Cleo mengantarkan Laksa yang akan berangkat bersama dengan Nara dan Yudith menuju keberangkatan di bandara. Penerbangannya dua jam lagi, saat menunggu mereka didatangi dua orang dengan usai lanjut. Salah satunya terlihat tak acuh, sedang satunya lagi berkacamata hitam dengan wajah garang terpampang.
Ayah Laksamana, dia yang menghampiri mereka membuat Nara dan Yudith segera menyalaminya. Sedang anaknya sendiri masih duduk tak berdiri barang sedikitpun.
Ayah Laksa, terus menerus memandangi gadis yang duduk disamping Laksa,matanya menyorot tajam tak suka. Memang semua sudah tau bahwa ayah Laksa menentang hubungan antara anaknya dengan Cleopatra. Anak angkat dari rival diperusahaan.
"Bukankah keberangkatan mu berbeda gate, kenapa harus kamu pandangi pacarku terus menerus. Dia jadi takut." Laksa menegurnya smebari merengkuh tubh ringkih Cleo.
"Tak ada salahnya kan, saya menemui putra saya?"
"Sepertinya salah kondisinya," Laksa beranjak menarik Cleo untuk mengikutinya.
Tangan kecil Cleo ditahan oleh Ayah Laksa, tuan Giordano. Mereka berhenti sebentar, Laksa memberi pandangan tak suka pada ayahnya.
"Saya akan berusaha memisahkan kalian berdua," bisik Giordano yang terdengar oleh Laksa.
"Sebelum kamu memisahkan kami, ingatlah hanya saya yang bisa meneruskan perusahaan atau mungkin saya juga yang bisa menghancurkan perusahaan." Laksa melepas cekalan tangan ayahnya yang memegang pergelangan Cleo.
Laksa tak mengindahkan tatapan peringatan ayahnya, ia terus menarik Cleo entah kemana.
Mereka ternyata menuju toilet. Hal tergila yang dilakukan Laksa adalah menunggu toilet kosong dan memasukinya bersama Cleo. Ia memasuki bilik persegi dan membuat Cleo terduduk di atas kloset.
"Ihhh, kamu gila ya?! Ntar gimana kalau ada yang dateng?!" Cleo mencoba melepaskan diri, ia takut ketahuan. Disangkanya mereka berbuat tak senonoh, dan memang kenyataannya begitu, mungkin.
"Kita bentar lagi pisah dan kamu gak mau ngucapin salam perpisahan buat aku?" Laksa merengkuh pinggang Clo, menariknya mendekat ke tubuhnya.
"Ya tapi ga di wc juga, ga romantis banget si." Gerutu Cleo sembari mengalungkan kedua tangannya dileher Laksa.
"Karena Nara dan Yudith ada sama kita sayang, mereka bakal senang gangguin aku." Laksa menjilat telinga Cleo, membuat tubuh gadisnya meremang.
Ia menelusuri leher jenjang milik Cleo, menjilat dan menciumnya. Bahkan meninggalkan jejak lagi disana. Cleo berusaha menutup mulutnya agar tak mendesah, Laksa benar-benar membuatnya tak berdaya kalau seperti ini.
Kakinya seperti tak bertulang, kalau bukan Laksa yang menopang dirinya. Bibir Laksa menyecap, memagut kencang dan tergesa-gesa pada bibir rasa cherry milik Cleo. Mata hitamnya semakin menggelap bersamaan hasrat yang menggebu, Cleo sendiri hanya bisa menerima dengan pasrah, menikmati pagutan dan gigitan yang membuat bibirnya menebal.
"Ugh," Cleo mendesah, saat lidah Laksa memainkan rongga mulutnya dengan lihai. Entah berapa lamanya, membuat Cleo benar-benar lemas kehabisan stok udara di paru-parunya. Perutnya melilit seketika, seakan kupu-kupu berterbangan diperutnya.
Tangan Laksa terus menggerayangi punggung gadisnya, menariknya semakin mendekat, bahkan dada mereka sudah menempel. Laksa merasakannya, membuatnya menelusup pada rok truffle milik Cleo, jemarinya sudah menemukan inti tubuh gadisnya. Membuat Cleo menggelinjang dan berkeringat.
Ia mendudukkan Cleo dipangkuannya, gadisnya akan terus menikmati sentuhan yang tak bisa ditolaknya. Laksa masih terus bermain disana, bahkan tangan satunya sudah melepas satu persatu kancing blouse milik Cleo. Tangannya bermain, menyentuh tonjolan bulat milik Cleo, bahkan ia menjilat, mencium dan menghisap dengan rakusnya, sampai Cleo harus menutup matanya.
Manik Cleo sudah berkabut, tubuhnya seakan melayang merasakan sensasi yang dibuat oleh Laksa, tubuhnya mengejan, merasakan pusatnya berkedut tak terahan, menghentakkannya sesaat, membuatnya menikmati deru nafas dan tenaga yang lolos begitu saja.
Laksa menatap puas melihat gadisnya mencapai puncak kenikmatan, bahkan ia masih terus memagut kasar bibir yang sudah membengkak karena ulahnya.
"kamu gila," Ucap Cleo dengan nafas tersenggal.
"Aku akan selalu gila bila denganmu, sayang." Laksa berbisik pelan sembari menjilat daun telinga gadis dipangkuannya.
Dibenahinya pakaian gadis itu, kini sudah lusu karena tingkahnya. Rambutnya pun sudah awut-awutan, begitupun dengan Laksa yang sama berantakannya. Rambutnya sudah kusut dan tak rapih, namun membuat kadar ketampanannya meningkat.
Laksa memakaikan jaket hodie besar miliknya pada tubuh kecil Cleo, sampai tubuhnya tenggelam. Ia keluar terlebih dahulu menunggu toilet kosong, ia segera menarik Cleo untuk kembali ke tempat Nara dan Yudith. Penerbangannya satu jam lagi.
"Hobi banget sih lo nyipok anak orang." Ujar Yudith terang-terangan.
Sedang yang dihakimi hanya menatap datar seolah tak terjadi apa-apa, sedang Cleo menahan malu sampai-sampai wajahnya memerah abhakn sampai telinganya pun memerah.
"Udah sana cepetan berangkat, ketinggalan pesawat lucu lo." Timpal Nara.
Nara sendiri memeluk tubuh kecil Cleo, sedang Yudith ber tos ria dengan Laksa.
Laksa sembari menyeret kopernya, berdiri di depan Cleo. Ia menarikkerah jaket hodienya yang terpakai Cleo. Nekat sekali ia, mengecup paksa bibir gadisnya dengan hanya tertutup topie hodienya.
Cup!!! Cleo melotot melihat tingkah Laksa yang terang-terangan di tengah bandara, saat tempat orang hilir mudik begini.
"Eh buset! Lo balik nanti nikahin Cleo aja! Nyamber mulu kayak cupang." Yudith memiting leher Laksa, membuat Laksa mengakhiri ciumannya.
"Berangkat ya? Nanti aku telfon kamu. jag ӓlskar dig*." Laksa mengusak rambut Cleo dan bersiap menuju keberangkatan.
"I ja tebe volim**." Cleo memeluk sebentar pacarnya, dan mencium pipi Laksa.
Hanya dua minggu untuk mereka berpisah, ia tak bisa egois. Jalan satu-satunya bagi Laksa untuk bisa bersamanya. Laksanya yang menemani dirinya saat depresi, bahkan saat dirinya di usir keluarga angkatnya, Laksa lah yang pertama memeluk dan menenangkannya. Bagi Cleo, pahlawannya ada bersama dirinya.
Cleo kembali ke apartemen bersama Nara dan Yudith. Yudith terbilang ceriwis, membuat kondisi ramai dan mengalihkan perhatiannya dari Laksa. Sedang Nara mengelusnya dengan sayang, menganggap seperti adiknya sendiri. Bersyukur Laksa menitipkan dirinya pada mereka.
"Oke saatnya makan dan minum obat Cleo sayang," perintah Nara usai menyiapkan menu makan mereka.
"Calon istri abang mah terbaik deh," puji Yudith menggoda Nara.
"Gue masak tuh buat Cleo, bukan buat cowo kegatelan kayak elu." Ujar Nara sembari menyuap makanannya.
"Dia tuh pura-pura loh Cleo, padahal ga ada aku dikantor dia nyari-nyari terus." Yudith membisiki Cleo yang sedang makan, membuatnya tertawa.
Pletak! Nara menggetok kepala Yudith dengan sendok yang dipegangnya, "aduh! Calon istri gue belum apa-apa udah KDRT aja,"
Cleo tertawa melihatnya, hubungannya dengan Laksa memang tak seramai pasangan dihadapannya. Bila dibandingkan dengan Nara dan Yudith, saat mereka pergi bersama, Yudith selalu usil pada Laksa, dan Nara yang selalu bertingkah galak bila Yudith melakukan hal romantis. Ia sendiri harus bisa memperjuangkan Laksa, saat tadi ayah Laksa masih memberinya peringatan.
Bila dikata cinta monyet pun, Cleo tetap memilih Laksa. Ia tak akan memaksa Laksa bila harus mengakhiri kisah mereka, ia cukup tau diri. Namun bila ia diberi kesempatan, ia akan terus meminta Laksa bersamanya.
*bahasa swedia, aku cinta kamu
*bahasa kroasia, aku cinta kamu juga.