Chereads / Who is a Psychopath? / Chapter 9 - Menikah?

Chapter 9 - Menikah?

Zion meraba raba tempat tidur di samping nya, dia berusaha mencari seseorang yang seharus nya masih berbaring di samping nya.

Perlahan Zion membuka mata nya saat tangan nya tidak menemuka apa yang dia cari. Zion melirik ke sekeliling kamar itu dan tetap tidak menemukan gadis kecil nya.

Zion beranjak dari ranjang dan berjalan ke arah kamar mandi dan tetap tidak menemukan gadis itu. Zion memutus kan untuk turun dan melanjut kan pencarian nya.

"Awwww...." Teriak seseorang yang terdengar dari arah dapur. Zion mengenal suara itu. Dengan cepat Zion langsung berlari ke arah suara itu dan melihat Abi yang sedang meringis kesakitan sambil memegangi tangan nya yang berdarah.

Zion langsung meraih tangan Abi dan mengisap darah nya dengan mulut nya. Abi dan yang lainnya termasuk bi Inah yang ada di dapur kaget melihat reaksi Zion.

"Awww sakit ka." Ucap Abi saat Zion sudah selesai menghisap darah yang ada di tangan Abi.

"Kenapa kamu masuk ke sini? Sejak kapan saya mengijin kan kamu untuk masuk ke dapur hah?"

"Dan kalian semua, apa gaji kalian masih kurang sehingga kalian membutuh kan bantuan gadis kecil ini hanya untuk melakukan hal sekecil ini."

"Apa kalian sudah bosan bekerja di sini hah?"

"Termasuk bi Inah, saya menugas kan bi Inah untuk memantai gadis ini, bukan malah membiar kan nya melakukan pekerjaan ini." Bentak Zion yang membuat semua orang yang ada di sana terdiam ketakutan sambil menunduk kan kepala mereka masing masing.

"Kenapa kalian semua malah diam hah? Apa kalian tidak punya mulut untuk berbicara?" Bentak Zion yang membuat mereka semua semakin ketakutan.

"Maafkan saya tuan" Bi Inah membuka suara.

"Ini bukan salah bi Inah atau pun salah mereka ka. Tadi bi Inah sudah larang Abi buat bantuin mereka, tapi Abi malah maksa. Kalau ka Zion mau marah, silahkan marah nya ke Abi jangan sama mereka." Ucap Abi berusaha membela bi Inah dan asisten yang lain.

"Saya tidak butuh penjelasan dari kamu."

"Terus ka Zion butuh penjelasan dari siapa? Ka Zion marah marah mulu kayak ibu tiri. Padahal kan tangan Abi cuman luka dikit." Ucap Abi polos yang membuat bi Inah tertawa kecil sedang kan Zion malah memasang wajah geram ke arah Abi.

"Saya peringat kan kepada kalian, ini terakhir kali nya kejadian seperti ini terrjadi di rumah ini, jika hal seperti ini terjadi lagi, saya tidak akan segan segan untuk memecat kalian semua." Ucap Zion yang di balas anggukan oleh bi Inah dan yang lain nya.

Zion lalu berjalan ke arah Abi dan langsung mengangkat tubuh Abi lalu berjalan ke luar dapur. Abi yang kaget langsung memukul mukul tubuh Zion pelan.

"Ihhh ka Zion ngapain? Turunin Abi, yang luka itu cuman tangan Abi bukan kaki."

"Kamu diam atau saya lempar kamu ke luar." Ancam Zion yang langsung membuat Abi diam dan langsung mengalung kan tangan nya ke bahu Zion dan menyembunyikan wajah nya di dada bidang Zion.

Zion tersenyum tipis melihat tingkah lucu gadis kecil nya itu. Setelah sampai di kamar Zion, ia lalu menurun kan Abi di sofa yang ada di kamar nya tersebut.

Zion langsung mengambil kotak P3K sedang kan Abi masih sibuk melirik ke sekitar kamar, dia begitu kagum akan arsitektur kamar Zion. Kalau Abi tidak salah ingat, ini pertama kali nya ia masuk ke kamar ini dan baru melihat arsitektur nya yang begitu indah.

"Kamar ka Zion bagus banget." Ucap Abi spontan.

"Kamu mau tinggal di sini?" Tanya Zion asal asalan sambil membersih kan luka di tangan Abi.

"Mau dong." Jawab Abi yang langsung membuat Zion menghenti kan kegiatan nya.

"Kamu tidak salah?. Saya tidak yakin bisa menahan diri saya jika kamu berada di dekat saya."

"Maksud ka Zion apa?" Tanya Abi yang tidak mengerti maksud perkataan Zion (Polos bet ni anak.)

"Dasar bocah." Ucap Zion yang langsung mendapat tatapan tajam dari Abi.

"Abi bukan bocah ya. Abi itu udah dewasa, bukti nya umur Abi udah 18 tahun." Bela Abi yang langsung mendapat cubitan singkat di pipinya.

"Iya iya. Abi udah dewasa ya?" Tanya Zion seperti anak kecil.

"Sudah dong. Tapi walau pun Abi udah dewasa, Abi tetep adek nya ka Zion kan?" Zion tersenyum mendengar penuturan Abi. Mengapa anak ini benar benar polos? tanya Zion dalam hati.

"Untuk sementara waktu Abi masih jadi adekan kok."

"Sementara? Maksud ka Zion apa? Berarti nanti ka Zion ngak mau nganggep Abi adek lagi ya? Ka Zion jahat, Abi benci sama ka Zion, Abi ngak mau ketemu sama ka Zion lagi, Abi..."

cupppp...

Zion mencium singkat bibir Abi. Zion mengelus bibir Abi sambil menunjuk kan senyum nya.

"Sementara Abi akan jadi adek. Tapi nanti ada saat nya Abi akan jadi istri bukan adek lagi."

"Jadi istri ka Zion?" Tanya Abi spontan yang di balas anggukan oleh Zion.

"Yeiii, Abi mau. Seriusan ya kak. Nanti Abi harus jadi istri kak Zion. Abi janji Abi akan jadi istri yang baik. Abi bakal sering bersih bersih rumah dan siapin makan buat ka Zion." Ucap Abi dan entah mendapat keberanian dari mana, Abi berhambur ke pelukan Zion dan mencium bibir Zion singkat.

Zion yang masih kaget dengan reaksi Abi hanya diam tidak tahu harus melakukan apa.

Abi yang masih ada di pangkuan Zion hanya tertawa tawa kecil. "I can't control myself when i see you like this."

Zion langsung menarik tengkuk Abi dan tangan yang satu nya lagi menarik pinggang Abi agar lebih dekat dengan nya.

Kini bibir mereka saling bersentuhan. Tangan Abi yang entah sejak kapan, kini sudah melingkar indah di leher Zion.

Ciuman kali ini begitu panas. Abi yang biasa nya hanya mengikuti arahan dari Zion, kini beberapa kali dia memimpin ciuman itu. Abi mulai memagut bibir Zion dan melakukan seperti yang biasa di lakukan oleh Zion.

Zion akhir nya melepas kan ciuman mereka. "Kamu sudah mulai nakal Abi." Gida Zion yang membuat Abi tersipu malu.

"Kan yang ngajarin Abi itu ka Zion." ucap Abi lalu langsung memeluk Zion.

"Saya hanya ingin kamu tau kalau saya sama sekali tidak main main dengan ucapan saya yang tadi." Ucap Zion sambil mengelus rambut Abi.

"Abi juga ngak bercanda kok. Tunggu Abi lulus sekolah terus kuliah dan kita nikah ya ka. Pokok nya ka Zion ngak boleh punya pacar. Awas aja kalo ka Zion punya pacar, Abi ngak mau lagi ketemu sama ka Zion, dan Abi bakal cari suami baru."

"Ka Zion janji ya?" Tanya Abi sambil mengeluar kan jari kelingking nya di depan Zion.

"Iya saya janji." Balas Zion sambil menggabung kan jari kelingking mereka berdua.

Zion terlihat begitu bahagia hari ini. Entah apa yang membuat nya begitu senang mendengar penuturan Abi tadi. Zion sendiri apakah Abi mengerti dengan kata kata yang keluar dari mulut nya tadi.

Zion sendiri juga belum yakin akan hati nya saat ini, apakah hati nya sudah benar benar jatuh kepada gadis kecil yang ada di pelukan nya saat ini atau ia hanya Zion jadikan sebagai pelampiasan saja?

Zion tidak mengerti dengan perasaan nya saat ini. Namun jujur dari hati yang paling dalam, Zion benar benar tidak ingin kehilangan Abi saat ini, jangan kan kehilangan, tidak melihat Abi untuk beberapa saat saja sudah membuat dia begitu gelisah.