"Gue sama Betrand duluan ya, Ridho udah nunggu lama di TKP"..
Aldo mengirim pesan singkat itu ke WhatsApp pribadi milik sahabatnya, Daffa.
"Ish!!! Sial ! Telat kan gue.." Daffa meleos pergi dari kamar nya dan bersiap untuk menemui teman-teman nya di acara Car Free Day.
"Nak Daffa mau kemana? tumben pagi-pagi begini udah bangun? ini kan hari Minggu?" tanya bi Marni merentet.
"Daffa mau jogging Bi ! sama temen-temen di Car Free Day tapi udah telat setengah jam"
lelaki bermata sipit itu terus mengucek kedua mata nya yang baru tersadar dari tidur.
mengambil sepasang sepatu yang biasa ia pakai saat olahraga.
"Aduh aduh.. anak Bibi yang ganteng ini mau jogging ternyata.. sarapan dulu ya Nak, biar lari nya kenceng!" ujung sendok yang tumpul dan berisi nasi goreng hangat diarahkan perempuan tua itu ke mulut Daffa.
Daffa nyengir kuda.
"Daffa baru tahu kalau sarapan bisa bikin lari jadi kenceng!" sambil memasang tali sepatu nya, ia melahap beberapa sendok nasi goreng yang dibuat Bi Marni.
"Kan yang mau sarapan bibi, kok malah Daffa duluan yang makan hehe" cengenges Daffa.
"Gampang, nanti bibi kan tinggal ambil lagi di dapur!" jawab bi Marni sambil terus menyuapi Daffa dengan telaten, seperti saat Daffa masih kecil dulu. ia teringat rengekan Daffa kecil yang selalu meminta disuapin saat makan. sekarang Daffa sudah dewasa, ia bahkan sudah bisa membeli makanan dari hasil kerja nya sendiri.
Kehangatan seorang ibu yang sudah lama tidak ia rasakan membuat Daffa enggan meninggalkan Bi Marni sendirian di gubuk tua nya itu. Daffa merasa bahwa kasih sayang dan cinta tidak melulu dari saudara sedarah saja.
***
Pukul 07.15 Daffa berjalan kaki menuju ke lapangan Car Free Day dengan mengenakan celana kolor berwarna kuning menyala dan kaos polos berwarna hitam yang sedikit ketat di badan nya yang proporsional.
sepanjang jalan ia berlari-lari kecil sesekali melompat dan merentang-rentangkan tangan nya untuk pemanasan.
lokasi Car Free Day yang cukup jauh membuat Daffa sudah sedikit berkeringat ketika sampai di sana.
Daffa membuka resleting tas pinggang yang mengunci area perut nya, mengeluarkan ponsel android jadul yang sudah lama tidak beredar lagi.
"Hallo...? Al, kalian dimana? gue udah sampe nih! di pinggir lapangan Deket sama penjual bubur ayam!" Daffa menelpon Aldo karna ia tidak menemukan ketiga teman nya dilapangan basket.
"Gue, Betrand sama Ridho lagi sarapan ketoprak! Lo kesini aja Daff.." Aldo mengintruksi Daffa untuk menemui mereka. dengan mulut yang penuh dengan makanan Betrand berteriak dari kejauhan "Daffa, cepetan kesini, gue lupa bawa uang!" .
"Temen kampret!" Daffa mematikan telpon nya dan bergegas mencari penjual ketoprak disekitar tempat Car Free Day.
"Woi... Daffa....!!" seseorang melambaikan tangan nya kepada Daffa.
"Kita disini !" teriak orang itu, yang ternyata adalah Betrand.
Daffa menghampiri ke arah mereka setengah berlari.
"Hmmm katanya kalian lagi sarapan ketoprak? kenapa disini?" Daffa heran begitu sampai menemui ketiga teman nya, karena yang sedang mereka lahap adalah Es teler.
"Hehe... makan gak minum kan kacau bro!" Jawab Ridho singkat.
Daffa menggeleng, benar-benar tidak mengerti kenapa mereka hobi sekali jajan seperti anak kecil, padahal tujuan awal mereka adalah latihan basket bersama.
"Terus ketoprak siapa yang bayarin?" tanya Daffa.
"Siapa lagi kalo bukan gue!" jawab Ridho.
Betrand memang jenis teman yang istimewa, ia seringkali mengajak ketiga teman nya jajan tapi jarang sekali mengeluarkan uang.
Namun meskipun begitu, Daffa, Aldo dan Ridho tidak pernah perhitungan dalam hal berbagi uang ataupun makanan. mereka sudah menganggap keluarga satu sama lain.
***
Daffa dan ketiga teman nya berjalan menuju ke lapangan basket, disana sudah ada beberapa orang remaja seusia mereka sedang bermain bersama. tanpa komando, Daffa masuk ke lapangan dan berbaur bersama yang lain nya, teman-teman baru yang tidak ia kenal itu langsung menyapa baik kedatangan Daffa dan ketiga teman nya, mereka lalu membuat sebuah tim. Daffa dan ketiga teman nya berada di tim yang sama, dan pemain tambahan dari beberapa orang yang baru mereka kenal.
"Masih boleh gabung gak?!" seseorang dari arah belakang tim Daffa bertanya kepada semua orang yang berada di lapangan.
Daffa dan ketiga teman nya membalik kan badan.
Kevin datang dan tersenyum ramah pada mereka semua.
"Alamat bikin kacau permainan nih!" sindir Daffa.
"Hah? kenapa Daff?" tanya Betrand yang samar-samar mendengar sindiran Daffa.
"Eh Vin! Lo disini juga? boleh banget tuh, kebetulan tim lawan kurang satu pemain! masuk aja!" jawab Ridho menyambut kedatangan Kevin.
ketiga teman nya itu memang belum mengetahui sifat asli Kevin yang licik. Daffa hanya bersikap cuek dan profesional di dalam permainan.
Permainan pun dimulai.
Daffa melakukan Dribbling dengan baik, mengoper bola kepada tim nya lalu mendapatkan bola kembali dan ia berusaha mengarah kan tembakan nya ke arah keranjang lawan.
"YES!"
Skor yang diraih tim Daffa terus bertambah, pemain yang lain mengakui kepiawaian Daffa melakukan tembakan. teman-teman baru nya juga sesekali bertepuk tangan melihat shooting yang dilakukan Daffa.
Di menit ke lima belas, Kevin bermain sangat arogan. ia muak mendengar semua orang memuji Daffa berlebihan.
"Arrghh!.. kira-kira dong Lo!" Daffa mengerang kesakitan setelah kaki nya terinjak oleh Kevin.
Namun teman-teman nya kembali menenangkan. mereka berfikir Kevin pasti tidak sengaja, ia dengan ketawa liciknya menatap Daffa penuh kemenangan.
"Gak bener kalo gue terusin!" Daffa berusaha memapah kaki nya yang masih terasa sakit itu keluar lapangan. Aldo mengikuti dari belakang.
"Lo gak apa-apa kan Daffa?" tanya Aldo.
Belum juga sempat membalas.
"Drrrrr..." tiba-tiba Kevin dengan sengaja melempar bola basket itu ke arah kepala Daffa. membuat Daffa sedikit sempoyongan.
Aldo membalik, Kevin sedang melihat ke arah mereka berdua sambil menyunggingkan sedikit bibirnya.
"Lo sengaja ya Vin?!" Betrand menghampiri Kevin dengan perasaan jengkelnya.
Daffa masih berusaha menyeimbangkan posisi nya, ia yang memang dari awal sudah tau maksud kedatangan Kevin disana adalah untuk membuat onar, mau tidak mau harus meladeni orang picik itu.
"Ah! lagi pula bukan disekolah!" pikir Daffa.
ia berbalik arah, dan berlari dengan kepalan tangan yang sudah siap mendarat di wajah tampan Kevin.
"Bugggg!!" Kevin terhempas dilantai dengan darah yang keluar sedikit dari ujung bibir nya.
teman-teman nya yang lain lalu menghalangi Daffa untuk tidak memukuli Kevin lagi.
Keributan itu membuat semua orang yang sedang bersantai menikmati hari libur nya berdatangan melihat ke lapangan.
Daffa dengan beringas melepaskan tangan Aldo yang setengah memeluknya dari belakang untuk melerai.
Daffa kembali membangunkan Kevin yang sudah tersudut dilapangan dengan menarik kerah baju nya menggunakan kedua tangan Daffa yang mulai memperlihatkan urat-urat kemarahan.
"Lo Fikir gue takut sama Lo?" Daffa mengencangkan genggaman kedua tangan nya di leher Kevin.
Kevin masih saja tersenyum licik sambil menyibak kan setetes darah yang keluar dari bekas hantaman tangan Daffa.
"Lo lupa, kalo gue megang semua kuci rahasia Lo?!"