Pagi ini ela terbangun dengan wajah sumringah. Hatinya terasa sangat bahagia. Tidak seperti biasanya, hari ini ela mandi subuh pagi sambil bernyanyi bahkan meloncat kegirangan.
Namanya juga wanita, kebahagiaannya tidak perlu dengan sesuatu yang mewah, cukup beri sesuatu yang sederhana, berikan perhatian dan sedikit kasih sayang. Seperti ela sekarang, hanya berbekal janji vidio call membuatnya menjadi wanita yang sangat bahagia.
Setelah mandi ela memakai bodycare dan skincare hariannya, kemudian memakai bedak dengan menambahkan sedikit rona merah di kedua pipinya agar terlihat lebih merona. Setelah itu, ela memakai lip balm di kedua bibir manisnya agar lebih terlihat fresh sebelum vidio call.
Waktu yang di tunggu pun tiba. Hapenya berdering, yaa siapa lagi kalau bukan dari sang pengisi hati.
''Kakak enggak kerja?'' tanya ela kepada kekasihnya.
''Kerja dek, cuman lagi sepi sekarang, makanya bisa vidio callan sama adek'' Kata ali sambil menunjukan keadaan sekeliling kepada kekasihnya.
''Syukur dah kak. Oh yaa, kakak jangan lupa makan yaa. Jangan lupa juga bentar lagi ulang tahunnya adek, hehe'' Tawa ela dari kejauhan dengan harapan sebuah kejutan dari kekasihnya.
Yah, perasaan wanita memang seperti itu, selalu berharap kepada sesuatu yang belum tentu akan di wujudkan oleh harapannya sendiri.
''Iya dek, kakak inget kok. Tunggu ya'' Jawab ali dengan senyum.
''Iya sayang, adek selalu tungguin itu, hehe'' ucapnya lagi sambil tertawa.
''Kalau begitu kakak kerja dulu ya, gak enak kalau di liat telponan terus. Kadonya udah ada kok, jadi jangan khawatir tentang itu (sambil tersenyum seperti menyimpan sesuatu rahasia dalam dirinya). Ya sudah, kakak kerja dulu yaa sayang, assalamu'alaikum'' Pamit ali dari kejauhan dan mereka sama-sama mematikan teleponnya.
Setelah vidio call, terlihat ada yang berbeda dari wajah mereka berdua. Ali terlihat menyembunyikan sesuatu yang sangat besar dari ela. Sementara ela Tidak seperti biasanya. Bukannya bahagia karena kado ulang tahunnya sudah di siapkan, tetapi justru muncul rasa ragu dan pikiran negatif kepada kekasihnya. Di dalam hatinya seperti akan ada yang hilang. Tiba-tiba rasa ragu menggerogoti hati ela, pikiran negatif melayang jauh ke arah yang lebih buruk yaitu di tinggalkan.
---------------------------------------------------------------------------
Beberapa waktu berlalu, pikiran ela semakin berada di luar jalurnya. Perasaan semakin tidak tenang dan ragu, padahal sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Dia mulai bertanya kepada dirinya ''Kenapa hal semacam ini harus aku yang rasakan. Astagfirullah, ada apa denganku'' Tanya ela dalam hatinya.
Sementara itu ali yang sedang kumpul bersama keluarganya, terlihat sedang membicarakan hal yang serius yaitu pernikahan. Bapak dan ibunya ali tidak sabar melihat anaknya menikah dan menggendong cucu katanya.
Tanpa sepengetahuan ela ternyata ali sudah lama merencanakan pernikahan tersebut dengan mantan kekasihnya yanti.
---------------------------------------------------------------------------
4 hari sebelum ulang tahun ela, ali tetap memberi kabar melalui telepon, tanpa memberitahu ela rencana pernikahannya. Ali tetap menjalin hubungan baik dengan ela, memanggil sayang dan selalu memberi perhatian lebih kepada ela.
Pada malam hari, ali mulai menghilang, tidak memberi kabar kepada ela walau hanya sms. 3 hari sebelum ulang tahun, masuk ke 2 hari sampai ke hari H ulang tahun ela. Ali menghilang tidak ada kabar, ela bingung, khawatir campur aduk, dia berulang kali menelpon tetapi tidak bisa.
Akhirnya ela menyerah dengan telpon dan sms sampai kepoin facebook ali, tetapi hasilnya nihil.
Ela yang sedang bersama sahabatnya wiwik curhat tentang hubungannya, sudah 3 hari kekasihnya susah di hubungi, nomornya di alihkan tidak bisa di telepon selama 3 hari kata ela.
''Kalau nomornya tidak bisa di hubungi, berarti nomormu di blokir'' ucap wiwik dengan yakin.
''Ah, masa sih ali setega itu, atas dasar apa dia memblokirku?, hubungan kami baik-baik saja'' jawab ela menepis kenyataan yang ada.
''Coba telepon pakai hapeku'' suruh wiwik.
Akhirnya ela pun mengikuti saran sahabatnya. Sambil menunggu dengan rasa penasaran, ternyata nomor ali bisa di hubungi, ela pun kaget, dan sedih, karena benar nomornya di blokir kekasihnya. Malam ini bagaikan sihir kegelapan, semuanya berubah menjadi warna hitam, sedih dalam hati dengan deraian air mata mengalir di kedua pipi ela. Terus-terusan bertanya dalam hati sendiri tetapi tidak menemukan jawaban sama sekali.
''Argh, aku benci keadaan ini, kenapa ali tiba-tiba menghilang, ada apa?'' tanya ela dalam hati dengan penuh emosi.
Berkelana dalam pikiran adalah keahlian setiap wanita termasuk ela, dengan insting dan perasaan hati yang tidak pernah salah semakin membuat sesak saluran nafasnya malam ini. Susah sekali untuk tertidur. Ela menangis tersedu-sedu, sampai akhirnya tertidur lelap dalam tangis, pikiran dan keraguan hati.
Malam ini 01 januari adalah malam ulang tahun ela, dia melewatinya dengan penuh macam rasa, sakit, ragu, bahkan tangis. Semuanya bercampur aduk jadi satu.
---------------------------------------------------------------------------
Keesokan paginya ela terbangun dengan rasa yang sama, bahkan lebih sakit dari semalam. Akhirnya memberanikan diri menghubungi kekasihnya lagi, tetapi hasilnya sama, nomornya masih di blokir.
Diapun membuka facebook dan membuka beranda kekasihnya. Dengan penuh kehancuran, kaget, dia membaca banyak ucapan samawa (Sakinah Mawaddah Warahmah) kepada kekasihnya. Semakin ela scroll ke bawah, hatinya semakin sesak, mulutnya terbungkam, matanya mulai berlinang air mata. Ternyata perasaannya selama ini benar. Ali menikah dengan mantan kekasihnya yanti.
''Kenapa aku?, kenapa dia tidak memberitahuku terlebih dahulu. kenapa dia menyakitiku seperti ini'' lirih ela kepada diri sendiri.
Dengan penuh rasa sakit dan tangis, ela memberanikan diri sms kepada kekasihnya.
''Terimakasih banyak kak, terimakasih atas semuanya. Kenapa kakak tega melakukan ini sama adek. Kalau begitu semoga kakak menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah, lancar sampai hari H kak. Jangan lupa undangan'' ucap ela lirih dalam sms, dengan meyakinkan diri dan mengirimnya.
Ternyata sms ela terkirim yang artinya nomornya ela sudah di buka blokirannya.
Telepon ela berdering, siapa lagi kalau bukan dari ali. Dengan berpura-pura kuat ela mengangkatnya dalam diam tanpa bicara.
''Dek maafkan kakak, kakak enggak ada niatan ninggalin adek. Kakak juga enggak tau kenapa ini bisa terjadi'' ucap ali dari kejauhan dengan nada rasa bersalah.
''enggak apa-apa kok kak, itu tandanya kita tidak jodoh. Adek cuman kecewa, kenapa kakak tidak memberi tahu adek dari awal, kenapa adek harus tahu melalui facebooknya kakak?'' Jawab ela lirih.
''Maafkan kakak dek'' ucap ali sedih.
''Enggak apa-apa kak, semoga lancar sampai hari H, jangan lupa undangannya ya. Oh yaa, terimakasih juga, kadonya Indah banget, terimakasih yaa. Assalamu'alaikum'' ucap ela dan langsung mematikan teleponnya dalam isak tangis.
Bagai sayatan pedang berulang-ulang di tempat yang sama, hati ela akhirnya patah, tumbang, mendapatkan sesuatu yang sangat indah tepat di hari ulang tahunnya yaitu mendapat kabar kekasih tercintanya menikah.