Kebahagiaan pengantin baru semakin terasa antara ali dan istrinya, mengikat cinta dalam mahligai pernikahan halal yang berpahala membuat ali semakin terlihat menjadi lelaki maco gagah perkasa di mata wanitanya.
Berbeda dengan ela yang sudah terluka terlalu dalam, apalagi dengan sayatan-sayatan pedang penghianatan yang tergores dalam dan semakin besar, tersiram oleh garam kenangan luka yang membuatnya semakin terasa perih. Semakin hari sayatan luka itu di diamkan membuatnya menjadi semakin sakit, terinfeksi oleh ingatan kenangan Indah bersama ali.
Rasa sakit yang begitu mendalam yang sudah tidak bisa di tahan sendirian membuat ela berputus asa seolah-olah tidak punya harapan hidup. Lautan rasa cinta yang begitu besar kini membanjiri setiap inci bayangan bahagia yang di bangun begitu lama hancur dalam sehari. Tidak ada kata yang mampu keluar dari mulut ela saat ini selain tangisan rasa sakit yang begitu sangat.
''Beibh, makan yuk. Mau sampai kapan terus-terusan larut dalam penderitaan rasa seperti ini?'' ucap sahabatnya iwik menenangkan, tetapi tidak ada jawaban selain isak tangis yang semakin menggelegar dari sahabatnya ela.
Dengan perlahan iwik mendekati sahabatnya, memeluknya dengan harapan mampu memberikan ketenangan.
''Beibh, sakit itu boleh, menangis itu juga boleh, tetapi berlarut dalam genangan sakit luka air mata seperti ini juga enggak baik. Makan dulu sedikit ya''
Ucap iwik dengan nada lembut tidak seperti biasanya. Tetapi lagi-lagi tidak ada jawaban.
Isak tangis ela semakin membuat sahabatnya merasakan apa yang dirasakan saat ini. memang rasa sakit dan bahagia yang di rasakan tidak mudah di gambarkan kata-kata karena hanya bisa di rasakan hati. Semakin iwik memeluk sahabatnya, dia semakin larut dalam sayatan luka yang di rasakan ela, tanpa sadar membuatnya menangis juga.
Mereka berpelukan dengan hangat, saling menenangkan dalam tangis yang berbicara melalui perasaan hati. Memang di dunia ini tiada sayatan luka yang lebih sakit selain kehilangan, tiada kebahagiaan yang lebih Indah dari sebuah kebersamaan.
''Beibh, makan ya'' ucap iwik dengan lembut.
''Makan sedikit saja, baru lanjut nangis kalau memang belum tenang. sudah seharian ini belum makan loh'' ucap iwik sambil memegang kepala sahabatnya, tetapi lagi-lagi tidak ada jawaban.
Memang keadaan ela sangat memprihatinkan siapapun yang melihatnya. Berpura-pura kuat mendatangi pernikahan pacarnya dengan niatan balas dendam tetapi membuatnya terpuruk dalam luka.
Setelah ela pulang dari pernikahan ali. Ela memang terlihat sedikit murung, lebih banyak diam dan hanya mengeluarkan tangis air mata di perjalanan. Sejak saat itu juga ela tidak pernah makan ataupun minum sehingga membuat sahabatnya sangat khawatir.
''Beibh, makan yaa aku suapin. Sudah 2 hari loh belum makan'' ucap iwik khawatir.
''Ya, kalaupun enggak makan banyak setidaknya 2 suap saja. aku sudah beliin bubur. Makan ya'' ucap iwik dengan lembut.
Kali ini ela merespon dengan sedikit sesenggukan ''enggak beibh, makan aja, aku lagi enggak nafsu makan.'' balas ela dengan tenang takut mengecewakan sahabatnya.
karena ada jawaban iwik pun menyodorkan sendok berisi bubur dan membujuk sahabatnya ''makan ya. Satu suap saja terus minum sedikit, biar aku tenang'' ucap iwik membujuk sahabatnya dengan lembut.
Tidak tega melihat sahabatnya terus-terusan khawatir. Ela pun memakan sesendok bubur dan seteguk air yang di siapkan sahabatnya. dengan balasan senyuman dan ucapan terimakasih darinya. Ela kembali terbaring dan melanjutkan mengingat kenangan-kenangan manis bersama ali dalam tangisannya.