersama dengan Abi.

"Kak Yuda?" Panggil Abi sesaat sesudah melihat Yuda yang berada di pintu kamar Abi.

"Abi? Kak Yuda" Ucap Zion sambil melirik ke arah Abi dan Yuda secara bergantian, sedangkan Yuda yang mendapat tatapan aneh dari Zion langsung salah tingkah dan hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Dari cara panggilan kalian, sepertinya kalian berdua sudah cukup akrab ya."

"Maaf Tuan, saya rasa anda hanya salah paham, ini semua tidak seperti yang anda pikirkan."

"Kak Yuda sama kak Zion kenapa? maksud nya salah paham apa kak?" Tanya Abi polos.

"Saya hanya ingin mengantar kan ponsel non Abi, karena tadi tertinggal di dalam mobil tuan." Ucap Yuda sambil menyerahkan ponsel yang ada di dalam tangan nya ke pada Zion.

"Kok ka Yuda manggil nya non lagi sih? Kan tadi kak Yuda udah janji kalau kak Yuda ngak akan manggil Abi kayak gitu lagi." Ucap Abi yang membuat wajah Yuda langsung merah saat kembali di tatap oleh Zion.

"Sejak kapan kalian seakrab ini Yuda?" Tanya Zion kepada Yuda yang langsung membuat Yuda panik.

"Sa... Saya, saya dan A... maksud saya, emmmm saya dan non Abi."

"Ka yuda kenapa? Abi kok yang nyuruh kak Yuda supaya jangan manggil Abi dengan sebutan non atau apalah itu. Abi ngak suka di panggil kayak gitu kak, Abi rasa Abi kayak tua banget tau ngak sih kalo di panggil gitu."

"Terus Yuda jadi nyuruh kamu supaya manggil dia kakak? Begitu maksud kamu?" Ucap Zion, sedangkan Yuda yang mendengar ucapan Zion langsung menegakkan kepalanya.

"Saya.. saya tidak pernah menyuruh non Abi untuk memanggil saya kakak tuan, ta.."

"Bener kak, kaka Yuda ngak pernah nyuruh Abi buat manggil dia kakak. Memang Abi yang pengen manggil dia kakak." Abi memotong penjelasan dari Yuda saat dia sudah tau kalau Yuda mulai gugup dan ketakutan.

"Kak Zion sama kak Yuda itu sama kok. Kalian udah Abi anggap sebagai kakak Abi sendiri, jadi Abi bakal sayang sama kalian berdua." Ucap Abi lalu berjalan ke arah Yuda dan menuntun Yuda untuk mendekat ke arah Zion.

Yuda dan Zion bergantian menatap Abi, mereka sama sama bingung dengan apa yang akan di lakukan oleh gadis ini. Tiba- tiba Abi langsung memeluk Yuda dan Zion bersamaan. Zion dan Yuda yang sama- kaget hanya bisa diam tanpa bisa melakukan apa- apa.

Setelah beberapa detik, Yuda yang mulai kembali dengan pikirannya langsung melepas pelukan Abi dan pergi begitu saja dari kamar Abi. Abi yang bingung dengan sikap Yuda langsung mengerutkan keningnya bingung.

"Loh kak Yuda kenapa kak? Kok Kak Yuda pergi gitu aja sih?" Tanya Abi polos. Zion belum menjawab, dia hanya menatap wajah gadis kecil yang ada di hadapannya dengan tatapan datar.

"Maksud kamu melakukan hal seperti tadi itu apa Abi? Apa kamu benar- benar bodoh?" Tanya Zion. Belum juga Abi menjawab, Zion langsung beranjak keluar dari kamar Abi.

brakkk!!!!

Zion membanting pintu kamar Abi. Abi yang bingung dengan sikap kedua laki- laki itu hanya bisa berdiri dan memikir kan di mana letak kesalahan dirinya. Dia menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal dan keningnya berkerut.

***

Suasana di meja makan kali ini berbeda dengan makan malam biasa nya. Zion yang biasa nya selalu mengajak Abi berbicara kini sama sekali tidak mengeluarkan suara. Hanya suara dentingan sendok dan piring yang terdengar di sini.

Abi berusaha untuk mengajak Zion mengobrol tapi tidak tahu harus memulai dari mana. Abi bersusah payah memikirkan topik pembicaraan yang ingin dia bahas dengan Zion.

"Emmm makanan nya enak ngak kak?" Tanya Abi memulai pembicaraan.

"Hemmm." Balas Zion sambil menundukkan kepalanya, lalu kembali fokus ke makanan nya.

"Emmm kalo kerjaan kak Zion hari ini gimana?"

"Kita sedang makan Abi. Tolong fokus saja ke makanan mu."

"Tapi kan..."

"Kamu dengar kan saya ngomong apa? Saya bilang makan ya makan. Nafsu makan saya langsung hilang hanya karena kamu." Bentak Zion sambil meletakkan sendok nya kasar ke atas meja makan.

Abi yang benar- benar kaget dengan reaksi Zion langsung ketakutan. Zion berdiri dari kursi nya kasar, dan langsung meninggal kan Abi sendirian. Bi Inah yang melihat wajah ketakutan Abi langsung menghampiri gadis keci itu setelah yakin bahwa Zion sudah masuk ke dalam kamar nya.

Bi Inah mengelus bahu Abi pelan, Abi yang sadar ada bi Inah di samping nya langsung berdiri dan memeluk gadis paruh bayah itu. Abi menangis di pelukan Bi Inah. Bi Inah terus menenangkan Abi dengan mengusap punggung nya.

"Sudah.... Tidak akan terjadi apa- apa." Ucap Bi Inah berusaha menenangkan Abi.

"Kak Zion kenapa galak sama Abi? Kenapa kak Zion selalu bentak- bentak Abi?"

"Mungkin tuan Zion lagi ada masalah atau Abi buat kesalahan sama tuan Zion?" Ucap Bi Inah sambil melepaskan pelukannya perlahan.

"kesalahan?" Tanya Abi di balas anggukan oleh bi Inah. Abi berusaha memikir kan kesalahan apa yang bi Inah maksud.

"Sudah lah. Lebih baik sekarang Abi lanjut makan, setelah itu masuk ke kamar. Bibi yakin, besok tuan Zion juga pasti akan langsung berubah sikapnya." Ucap Bi Inah meyakin kan Abi.

"Hemmm ya sudah deh Bi. Oh iya, Bi Inah udah makan belum? Temenin Abi makan ya Bi?"

"Maaf Abi, tapi saya tidak bisa. Saya tadi sudah makan kok, saya juga masih harus memeriksa pekerjaan yang lain. Abi makan sendiri saja kali ini."

"Hemmm ya sudah deh bi. Abi makan lagi ya." Ucap Abi lalu kembali duduk di kursi nya tadi dan melanjutkan kegiatan makanya. Bi Inah hanya tersenyum tipis melihat gadis kecil yang ada di hadapan nya saat ini, entah kenapa dia sangat bersyukur Abi hadirr di rumah ini.