setelah itu Mayra pergi ke kamarnya. saat berjalan menuju kamarnya Mayra merasakan sesuatu yang aneh. seketika saja bulu kuduknya merinding dan perasannya tak karuan. namun Mayra berusaha tetap tenang. sesampainya di kamar Mayra langsung tidur.
keesokan harinya setelah sholat dan mandi mayra merasa tubuhnya seperti remuk karena kelelahan, sehingga ia memutuskan untuk izin dari pekerjaannya hari itu. setelah begitu lama tiduran dikamarnya, waktu telah menunjukkan pukul satu siang. Mayra menuju ruang makan untuk makan siang. setelah itu ia akan membaca novel kesukaannya di ruang tengah. belum lama ia membaca novelnya. tiba-tiba terdengar denting bel rumahnya.
"enggak usah Non biar saya aja yang buka pintunya"
"OOO....oke bi"
ternyata yang bertamu adalah si Vano. Mayra cukup terkejut dengan kedatangan Vano.
" OOO...kamu, hmmm apakah ada masalah?" ucap Mayra sambil berdiri.
" hai may, eehh...enggak usah berdiri udah duduk dan istirahat aja. aku hanya ingin berterima kasih karena sudah membantuku kemarin. dan aku merasa tidak enak kamu jadi sakit karena masalah kemarin."
" ooohh.... enggak kenapa-napa kok cuma pegel biasa. lagian seru juga loh berburu hantu hehehehe"
" kalo kamu sakit itu ngk seru dong -_-"
"hehehe.... oiya kok kamu udah pulang emang jadwal ngajar di kampus sudah selesai?"
" iya jadinnya aku kesini "
setelah asyik berbincang, Vano pamit pulang. saat Vano membalik tubuhnya. Mayra melihat sosok lelaki yang terlihat pucat membuntuti Vano dari belakang. Mayra sangat terkejut bukan keoalang. namun dia berusaha berpikir positif dan tidak memilih diam. vano pun menghilang dari pandangannya. lalu Mayra kembali membaca novel favoritenya . sampai akhirnya sore hari menjelang. Mayra menuju kamarnya dan mandi. setelah itu dia kembali keruang tengah untuk nonton tv. saat hendak mengambil remot ia melihat sebuah gantungan kunci berbentuk Teddy bear berwarna coklat.
"ini punya siapa? punya Vano? kalau iya lucu juga hehe"
lalu Mayra menonton TV . malam sudah semakin larut Mayra masuk kedalam kamarnya dan bersiap untuk tidur. saat menaiki tangga. Mayra merasa merinding. dia merasa ada yang mengikutinya. lalu Mayra menoleh ke belakang namun tidak ada siapapun yang mengikutinya. lalu Mayra masuk ke kamarnya dan tidur. saat ia akan merebahkan tubuhnya di kasur ia melihat sosok yang mengikuti Vano ada di tempat tidurnya. Mayra terkejut bukan kepalang. lalu ia memanggil bi Imah dan mengajaknya untuk menemaninya tidur. keesokan paginya ia langsung terbangun dan bertanya-tanya apakah itu mimpi atau bukan. saat menoleh kesamping bi Imah sudah tidak lagi di tempatnya. Mayra langsung bergegas mandi dan bersiap pergi bekerja. kemudian Mayra sarapan.
"bi... tadi malam enggak tidur di kamar saya?"
"tidur di kamar non kok cuma tengah malam saya bangun dan pindah ke kamar karena saya pikir non sudah tidur nyenyak."
" OOO... gitu ya bi, oiya saya pamit ya bi mau ke kantor. nanti kamarin Ara ya bi kalau mama sama papa kesini"
" siap non hehe"
lalu Mayra berangkat ketempat kerja. Mayra menyusuri jalan komplek untuk sampai ke halte yang ada di jalan besar. sesampainya di sana Mayra menunggu angkutan umum. saat sedang menunggu Mayra melihat seorang wanita berdiri di halte seberang dengan pakaian yang lusuh sambil membawa beberapa buku. wajahnya terlihat pucat. Mayra hendak mendekati wanita itu. tiba-tiba seseorang menghentikannya.
"jangan!!.."
"loh...emang kena....Vano. emangnya kenapa kan aku cuma mau nyamperin orang itu...."
ucap Mayra menoleh kearah vano. namun saat Mayra mengarah ke halte seberang wanita itu sudah menghilang. Mayra sangat terkejut karena ia merasa menoleh ke Vano hanya dalam hitungan beberapa detik. lalu Vano menawarkan untuk mengantar Mayra.
"may...bareng yuk..."
"hmmm ... enggak ngerepotin?"
"enggak kok lagian tepat kita kerja berdekatan"
akhirnya Mayra dan Vano pergi ketempat kerja bersama. sepanjang jalan mereka berbincang-bincang. bercanda dan tertawa.
"Mulai sekarang aku akan jemput kamu ya may." ucap Vano berteriak.
"jempuut?? emangnya enggak ngerepotin"
" eeeenggak dong kan kamu sahabatku jadi kita harus bareng teruus, sahabat kan harus saling menjaga"
Mayra hanya bisa tersenyum melihat tingkah Vano (sahabat....boleh juga, lagi pula vano ini orang yang baik)ucap Mayra dalam hati.