Chereads / ikhlaskan yang sudah pergi / Chapter 3 - #3 Mayra, Vano dan hantu office girl

Chapter 3 - #3 Mayra, Vano dan hantu office girl

Mayra pergi meninggalkan Vano dengan perasaan kesal. setibanya Mayra di pintu kantornya dia kembali melihat wanita office girl tersebut. tanpa rasa takut Mayra mendekati orang itu

" hai....kamu pekerja baru juga disini?"

Sama sekali tidak ada jawaban. wanita itu justru hanya tersenyum lalu membalikkan badannya. lalu berjalan menuju belakang kantor. karena rasa penasaran Mayra yang tinggi akhirnya dia mengikuti wanita tersebut. wanita itu membawa Mayra ke sebuah lorong yang cukup gelap, Mayra melihat sekeliling lorong itu. lalu wanita itu berhenti di depan pintu gudang dan menghilang. saat Mayra menoleh dia sangat terkejut karena wanita itu menghilang. sontak Mayra berlari sekencang-kencangnya hingga sampai ke meja kerjanya, dia terduduk dan terdiam. lalu Mayra menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan-lahan setelah itu Mayra kembali melanjutkan pekerjaannya.

setelah waktu telah menunjukkan pukul 5 sore, Mayra bersiap untuk pulang. lalu Mayra berjalan menuju pintu keluar. lagi-lagi. wanita office girl itu ada di samping pintu kantor. dari kejauhan Mayra melihat Vano. namun Mayra heran karena tatapan Vano yang terlihat sinis. lalu Mayra berniat menghampiri Vano. namun dia mengurungkan niatnya lalu pergi. Mayra sampai di sebuah halte bis setelah beberapa menit berjalan. dia menunggu angkutan umum lewat. saat sedang asyik menunggu dia dikejutkan oleh kedatangan Vano dan tersenyum kepadanya.

" Haai may" ucap Vano sambil melambaikan tangannya.

"dasar aneh"

"kok aneh"

"tadi di depan kantor sinis banget kenapa pas disini jadi berubah"

"ooh...soal itu. sebenarnya aku bukan sinis ke kamu"

sontak Mayra terdiam sejenak dia mengingat Vano bisa melihat yang tak kasat mata.

"tadi...kamu ngeliat 'mereka' di depan pintu kantor?"

' yapss...betul sekali. kamu liat juga?"

"enggak yang aku liat cuma cewek pake baju office girl"

"nah itu yang aku liat"

"ya itu bukan 'mereka' itumah orang"

" ya...kamu ng...." tiba-tiba seorang ibu-ibu datang menghampiri Vano dan menyela pembicaraannya. ibu itu memohon kepada Vano. namun Vano enggan untuk mendengarkannya.

" mohon maaf Bu tapi saya tidak mau lagi melakukan itu karena nyawa Bu taruhannya. dan satu lagi, tolong ikhlaskan mereka yang sudah pergi karena mereka tidak akan tenang,"

"tolong nak Vano saya mohon saya akan bayar berapapun"

Mayra merasa kasihan dengan ibu itu ,dia juga tidak mengerti dengan maksud Vano itu. namun Mayra berusaha membujuknya.

"Van apa salahnya bantu ibu itu"

"bukan itu masalahnya Ra, tapi yang aku hadapi bukan main-main, aku sudah pernah melakukan ini dan terakhir nyawaku hampir melayang."

" maksud kamu apa Van aku enggak mengerti"

"memanggil arwah"

Mayra terdiam sejenak, dia tidak menyala kalau ibu ini ingin memanggil orang yang sudah meninggal.

"tapi tidak ada salahnya juga sih Van buat kamu coba lagi seenggaknya ibu ini enggak akan ganggu kamu lagi."

"tapi Ra,"

" Aku siap bantu kamu"

"aku tau kamu mau bantu karena kamu penasaran. enggak seharusnya kamu melakukan ini, kalau gitu baik Bu saya akan bantu.

"terima kasih nak"

"oiya Ra aku boleh minta kontak kamu?"

" boleh''

setelah itu Mayra dan Vano pulang bersama. sesampainya di rumah Mayra langsung membersihkan tubuhnya dan sholat asar. lalu Mayra beristirahat sejenak di atas kasurnya. tiba-tiba handphone Mayra berbunyi. rupanya ada pesan dari Vano.

v : hai Ra ini Vano. nanti malam aku jemput kita selesaikan malam ini

may: oke.

setelah waktu menunjukkan pukul 18.30 Mayra segera mengambil wudhu dan sholat. setelah itu dia bersiap-siap. saat asik bersiap-siap Mayra mendengar bunyi klakson.

"Non.... ada temennya"

"iyaaa Bii"

Mayra segera turun dan pamit kepada bi Imah . vano sudah menunggu di depan rumahnya.

"h...hai Ra"

"h..hai"

"oiya nama kamu kan Mayra, nah aku bole ngk panggil kamu May?"

"boleh. tapi itu artinya cuma kamu yang panggil aku May"

"ohh... enggak papa dong sapa tau entar bisa jadi satu-satunya di hati kamu"

"heh...dasar gombal"

" by the way, kamu yakin soal misi malam ini? kamu enggak takut?"

" yakin. lagian aku penasaran"

akhirnya mereka berangkat menggunakan sepeda motor. Vano memberikan Mayra helm. saat hendak mengancing helmnya Mayra kesulitan dan spontan Vano memasangkannya, Mayra terkejut dan bertatapan dengan Vano. setelah adegan tatap menatap Mayra segera menaiki motor Vano dan berangkat.

sesampainya di lokasi Mayra terkejut karena itu adalah gedung kantor tempat dia bekerja dan lagi-lagi Mayra bertemu dengan gadis berpakaian office girl itu dan melihat ibu-ibu yang menemui Vano.

lalu Mayra turun dari motor Vano. Suasana malam itu sangat sunyi, minim suara dan ditambah kegelapan malam hari. baru melangkahkan kakinya Mayra sudah merasa merinding. Mayra pun mendapatkan teror dimana Mayra merasakan bahwa telinganya sedang ditiup. Vano pun menegurnya.

"jalan aja lurus kedepan dan jangan melihat kebelakang"

lalu Mayra dan ibu itu mengikuti Vano hingga sampai di depan pintu gudang kantor.

"Tunggu....kenapa disini?"

"Nanti aku jelaskan may"

lalu Mayra , Vano dan ibu itu duduk di depan pintu gudang itu dan memulai ritual pemanggilan arwah. Dengan berbekal sevuah alat tulis dan membaca sebuah mantra dan memanggil sebuah nama Vano memulai ritualnya

"Rini...Rini...jika kamu ada disini. katakan ya"

seketika pensil yang dipegang oleh Vano, bergerak seakan menuliskan sesuatu. dan tulisan tersebut adalah 'Ya'. selanjutanya Vano kembali bertanya.

"Rini...Rini apa da yang ingin kamu sampaikan ke ibumu?"

lalu tangan Vano bergerak dan menuliskan sebuah kata demi kata

"tolong .....cari....pembunuhku"

Vano dan Mayra terkejut, namun mereka berusaha tetap tenang namun ketika Vano hendak bertanya, Vano mulai di teror oleh beberapa penampakan yang bermunculan. dihadapnnya sampai akhirnya tangan Vano bergerak dan mulai menulis lagi "kamu akan Mati" seketika itu tubuh Vano terangkat dan terpental ke dinding lalu terjadi hal yang sama pada Mayra dimana tubuhnya terangkan dan terlempar ke tumpukan barang-barang. Mayra merasa kesakitan . lalu Vano berusaha bangkit dan pergi menolong Mayra dan tiba-tiba Mayra di seret oleh hantu Rini.

"Rini stop...jangan sakiti dia, oke...oke aku akan cari siapa orang yang sudah membunuhmu, tapi tolong lepaskan dia"

seketika itu Hantu Rini menghilang. lalu Vano menjelaskan kepada Mayra bahwa saat Vano akan bertanya untuk yang terakhir, ternyata bukan Rini yang menjawabnya melainkan sosok lain. lalu mereka dihampiri oleh ibu tadi, atau ibunya Rini. Vano pun meminta foto milik Rini. Vano mencoba menggunakan penglihatannya namun tidak bisa. lalu Mayra mengambil foto itu dan seketika dia mendapat penglihatan dimana dia melihat bagaimana Rini dibunuh oleh seorang pemuda yang tidak begitu asing bagi Mayra. seketika Mayra sadar dan merasakan pusing. setelah itu Mayra menceritakan apa yang dia lihat. setelah itu mereka segera meninggalkan tempat itu.

"Bu....besok saya akan melaporkan pembunuhnya Rini ke polisi."

"baik nak terima kasih karena sudah mau membantu."

"sama-sama Bu"

lalu Vano mengantar Mayra pulang. sesampainya di rumah waktu telah menunjukkan pukul 21.00. Vano menuntun Mayra duduk di kursi. Mayra pun menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

"sebenarnya apa yang terjadi?"

" jadi gini may, kamu masih ingat waktu aku melihat sinis ke arah gedung kantor itu, nah saat itu aku melihat sosok Rini. Rini adalah korban pembunuhan sekitar Seminggu yang lalu dan pelakunya belum diketahui. dan berapa waktu lalu ibunya datang padaku untuk meminta tolong agar dia bisa berkomunikasi dengan anaknya yang sudah meninggal dan Rini adalah office girl yang sering kamu liat di kantormu.

Mayra sangat terkejut bahwa yang dia lihat selama ini di kantornya adalah hantu. Mayra hampir tidak percaya. karena selama ini dia tidak pernah tau kalau dia bisa melihat apa yang orang lain tidak bisa lihat. setelah itu Vano pamit pulang.

keesoka harinya sesampainya Mayra di kantor dia melihat banyak orang berkumpul. ternya pelakunya telah ditangkap. disana nampak vano yang turut membantu polisi. setelah itu Vano menghampiri ibunya rini.

"terima kasih sekali lagi naknsudah membantu"

" sama -sama Bu, saya cuma mau pesan tolong ikhlaskan yang sudah pergi"

lalu ibunya Rini pulang. mayra pun menghampiri Vano.

"akhirnya ya ketangkap juga"

" yah...akhirnya, tapi...aku yakin pasti masih banyak kasus yang seperti ini dan aku bener-bener capek May"

"tapi kemampuanmu ini bisa bikin perdamaian antara 'mereka' dan manusia loh."

"bukannya kamu juga bisa? hehehe"

"tapi aku belum sehebat kamu"

"sebenarnya aku sudah tau sejak kita bertemu hanya saja kamu belum menyadarinya."

"sebenarnya aku tidak pernah tau kapan aku bisa melihat. bahkan mendapatkan penglihatan itu aku tidak pernah menyangka.hanya saja sejak kecil aku dilarang untuk menyentuh buku-buku yang berbau mistis"

Vano tersenyum. lalu dia pamit kepada Mayra dan segera pulang.