Chapter 24 - Episode 24

Alna yang terjatuh jauh dari Zahra, Zrine, Hadley juga Isla tidak tahu harus melakukan apa. Bahkan di saat seperti ini kekuatannya tidak bisa di ajak berkompromi sama sekali.

Betapa kerasnya nanti saat Alna menghantam lantai kristal yang kuat dan kerasnya na'udzubillah! Mungkin ia akan menjadi manusia terlentur di seluruh penjuru Galaksi dengan remuknya tulang-tulang di tubuhnya, jika ia memang masih selamat.

Tiba-tiba saja ia teringat dengan kejadian saat hampir terjun jatuh dari tangga sebelum itu memang terjadi. Entah hanya ingin melampiaskan ketakutannya atau memang asal-asalan, dengan kencang Alna berteriak.

"MOONBOT TOLONG AKU!"

Wussshh!!!

Rasanya seperti anda menjadi IronMen, lupakan!

Alna merasakan tubuhnya sangat ringan tanpa beban berat badan. Seketika matanya yang tertutup kembali spontan terbuka saat sebuah pikiran buruk melintasi otaknya. Apa ia selamat? Kenapa ringan? Atau ia sudah roji'un?

Tidak! Ada sebuah gelembung berwarna biru transparan yang mengelilingi dirinya. Hingga ia tersadarkan saat gelembung itu menariknya ke sebuah tunggangan.

"ALICORN CRYSTAL?" hebohnya saat melihat seekor kuda kristal biru betina yang memiliki sepasang sayap indah dan tanduk sihir menabjubkan.

Alicorn itu memiliki tubuh yang berwarna biru aqua. Rambut dan ekor Alicorn itu memiliki empat gradasi warna antara putih, biru, merah muda dan ungu. Ujung sayapnya tampak berkilau berwarna merah muda dan bulu mata yang lentik. Satu yang paling ia sukai dari Alicorn itu, sebuah mahkota emas yang terdapat satu buah kristal biru berbentuk hati terpasang apik di atas gagang mahkota.

Entah darimana mulutnya bertanya seperti itu, seakan ia sedang memastikan padahal sama sekali tidak pernah tahu.

Alicorn itu bersuara, seakan ia sedang menjawab pertanyaan Alna.

"Uwaww! Jadi kalian nyata?"

Anggukan yang Alna lihat dari Alicorn itu ia anggap sebagai jawaban. Alna bersorak senang sembari mengelus leher Alicorn itu.

"Terimakasih sudah menolongku, aku baik-baik saja berkatmu,"

Lagi-lagi Alicorn itu bersuara menjawab pertanyaan Alna, seakan ia mengucapkan sederet kalimat pada Alna.

"Itu sudah menjadi tugasku untuk menjagamu," sekiranya itu yang Alicorn ucapkan.

Dari kedua sisi Alna bersama dengan Alicorn yang ia tunggangi, Zahra dan Isla datang dengan hewan tunggangan mereka masing-masing. Begitupun dengan Zrine dan Hadley yang juga datang bersama dengan hewan tunggangan mereka.

Kini mereka berlima terbang beriringan bersama dengan para hewan tunggangan mereka. Alna dengan Alicorn Kristal super cantik dan anggunnya. Zahra dengan Unicorn Kristal bertanduk tanpa sayap berwarna merah muda dengan warna hijau toska dan lilac di ekor dan rambutnya, Zrine dengan Pegasus bersayap tanpa tanduk berwarna kuning yang dimana ekor dan rambutnya berwarna merah muda dan ungu, Hadley dengan Phoenix Thunderstormy yang berwarna lilac dengan ujung sayap berwarna biru dan merah, juga tidak lupa dengan Isla dengan bangganya menunjukkan tunggangannya, Phoenix Frostfire dengan tubuh berwarna merah hati yang kedua ujung sayapnya berwarna seperti percikan api dan air. Empat hewan tunggangan -selain milik Alna- memiliki sebuah kalung emas dengan liontin kristal yang berbeda bentuk dan warna.

Kelimanya mengarahkan hewan tunggangan masing-masing untuk kembali turun di lapangan yang berada di lantai paling bawah, lebih tepatnya berada di bawah jembatan tingkat 1.

Seakan sedang memasuki kawasan medan perang, lima ekor hewan tunggangan itu dengan hebatnya saling berjejer dengan rapi, sehingga seluruh atensi semua orang di ruangan ini menatap lima hewan itu dengan tatapan yang begitu kagum. Sangat aesthetic dan impresive!

Meer bertepuk tangan kagum setelah terjadi keheningan beberapa detik tadi.

"Itu luar biasa ladys, bagaimana kalian melakukannya?" pujian dan sebuah kalimat pertanyaan Meer tertuju pada lima orang penunggang hewan hebat itu.

Alna menatap duo Z dan duo Bundaran HI bergantian, lalu mereka mengangguk kompak. Mereka turun dari tunggangan mereka dan menemui guru master mereka.

"It's a very perfect my student, aku akan beri kalian nilai sempurna pada kelas hari ini,"

Entah mengapa mereka berlima tak ada yang bersorak riang atau setidaknya menunjukkan raut bahagia dan senang. Mereka hanya bingung saat ini, bagaimana mereka menjelaskannya jika mereka hanyalah tersangka sebagai korban yang tertolong oleh pahlawan ke-pagi-an tunggangan mereka?

"Aku bahkan tidak tahu siapa nama Phoenix Api Beku ini?" Isla berbisik ke arah Zahra, mengakui keanehannya.

Zahra menarik tatapannya ke bawah. Ia juga tidak tahu siapa nama Unicorn Kristal itu.

Dengan kompak keduanya tersentak kaget saat merasakan sebuah suara seperti angin yang berhembus melewati mereka sedang berbicara memberitahukan nama hewan penunggang mereka.

"Blice?" tanya Isla bingung.

"Straidyzie" tambah Zahra yang juga bingung.

Kemudian mereka mengangguk serempak. Paham dengan maksud hembusan angin itu.

"Eh!" kompak Zahra dan Isla merasakan ada yang aneh dengan diri mereka.

Sesuatu yang aneh seperti hembusan angin itu juga terjadi pada Zrine dan juga Hadley.

"Nama yang bagus, Skyfly," ucap Hadley yang menganggukkan kepalanya tanpa sadar.

Zrine menoleh menatap Hadley dengan bangga. "Dia juga. Iya, 'kan Flutterain?"

Bagaimana dengan Alna? Anak itu bahkan sudah lebih dulu tahu saat ia masih menunggangi Alicorn itu.

"Namamu Mi Amoura Twicalucia Cadanza , bukan?" Alna melihat Alicorn di sampingnya yang mengangguk.

"Tapi itu terlalu panjang, butuh waktu lama untuk memanggil namamu,"

Alna merasakan sebuah rasa mengalir dalam tubuhnya saat ia mengelus leher Alicorn itu. Sebuah rasa dingin yang menyelimuti tubuhnya seakan terlintas seperti sebuah jawaban dari Alicorn itu.

"Twicalucia, panggilan yang sempurna."

Entah mengapa cara bicara Alna dengan Twicalucia berbeda dengan keempat remaja itu. Jika duo Z dan duo Bundaran HI berbicara lewat hembusan angin, berbeda dengan Alna yang berbicara lewat telepati dengan perantara sentuhan.

Apa ini ada hubungannya dengan kalung kristal yang di pakai Blice, Straidyzie, Skyfly, dan Flutterain dengan mahkota kristal yang di pakai Twicalucia?

***

Lima remaja penunggang hewan hebat tadi sedang duduk diam di samping hewan tunggangan mereka masing-masing yang juga sedang duduk beristirahat, wajah kelimanya begitu terlihat masih bingung dengan ucapan Meer tadi. Saat ini mereka berada di Taman belakang Akademi sembari menunggu kedatangan Alexandra, sekalian -dengan paksaan Zrine- menemani Alna yang sedang privat walau sudah meminta keempat orang itu pulang lebih dulu.

For you information, lima hewan tunggangan itu adalah hewan spesial dan istimewa. Karena itu mereka tidak di awasi atau di jaga ketat oleh Akademi di karenakan mereka juga memiliki tugas untuk menjaga kedamaian para hewan di penjuru Galaksi.

Meer mengatakan, jika lima hewan tunggangan ini adalah jenis hewan yang berbeda dari yang lainnya. Selain bisa memilih si penunggang, mereka adalah kawanan hewan yang memiliki pangkat tertinggi dari seluruh kawanan jenis hewan tunggangan lainnya.

Semua fakta itu dapat di buktikan dengan adanya mahkota juga kalung kristal yang di pakai kelima hewan itu. Benda itu di sebut sebagai Magic of Harmony, artinya adalah sebuah Kekuatan yang di dasari unsur yang Harmonis.

Apa maksudnya? Mereka tidak tahu sama sekali.

"Magic of Harmony memiliki unsur peran penting dalam menjaga sebuah keharmonisan para hewan di penjuru Galaksi, bukan hanya kawanan hewan tunggangan. Tapi semua kawanan jenis hewan di Galaksi,"

Alna menatap Straidyzie yang menjelaskan benda yang dipakai lima hewan itu. Ternyata bukan hanya dirinya saja, dua Z dan duo Bundaran HI itu juga mengalihkan atensi mereka pada Straidyzie.

"Apa kau yang berbicara pda kami tadi?" tanya Zahra pada Straidyzie.

Entah bagaimana Unicorn itu mengangguk. Berucap, "Telepati, cara bangsa kami berbicara dengan manusia. Ya, kecuali dengan para penunggang anggota kami tentunya,"

Alna menatap Twicalucia bingung, ia masih tidak paham dengan cara mereka bicara dengannya dan yang lainnya. Berharap Twicalucia menjelaskan padanya.

Sebelum Alna melontatkan pertanyaan pada Twicalucia, Alicorn itu lebih dulu memyela Alna yang akan bertanya padanya.

"Aku tidak asing dengan manik matamu,"

Ya, beberapa kali Twicalucia melihat manik midnight blue Alna yang menemukan sebuah cahaya pelangi di balik manik midnight blue itu. Twicalucia sepertinya pernah melihat manik mata itu.

"Kenapa? Ada yang salah?"

Twicalucia sedikit berpikir, ia mengingat kembali di mana ia pernah menemukan manik mata seperti milik Alna.

Sekelebat ingatan tersimpan di memori otak Twicalucia, meningatkannya pada siapa pemilik manik mata itu.

"Ratu Natashalmeera, kau 'kah itu?"

"Hah," Alna bahkan tidak mengenal siapa itu. Semua ingatan yang berkaitan dengan Ratu Natashalmeera telah di hapus oleh MoonBot dari memori otak Alna sehari sebelum keberangkatan mereka ke Galaksi Andromeda.

Twicalucia mendekatkan wajahnya ke Alna hingga dapat mengetahui jika Alna sedang menahan napasnya.

"Kalian berdua kenapa?" pertanyaan Zrine memecah atensi Alna dan Twicalucia yang saling menatap.

Alna menggeleng kecil, mengatakan jika tidak ada apa-apa. Pun juga dengan Twicalucia yang kembali bersikap anggun.

Sedikit masih melirik manik mata Twicalucia yang ternyata berwarna pelangi seperti miliknya jika saat bercahaya. Indah sekali!

"Ehem, bisa dengarkan sebentar penjelasanku kali ini?" tanya Blice dengan cengiran yang menampakkan gigi rapi dan putih yang bercahaya. Lupakan sebentar masalah telepati tadi!

Alna dan keempat sahabat -lama dan barunya- serempak menutup mata mereka yang silau terkena cahaya dari gigi putih Blice.

Berbeda dengan Flutterain yang menutupi matanya dengan sayap, Straidyzie yang memakai kacamata hitam yang entah ia dapat darimana, Skyfly hanya memasang wajah datarnya sambil menutup mata seakan sedang menghayati. Sedangkan Twicalucia hanya terkekeh kecil melihat tingkah Blice yang begitu percaya diri.

Beuuhh! Seekor Phoenix saja memiliki gigi yang sangat rapi dan putih. Bagaimana dengan kalian?

"Iya, iya, tapi tutup dulu cengiranmu! Itu membuat kami silau," jawab Zrine cepat. Ia tak ingin ambil resiko jika minus matanya bertambah. Wajarlah, diantara mereka hanya Zrine dan Alfa yang memakai kacamata.

Dengan gerakan secepat cahaya, Blice gesit menutup mulutnya. Blice kembali bersikap santai seperti tahta yang ia miliki. Santai tapi begitu tegas.

"Jadi apa yang ingin kau katakan, Blice?" tanya Zahra mengembalikan topik.

Blice melompat riang, lalu berjalan melewati tempat Isla yang duduk di sampingnya hingga sampai di ujung tempat Hadley dan Skyfly duduk di sana.

Langkah Blice terhenti di depan Twicalucia dan Alna yang menatap Blice bingung tapi tetap mengondisikan raut wajahnya untuk tetap datar.

"Namaku Blice, jika kalian belum tahu. Ehem, seekor Phoenix berjenis Frostfire yang memiliki peran sebagai pemegang Magic of Honesty. Sumber utama kekuatan Kejujuran para hewan di penjuru Galaksi,"

Mereka -kecuali para hewan- berlima kompak saling pandang. Isla terkekeh kecil membayangkan saat bagaimana Blice yang begitu jujur dalam melakukan sesuatu walaupun hal itu menjadi aibnya dan membuat para hewan tertawa.

"Lanjut Blice!" pinta Zahra tak ingin membuat Isla menyela.

Blice kemudian mundur dua langkah, lalu menunjuk Skyfly dengan sayap kirinya yang kebetulan Skyfly berada di sisi kirinya.

Atensi semua orang di Taman itu beralih menatap Skyfly. Sedangkan Skyfly yang mendapat tatapan dari lima manusia itu seketika risih.

"What are you looking at?" sontak lima remaja itu kembali fokus menatap Blice. Pertanyaan dingin dengan wajah datar Skyfly membuat mereka merinding sendiri.

Bangsa hewan bahkan tahu bagaimana menggunakan bahasa planet Bumi yang baik. Mereka sekolah?

"Skyfly, seekor Phoenix berjenis Thuderstormy. Mungkin kalian berpikir jika dia itu dingin, salah! Lebih tepatnya dia tsundere."

Skyfly menatap Blice tajam. "Bisa tidak kau bahas yang lain?"

Lima remaja yang kembali mendengar suara dingin Skyfly kembali di buat merinding, serempak mereka menatap Blice untuk segera mengganti topik.

Blice mengangguk cepat, tidak ingin mengambil resiko buruk jika Skyfly mengamuk nanti.

"Dia memiliki pangkat sebagai pemegang Magic of Kindness, sumber utama kekuatan Kebaikan."

Jika kalian berpikir Skyfly adalah Phoenix yang dingin dan cuek, maka kaian juga harus tau jika hanya Skylfy diantara Phoenix dan kawanan jenis hewan lainnya yang memiliki kebaikan yang luar biasa. Para hewan yang memiliki pangkat setara dengannya pun kalah baik jika di bandingkan dengan kebaikan Skyfly yang bahkan rela rambut panjang dan indahnya ia potong saat ada seorang kuda pony yang terlahir tanpa rambut dan ekor, tapi karena kebaikan Skyfly sendiri-lah yang membuatnya mendapatkan rambut pengganti yang lebih indah seperti sekarang ini.

Begitu mulianya hati lembutmu itu Skyfly! Rasanya ingin bertukar jiwa denganmu, malunya para manusia yang memiliki jabatan, tahta dan kekuasaan tapi sama sekali tidak memiliki akal atau pun hati.

"Di sampingnya, Futterain adalah seekor kuda berjenis Pegasus yang memegang pangkat Magic of Justice, sumber kekuatan penegak Keadilan, pangkat tertinggi ketiga." ia menghentikan penjelasannya, mengambil napas yang sempat habis karena setiap kali ia menjelaskan, ia hanya butuh sekali tarikan napas.

Aneh!

Blice kembali mengambil napas panjang dan...

"Dan Unicorn Straidyzie yang memegang Magic of Generosity, sumber kekuatan Pengampunan yang berhak menentukan hukuman. Pengampunan adalah pangkat tertinggi kedua."

Semua yang ada di taman itu menatap bingung Blice yang bertigkah seperti sedang menghitung. "Ada yang tahu dimana empat anggota yang lainnya?"

"Aku sudah mengatakannya padamu tadi," jawab Flutterain.

"APaPTT," jawaban yang lebih singkat, padat dan jelas dari Skyfly.

"Aku lupa," ucap Blice dengan wajah tanpa dosanya.

"Mereka berempat yang kalian maksud pemegang pangkat tertinggi?" tanya Hadley mewakili empat sahabatnya.

"Bukan," jawaban kompak serentak itu dijawab oleh Straidyzie, Flutterain dan Blice.

Alna tak kalah bingung dari keempat sahabatnya itu. Ia memutuskan bertanya, "Lalu siapa?"

Jawaban yang di berikan oleh Straidyzie begitu mengagetkan lima remaja itu.

"HAH!"

"Siapa?"

***

"Siapa?" entah Zrine tidak mendenganya atau hanya ingin memastikan jika pendengarannya tidak salah.

"Kalian kenapa? Aku tidak salah bicara, Twicalucia yang memiliki pangkat tertinggi diantara kami," kini semua atensi lima remaja itu mengarah pada

Twicalucia yang hanya diam dan tetap datar.

Melihat kebingungan lima manusia yang tak tahu apa-apa itu, Blice kembali berbicara. "Sepertinya aku harus menjelaskannya lagi,"

"Putri Mi Amoura Twicalucia Cadanza atau yang biasa kami panggil Putri Twicalucia, seekor Alicorn yang memimpin seluruh kawanan jenis hewan di Galaksi. Mahkota yang di pakai adalah pusaka utama sumber kedamaian para hewan, Magic of Harmony, kekuatan utamanya adalah Magic of Loyalty."

Alna mematung diam, antara kagum dan tertegun saat mendengar penjelasan Blice. Ia sangat tidak menyangka jika hewan yang di tungganginya sekaligus yang menolongnya tadi adalah pemimpin para kawanan hewan di seluruh penjuru Galaksi, Twicalucia adalah Putri mereka.

Pantas saja mengapa Meer begitu kagum dengan keberhasilan mereka berlima tadi. Alasannya simpel, mereka menungganggi kawanan jenis hewan yang memiliki pangkat-pangkat tinggi di Galaksi.

Sebuah keberuntungan mereka berlima berhasil mendapatkan hewan tunggangan yang sangat di segani di seluruh Galaksi. Begitu mengagumkan!

"Emm... teman-teman," panggilan Hadley mengalihkan atensi semuanya. Mereka menatap Hadley yang memaksakan senyum itu dengan bingung.

"Sepertinya kita salah memilih hewan tunggangan,"

***

Next episode 25...