Chereads / Single Father / Chapter 26 - MASA LALU KELAM.

Chapter 26 - MASA LALU KELAM.

"Bagaimana keadaan Brie?" Tanya Ermelinda Kezia kepada Dokter Natanael yang baru saja keluar dari kamar Briella Amora usai memeriksa kondisi gadis itu.

"Nyonya, kondisi Nona Briella semakin parah, sebaiknya Nyonya membawanya ke psikiater untuk melakukan terapi, sebelum semuanya menjadi parah. Sebab Nona Briella benar-benar mengalami traumatis yang bisa membuatnya.... "

"Dia tidak akan kemana-mana!!?" Seru Keanu Kael yang baru saja tiba bahkan langsung menyela pembicaraan Ermelinda Kezia dan Dokter Natanael.

"Apa maksudmu sayang? Putri kita sedang sakit sekarang, dia butuh perawatan." Balas Ermelinda Kezia menatap sang suami tak percaya.

"Dia seperti itu karena ulahnya sendiri. Aku tidak pernah menyuruhnya untuk pergi sore itu, tapi kenapa anak itu tetap keras kepala, jadi jika sekarang ia mendapatkan masalah, kita tidak akan berbuat apa-apa untuknya." Jawab Keanu Kael dengan amarahnya. Menunjuk kamar Briella Amora dengan telunjuk sementara tatapan tajam menatap sang istri dengan mata berkaca.

"Sayang,"

"Biarkan dia menyelesaikan masalahnya sendiri. Bukankah dia selalu merasa bisa menangani masalahnya sendiri?" Balas Keanu kael bersidekap, mengabaikan air mata Ermelinda Kezia yang sudah menitik. Seharusnya ia tahu, jika Keanu Kael tidak pernah memperdulikan putri mereka.

"Bukankah kau sangat keterlaluan? Brie itu anakmu Ken. Tidakkah kau memiliki rasa iba sedikit saja?" Seru Ermelinda Kezia dengan isakkannya.

"Aku tidak pernah merasa memiliki anak Erme, bukankah sudah aku katakan berulang kali? Dia bukan pautriku. AKU TIDAK PERNAH MENGINGINKAN ANAK ITU!!"

"CUKUP.!!?"

PLAAAKKK....

"JANGAN SENTUH IBU!!?" Teriak Briella Amora yang langsung berlari keluar kamar dengan keadaan kacau dan tanpa sadar langsung mendorong tubuh Keanu Kael dengan sangat keras.

PLAAAKKK!!

Hingga satu tamparan kembali mendarat tepat di wajah Briella Amora yang langsung terjungkal kebelakang.

"Tuan Keanu bisakah anda tenang? Dia putri anda, dan kondisinya masih belum stabil sekarang." Sela Dokter Natanael yang mencoba menengahi. Tidak tahan melihat kekerasan yang di lakukan Keanu Kael kepada istri dan putrinya.

"Ini bukan urusan anda dokter Natanael, sebaiknya anda pergi diri sini selagi aku masih bersikap baik," Desis Keanu Kael menatap tajam. Hingga di menit kemudian Dokter Natanael terlihat melangkah meninggalkan ruangan tersebut, meski dengan berat hati.

"AKU MEMBENCIMU!!? AKU SANGAT MEMBENCIMU!!?" Teriak Briella Amora lantang yang dengan sekuat tenaga langsung berdiri dan kembali mendekati Keanu Kael.

"Cukup Briella!!? Ibu mohon, hentikan," pinta Ermelinda Kezia dengan tangisnya, bahkan ia langsung meraih tubuh sang putri untuk di peluknya erat, tak ingin ia terluka lagi jika terus berhadapan dengan sang Ayah yang saat ini tengah di penuhi amarah.

"Jika kau memang menyayangi Ibumu, berhenti berbuat masalah dan pergilah!!Pergi sejauh mungkin, dan jangan pernah kembali." Ucap Keanu Kael dengan tatapan penuh kebencian.

"AKU TIDAK AKAN PERNAH MENINGGALKAN IBU!!" Teriak Briella Amora lantang. "AYAH KEHILANGAN HARTA KARENA KESERAKAHAN AYAH SENDIRI, TAPI IBU KEHILANGAN KELUARGA DAN SEMUANYA ITU KARENA AYAH!!"

"Ah Shit, kau lagi-lagi berbicara keras denganku?" Ucap Keanu Kael menyeringai, melangkah menghampiri dan langsung mencengkram leher Briella Amora erat, hingga membuat Briella Amora tak berkutik dengan nafas yang tercekik, berusaha menggapai dinding untuk dib pegangnya, bahkan Ermelinda Kezia yang langsung memegangi legan penuh otot Keanu kael tidak bisa berbuat apa-apa.

"Pergilah, kau pikir ibumu kehilangan keluarga karena siapa? ltu karena kamu. Sama seperti aku yang tidak menginginkanmu sedikitpun, begitu pula dengan keluarga ibumu yang juga tidak menginginkanmu!" Ucap Keanu Kael.

"CUKUP.... AKU MOHON CUKUP!!?" Raung Ermelinda Kezia semakin terisak. Bersamaan dengan cengkraman tangan Keanu Kael yang terlepas, menyisahkan bekas merah di leher Briella Amora yang hanya terdiam menatap sang ibu yang terus menangis.

"Jadi kau tahu sekarang, kenapa Ibumu bisa kehilangan segalanya, itu karena dia lebih memilih melahirkanmu dan mengabaikan perkataan keluarganya. Akibatnya ibumu yang bodoh ini di buang dan hidup menderita!" Ucap Keanu Kael yang langsung melangkah pergi. Meninggalkan Briella Amora yang mulai menitikkan bair mata.

"Ibu, " Gumamnya dengan tubuh yang sedikit bergetar, menahan tangis.

"Itu tidak benar Nak... Itu tidak benar," Ucap Ermelinda Kezia meraih tubuh sang putri untuk di peluknya erat.

Air mata Briella Amora akhirnya tumpah di atas bahu sang ibu. Briella Amora menagis dalam diam, tak bersuara sedikitpun, ia hanya bisa mencengkram erat ujung baju sang ibu untuk menahan rasa sesak di hatinya. Ia sudah merasakan sejak dulu jika ayahnya sendiri sangat membencinya, entah apa alasan sang ayah, hingga ia tidak berhak mendapatkan kasih sayang darinya. Meskipun demikian, Briella Amora sudah tidak perduli lagi. Sebesar apapun kebencian Keanu Kael terhadapnya. Namun jika penderitaan ibunya selama ini di sebapkan oleh dirinya, ia benar-benar tidak akan memaafkan dirinya sendiri, sebab tidak tahu harus berbuat apa, jika memang itu benar.

"Ibu, aku lebih percaya Ibu, apa Ibu baik-baik saja? Biar aku obati luka Ibu," Ucap Briella Amora melepaskan pelukan sebelum mengusap air mata yang membasahi wajahnya. Tak ingin membuat sang ibu semakin bersedih, Briella Amora mengulas senyum, menangkup wajah ibunya penuh kasih.

"Aku tidak percaya padanya, seribu kalipun ia mengatakan hal yang sama, aku tidak akan percaya padanya, aku hanya percaya kepada ibu, jadi ibu tidak perlu khawatir." Ucap Briella Amora sekali lagi.

"Brie sayang, berhentilah mengkhawatirkan Ibu, Ibu mohon... Kau sakit sekarang, bahkan Ibu tidak bisa berbuat apa-apa untukmu nak." Balas Ermelinda Kezia kembali memeluk tubuh putrinya.

"Ibu, mungkin Ayah benar, bukankah sebaiknya aku pergi dari sini? Aku... "

"Tidak sayang... jangan pergi, jangan.. " Sela Ermelinda Kezia semakin terisak di dalam pelukan Briella Amora.

"Aku akan baik baik saja ibu, aku akan berada di tempat yang berbeda, tempat yang membuatku jauh lebih baik, tempat yang tidak akan mengingatkan diriku tentang semua kenangan buruk yang terjadi di sini. Jadi aku mohon... "

"Tidak sayang, jangan tinggalkan ibu," Pinta Ermelinda Kezia semakin terisak.

"Ibu, izinkan aku pergi."

"Tidak, kau akan baik baik saja disini, ibu akan melakukan apapun untuk menyembuhkanmu."

"Tapi tidak ada yang bisa menyembuhkanku, selain diriku sendiri. Aku mohon." pinta Briella Amora.

Setidaknya dengan ia menghilang mungkin ayahnya bisa berubah dan lebih menyayangi ibunya, tanpa ada dirinya di antara mereka.

Air mata Ermelinda Kezia kembali menetes dari kelopak mata, kenangan satu tahun lalu yang masih terekam jelas di ingatannya kembali hadir.

"Ibu, ada apa?" Tanya Briella Amora seketika mengusap air mata Ibunya yang terus menetes.

"Ibu tidak apa-apa Nak,"

Ibu hanya merasa menyesal, sebab tidak berada di sampingmu di saat kau benar-benar membutuhkan Ibu saat itu. Maafkan Ibu sayang... Ibu benar-benar menyesal, seharusnya Ibu tidak membiarkanmu pergi saat itu. Seharusnya Ibu selalu menemanimu. Jawab Ermelinda Kezia dalam hati. Terus menyesali keputusannya atas sang putri saat itu.

"Jadi, selama aku bekerja di keluarga Orion, bisakah Ibu tetap di Apartemen, dan tidak kemanapun? Aku khawatir jika dia menemukan Ibu, dia akan menyakiti Ibu lagi." Balas Briella Amora masih menangkup wajah sang ibu yang langsung mengangguk setuju. Ia hanya ingin mendengarkan ucapan dan keinginan Briella Amora putrinya, sebab ia tahu, selama ini gadis itu hanya ingin melihat kebahagiaannya, tidak ingin melihatnya menangis dan bersedih.

"Ibu setujukan?" Tanya Briella Amora sekali lagi.

"Iya Nak," Jawab Ermelinda Kezia mengangguk pelan, mengulas senyum sambil menggenggam telapak tangan hangat putrinya yang masih menempel di pipinya.

"Terimakasih Ibu," Ucap Briella Amora balas tersenyum. Terimakasih karena tidak mebuatku cemas. Batinnya kembali memeluk tubuh Ibunya untuk mengamankan dirinya di pelukan hangat tersebut.

* * * * * *

SUPERMARKET.

"Brie, " Panggil Dilwyan Kin yang sudah berdiri bdi hadapan Briella Amora yang langsung menghentikan aktifitasnya.

"Iya Kak," Jawabnya.

"Apa lukamu sudah membaik?" Tanya Dilwyan Kin kembali mengamati luka-luka Briella Amora yang masih terbungkus perban.

"Iya Kak, ini sudah membaik. Bahkan aku tidak merasakannya lagi," Balas Briella Amora tersenyum lebar seperti kebiasaannya.

"Yah, mau heran tapi itu kau, " Balas Dilwyan Kin menggeleng pelan.

"Tapi, bukankah kakak sudah memberikanmu waktu libur dua hari? Seharusnya kau tidak masuk dulu untuk bekerja, kau membuat kakak terlihat seperti atasan kejam tak punya hati Briella." Kelu Dilwyan Kin bersidekap yang sontak membuat Briella Amora terbahak, melupakan sudut bibir yang masih lecet.

"Dan kau tertawa puas sekarang, apa kau menikmatinya?" Sambung Dilwyan Kin yang semakin membuat Briella Amora terkekeh, memegangi perutnya, dengan sedikit air mata yang keluar dari sudut matanya.

"Yak, hentikan!! Sepertinya kau sudah tidak tertawa selama bertahun-tahun. Kau bisa sakit perut jika terus tertawa seperti itu. Padahal kakak tidak melakukan apapun, apa kau sebahagia itu melihat kakak?"

"Entahlah, aku selalu saja bahagia jika bersama kakak," Balas Briella Amora mengusap air matanya yang menetes akibat kebanyakan tertawa.

"Yah, kakak bersyukur, setidaknya hanya itu yang bisa kakak lakukan untukmu, membuatmu tertawa." Balas Dilwyan Kin membantu Briella Amora untuk kembali menyusun barang.

"Kak, " Panggil Briella Amora perlahan.

"Hmm, "

"Ada sesuatu yang ingin aku katakan kepada kakak." Ucap Briella Amora terlihat serius sambil terus menyusun barang yang tinggal beberapa lagi di dalam troli.

"Ada apa Briella? Kau nampak serius, kau tidak meminta aku menaikkan gajimu kan?" Tanya Dilwyan Kin masih fokus dengan barang barang yang di susunnya.

"Tidak kak. Sepertinya mulai besok, aku tidak bekerja di sini lagi." Ucap Briella Amora yang membuat Dilwyan Kin terkejut, menghentikan aktifitasnya dan menatap Briella Amora.

"Maksudnya?" Tanya Dilwyan Kin menginginkan Briella Amora mengulang kembali kalimat yang baru saja ia ucapkan. Padahal Dilwyan Kin sendiri yakin jika ia tidak tuli, dan pendengarannya masihlah sangat normal.

"Ini hari terakhirku bekerja di sini, maaf," Ucap Briella Amora bersamaan dengan barang yang sudah tersusun rapi di dalam rak dengan troli yang sudah kosong pula.

"Tapi kenapa mendadak, apa ada masalah? kau baik-baik saja kan?" Tanya Dilwyan Kin masih mengamati Briella Amora dengan kekhawatiran, sedang Briella Amora yang masih berdiri di sana langsung membalasnya dengan anggukan.

"Iya kak, aku baik-baik saja. Sungguh, aku tidak apa-apa." Balas Briella Amora cukup meyakinkan Dilwyan Kin yang hanya mengangguk pelan, nampak terlihat sedih atas keputusan Briella Amora yang ia anggap begitu tiba-tiba.

Sebab Briella Amora adalah karyawan yang begitu di idamkan oleh atasan. Ia gadis cekatan, pekerja keras, dan juga rajin. Sudah sangat di pastikan jika Dilwyan Kin akan benar benar kehilangan Briella Amora. Di sisi lain, Briella Amora adalah gadis spesial baginya.

"Tapi kenapa berhenti secara tiba-tiba?" Tanya Dilwyan Kin nampak lesu.

"Aku... " Kalimat Briella Amora terhenti. Berat untuk mengatakan jika ia akan menjadi pengasuh seorang tuan muda keluarga Orion.

"Baiklah. Kakak tidak mungkin memaksamu untuk mengatakan alasannya jika memang kau tidak ingin mengatakannya, selama kau baik-baik saja, sungguh tidak masalah." Ucap Dilwyan Kin perlahan seraya menepuk pundak Briella Amora pelan.

* * * * *

Bersambung...