Briella Amora berdiri mematung di depan rak dengan perasaan kalutnya. dia menatap jejeran rak yang berisi berbagai macam camilan yang sejak tadi susun rapi. Hingga suara bel terdengar dari arah pintu supermarket yang menandakan jika ada seorang pembeli yang berkunjung.
"Selamat siang Tu..... Tuan Aksel?" Tanya Briella Amora saat mengangkat kepalanya yang sejak tadi menunduk, dan mendapati wajah Aksel Regan yang tengah berdiri dengan senyum di hadapannya.
"Selamat siang Nona Briella, kita bertemu lagi." Sapa Aksel Regan sedikit membungkuk.
"Siang Tuan,"
"Maaf jika mengganggu jam istrahat anda Nona Briella."
"Tidak masalah Tuan," Balas Briella Amora.
"Bisakah saya meminta waktu anda sebentar?" Tanya Aksel Regan yang langsung di sambut anggukan oleh Briella Amora menyetujui.
"Apa kita perlu ke Cafe.... "
"Ah tidak... tidak... sepertinya di sini sudah cukup." Balas Aksel Regan dengan cepat.
Cuaca di luar cukup panas, aku tidak sanggup untuk berjalan saat ini. Batin Aksel Regan saat mengalihkan pandangannya keluar ruangan dengan mata menyipit saat sinar matahari menyilaukan matanya.
"Baiklah, di luar juga cukup panas," Balas Briella Amora ikut mengalihkan pandangan keluar ruangan dengan helaan nafas panjang,
"Silahkan duduk tuan Aksel," Sambung Briella Amora yang langsung mempersilahkannya untuk duduk deretan sebuah kursi panjang yang tersedia di dalam supermarket tersebut, kursi yang memang sudah di siapkan khusus untuk para pelanggan yang akan menikmati coffee di sana.
"Saya ke sini hanya untuk menyerahkan kontrak untuk nona Briella pelajari terlebih dulu." Ucap Aksel Regan yang langsung meletakkan sebuah map berwarna biru di atas meja, tepat di depan Briella Amora yang langsung menatap map biru tersebut.
"Ini, "
"Kontrak, atau perjanjian kerja yang harus Nona Briella Amora pelajari dan tandatangani." Jelas Aksel Regan,
"Silahkan di baca dulu." Lanjutnya.
"Tidak perlu!!" Balas Briella Amora meraih sebuah pulpen yang sudah di letakan Aksel Regan di atas map tersebut dan langsung menandatangani kertas yang berisikan beberapa poin penting dan juga kesepakatan kerja, bahkan tanpa membacanya terlebih dahulu. Merasa jika ia memang sudah menyetujui semua persyaratan yang akan di berikan padanya. Selama itu tidak membunuhnya, ia rasa tidak masalah, meski tak mengetahui poin poin yang tertulis di dalam kontrak tersebut. Bahkan Aksel Regan yang melihat hal tersebut nampak menaikkan alis.
Apa dia tidak membacanya terlebih dahulu? Tanya Aksel Regan dalam hati, menatap lembaran kontrak dan Briella Amora secara bergantian.
"Nona Briella, apa anda tidak akan membaca isi kontrak itu terlebih dahulu?" Tanya Aksel Regan.
"Tidak perlu, apapun persyaratan yang keluarga Orion berikan padaku, aku akan menerimanya," Jawab Briella Amora, selama itu tidak membunuhku. Batinnya menutup map tersebut.
"Baiklah, meskipun di sana ada beberapa Poin penting yang harus Nona baca, tapi tidak masalah. Dan, mulai besok Nona sudah mulai bekerja di Keluarga Orion," Balas Aksel Regan kembali membuka map dan tanda tangan tangan Briella Amora tertera jelas di sana.
"Iya Tuan," Angguk Briella Amora.
"Dan satu lagi, selama anda tinggal di Mansion, mungkin anda hanya akan bisa mengunjungi ibu anda sebulan sekali, "
"Ah iya," Briella Amora tersenyum, "Tidak masa... ha? A-apa? Tinggal di Mansion?" Tanya Briella Amora baru menyadari, bahkan senyumnya seketika pudar, berganti dengan wajah bingung lenkap dengan kedua mata sedikit melebar plus mulut mengaga.
"Benar, apa ada yang salah?" Tanya Aksel Regan menatap wajah Briella Amora sambil berusaha menahan rasa yang menggelitik di dalam perutnya, ketika melihat betapa lucu gadis di depannya saat ini. Antara lucu dan bodoh, itulah yang ada di dalam pikiran Aksel Regan saat ini.
"Maksudnya, saya harus tinggal di Mansion?" Tanya Briella Amora memperjelas pendengarannya. Untuk meyakinkan jika ia belum tuli.
"Tentu saja Nona, dan itu adalah salah satu perjanjian yang tertulis di dalam kontrak yang sudah Nona tanda tangani barusan." Jelas Aksel Regan yang membuat mata Briella Amora semakin melebar, bahkan dengan perlahan maraih map yang masih terletak di atas meja untuk di bukanya kembali. Dan di sana tertulis dengan jelas tentang pihak B sebagai dirinya yang harus tinggal di kediaman pihak A sebagai Claude Cavero.
Ah shiit, sebenarnya perjanjian seperti apa yang ada di dalam kontrak ini, astaga, kenapa aku tidak membacanya terlebih dahulu, malah langsung menandatanganinya, dasar bodoh. Umpat Briella Amora membatin, dengan satu sudut bibir sedikit bergetar, dan terlihat melengkung ke atas membentuk satu senyuman.
"Nona Briella, are you okay?" Tanya Aksel Regan masih menatap senyum kaku Briella Amora.
"Ah iya tuan Aksel, tentu saja, hahaha..." Balas Briella Amora seketika tersenyum dengan sangat lebar. Menyesal karena tidak membacanya terlebih dahulu, batinnya dengan tawa untuk menutupi keterkejutan hatinya.
"Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran anda?" Tanya Aksel Regan saat mendapati ekspresi kebingungan yang terlihat sangat jelas di wajah Briella Amora.
"Saya hanya mengkhawatirkan Ibu, sebab jika saya tinggal di Mansion, saya takut, jika Ayah menemukan Ibu dan berbuat kasar kepada ibu seperti kebiasaannya." Balas Briella Amora kembali menutup map tersebut dan menyerahkannya kepada Aksel Regan. Bahkan tak berniat untuk membacanya lagi.
"Nona Briella, apa anda mau mendengar saran saya?" Tanya Aksel Regan perlahan.
"Saran seperti apa Tuan Aksel?"
"Saya tidak tahu, sebesar apa masalah Ibu anda terhadap keluarganya, tapi. Ada baiknya jika Ibu anda menemui keluarganya. Itu adalah cara satu-satunya agar Ibu anda aman, dan juga terlepas dari cengkraman Ayah anda." Ucap Aksel Regan.
"Tapi Tuan, masalahnya tidak segampang itu, sebab, sudah sejak lama ibu saya di abaikan oleh keluarga besarnya sendiri, bahkan sebelum saya lahir, dan apa anda ingin mengetahui satu rahasia kecil yang tidak di ketahui semua orang?" Tanya Briella Amora menatap wajah Aksel Regan dengan wajah murungnya.
"Saya adalah cucu yang tidak di inginkan oleh keluarga besar Ibu. Bahkan tidak di harapkan untuk lahir di dunia ini. Dan bukan saja keluarga besar ibu saya, tetapi Ayah saya sendiri, sejak dulu tidak pernah menginginkan saya.
"Saya takut, jika kehadiran saya malah akan semakin memperkeruh suasana dan membuat mereka semakin membenci Ibu saya, mungkin bisa di katakan, jika saya dan ibu saya adalah orang yang terbuang." Sambung Briella Amora.
Aksel Regan menarik nafas berat, tidak menyangka jika masalah keluarga gadis ini sangatlah rumit. Bahkan ia tak heran akan sikap Keanu Kael yang begitu kasar terhadap putrinya sendiri, terlihat membenci dan tidak menginginkan. Jadi itu alasannya? Batin Aksel Regan, meskipun ia kembali merasa bingung, sebab Briella Amora tenyata benar-benar tidak mengetahui masalah yang sebenarnya terjadi di dalam keluarganya sendiri. Ia hanya tahu jika selama ini ibunya telah di buang, dan tak mengetahui alasan mengapa itu semua bisa terjadi.
"Apa Nona yakin, jika itu cerita yang sesungguhnya?" Tanya Aksel Regan.
"Maksud anda?"
"Sekali lagi saya minta maaf, jika saya terkesan masuk dalam urusan keluarga Nona Briella, tapi... Yang saya tahu, Keluarga besar Ibu Nona hanya tidak menginginkan Ibu anda terus bersama Ayah anda lagi, bukan tidak menginginkan cucu mereka." Balas Aksel Regan yang membuat Briella Amora terkejut dengan ekspresi yang tiba-tiba berubah. Berharap itu adalah benar, mereka bukan tidak menginginkan dirinya, tetapi tak menginginkan ayahnya.
"Apa benar begitu? Bahkan selama ini saya selalu merasa jika Ibu terkucilkan karena saya." Tanya Briella Amora dengan mata berkabut.
"Saya cukup banyak mengetahui tentang masalah keluarga Vernon, jadi saya juga tahu, jika sejak awal keluarga Vernon tidak menginginkan Ibu anda untuk menikah dengan orang lain, dan langsung menjodohkan Ibu anda dengan Ayah anda, tapi sayangnya sikap Ayah anda sudah membuat kedua orang tua Ibu anda kecewa, dan kembali menginginkan Ibu anda berpisah dengan Ayah anda." Jelas Aksel Regan dengan beberapa fakta baru yang lagi lagi membuat Briella Amora terkejut bahkan nampak terlihat syok namun tidak bisa berkata apapun lagi.
"Maaf. Tapi, sepertinya Tuan Aksel mengetahui banyak tentang keluarga saya, apa itu suatu kebetulan saja?" Tanya Briella Amora.
"Tentu saja, saya harus mengetahui segalanya, sebab Nona Briella sudah bekerja di keluarga Orion, dan maaf, siapapun yang masuk di keluarga Orion harus jelas asal usul dan semuanya. Nona Briella mengerti kan sekarang? Kenapa saya bisa mengetahuinya." Jelas Aksel Regan yang membuat Briella Amora hanya bisa melongo seraya menelan ludah kasar. Sedikit mengangguk, sebelum akhirnya kembali mengulas senyum.
"Mungkin ada baiknya jika Nona bisa membantu Ibu Nona untuk kembali ke keluarga besarnya. Percayalah, nona adalah seorang cucu yang di harapkan, dan pasti sangat di rindukan." Saran Aksel Regan.
"Benarkah?"
Bahkan selama ini aku tidak pernah merasa jika ada yang menginginkanku selain Ibu. Batin Briella Amora nampak berfikir, terlihat ragu dan tidak yakin jika semua akan berjalan dengan mudah.
"Sebab yang saya lihat, semakin lama, Ayah anda semakin bersikap tidak wajar, saya hanya merasa khawatir. Jika Ayah anda berbuat nekat dan membuat masalah kepada keluarga Orion." Ucap Aksel Regan.
"Iya, saya tahu." Briella Amora mengangguk paham.
"Jadi, sebaiknya Nona mengikuti saran saya."
"Iya Tuan, tentu saja, setelah saya membicarakan masalah ini dengan Ibu." Balas Briella Amora mengangguk pelan.
"Baiklah, saya rasa semuanya sudah beres, dan besok. Pukul tujuh pagi, Tuan besar menunggu anda di Mansion." Lanjut Aksel Regan beranjak dari duduknya.
"Baik Tuan," Balas Briella Amora yang lagi-lagi hanya mengangguk mengiyakan perkataan Aksel Regan.
* * * * *
Bersambung...