Wawan harus terima, bahwa Laksa akan menjadi budak cinta kalau sudah berhadapan dengan Cleo. Ia berjalan terlebih dahulu menenteng tas Laksa dan Cleo yang berisi laptop. Sungguh berat, nasibnya sebagai single man.
Wawan membuka pintu depan Jeep Wrangler Rubicon kesayangan Laksa, dan Laksa meletakkan tubuh langsing gadisnya. Tak lupa memasangkan sabuk pengaman. Wawan meletakkan tas-tas di belakang, ia segera berlalu menuju motor Yamaha Byson FI kesayangannya, pemberian Laksa.
Ia menyalakan motornya dan mulai memutar gas, melewati mobil Jeep Laksa, melambaikan tangan dan berlalu.
Kalau kata Senja, gadisnya, lelaki seperti Wawan, nakal, ceriwis dan genit tapi punya pesona tersendiri. Bakat bad boy-nya bertambah kalau sudah mengendarai moge alias motor gede. Seperti Laksa berpenampilan gently.
Wawan yang selalu memakai bandana dan mengikat cepol rambut panjangnya, memang dikategorikan tampan, penampilan bad boy tapi banyak menyabet prestasi debat. Bahkan berkali-kali menjadi perwakilan di ajang internasional. Hanya memang terkadang ia memiliki kenakalan di atas wajar.
Mobil sudah memasuki parkir apartment. Jam menunjukkan pukul 23.40, sudah sangat larut. Dia memandang Cleo yang terlelap, bahkan tak bergerak sedikit pun. Maniknya menggelap saat gundukan dada terlihat karena kemejanya tersingkap. Cobaan untuk lelaki dewasa seperti Laksa membuatnya tak berkutik.
"Eungh …." Cleo melenguh, saat Laksa menciumnya sedikit kasar.
Mulutnya bergerak, menyesap bibir atas bawah milik Cleo yang masih terpejam. Lidahnya menyeruak masuk, menjelajahi rongga mulut. Cleo merasakannya seperti mimpi. Ia mengalungkan tangannya, matanya masih saja terpejam. Laksa menarik Cleo yang tertidur ke pangkuannya.
Bahkan jemari besar milik Laksa sudah bergerilya, menggerayangi tubuh dalam kungkungannya. Ini gila! Harus sampai kapan Laksa menahannya. Wanitanya memang hanya diam, memandang polos. Namun, bagi Laksa sangat menggoda, membuat yang di bawah bereaksi.
Laksa merasakan kulit lembut milik Cleo, menggerayangi perut rata dan berakhir bermain di dada milik gadisnya. Bibirnya berganti menyesap leher jenjang milik gadisnya. Suara desahan mengisi ruang mobil, membuatnya makin bersemangat.
"Sam … eungh .…" Cleo mendesah, merasakan ada yang mendesak keluar.
Laksa lagi-lagi melahap rakus bibir mungil yang sudah membengkak. Ia butuh pelepasan. Tapi, belum saatnya. Perlahan ia menghentikan aksinya. Hatinya benar-benar berisi bisikan setan. Ia butuh mandi. Napasnya memburu, ia masih berusaha menenangkan dirinya, tepatnya meredupkan hasratnya.
Bahkan gadisnya masih terpejam, terbuai mimpi yang diisi oleh aksinya. Kiss mark yang sudah menempel di leher dan area selangka Cleo membuatnya tersenyum geli. Benar-benar gadisnya seperti kerbau. Tak terganggu sama sekali, bahkan dadanya naik turun mengatur napas dengan tenang
Laksa membenahi pakaian Cleopatra Senja, menutup rapat-rapat tubuh gadisnya. Tak rela bila ada yang melihat gadisnya. Ia menggendong Senja menuju kamar mereka.
Tubuhnya sudah lelah setelah menahan diri, kelas, rapat dan mengurus perizinan kampus bahkan menjadi manajer Cleo. Ia mengambil baskom berisi air hangat dan handuk. Tak lupa membersihkan wajah Senja dengan micellar water, ia ingat betul celotehan Cleo bahwa wajah Cleo harus dibersihkan tiap malam dengan air di botol khas itu. Laksa menyeka kaki dan tangan Cleo, membuka kemeja Cleo dan menutupinya dengan selimut. Tak tahan kalau ia harus menggantikan baju Cleo keseluruhan.
Laksa pun mandi, menenangkan diri dengan air dingin. Wajib baginya membersihkan diri sebelum tidur, matanya sudah tak tahan. Ia mengambil sisi kosong ranjang dan memeluk erat Cleo, gadisnya seorang.
"Good night Babe, have a nice dream," ucapnya dan mencium lembut kening Cleo yang sudah terpejam entah dari kapan itu.
***
Laksa sedang menunggui Cleo di ruang ganti, pekerjaan Cleo menjadi model membuatnya mau tak mau mengikuti pacarnya. Terkadang Cleo malah memilih Laksa menjadi partner modelnya, katanya kalau Laksamana yang menjadi partnernya, mau berpose seperti apa pun, dia bisa melakukannya. Meskipun, Laksa memanglah manajernya.
Laksa tak melarang jika Cleo mau memilih partner model, dirinya yakin Cleo professional dalam pekerjaan. Kalaupun si model pria bersikap kurang ajar ataupun merasa tertarik, Laksa akan menjadi barisan terdepan untuk mencegahnya.
Ia pergi keluar melihat kegiatan pemotretan. Syukurnya hari ini hanya pemotretan bertema kampus. Lighting berfokus pada Cleo yang sedang berpose duduk, dengan busana kasual. Kalau Laksa meminta agar Cleo berhenti dari pekerjaannya, tentu bisa. Hanya saja ia tak mau menjadi lelaki tukang mengatur.
"Mas Laksa nunggu Cleo lagi ya?" tanya salah satu makeup artist yang mendandani para model.
Sudah tak heran jika Laksa ada di sini, karena Cleo lah yang memintanya. Agensi model seringkali tak mau melepaskan Cleo, karena Cleo asset berharga di mana klien sering meminta Cleo sebagai model produk atau proyek mereka. Jadi, apa pun permintaan Cleo kalau tak merugikan, agensinya siap memenuhinya.
"Iya, Senja minta ditemani dari tadi," ucap Laksa sekenanya, maniknya masih tertuju pada Cleo.
Mereka yang ada di ruangan pemotretan sudah dua tahun mengetahui status Cleo dan Laksa, dan menurut mereka, Laksa dan Cleo adalah goal couple.
Laksa sedikit mengambil sudut ruangan dan memblurkan gadisnya, pada pengaturan kamera. Ia mengunggahnya di akun instagram miliknya. Memberikan capture lovey dan tag pada akun instagram milik Cleo.
Cukup satu menit, akunnya sudah penuh dengan notif like dan komentar. Mau bagaimanapun ia mahasiswa popular, di samping sudah sepuluh semester mengendap di kampus hanya karena agar bisa merayakan kelulusan dengan gadisnya, ia juga tokoh penting mahasiswa. Selain perannya sebagai anak tunggal donatur terbesar. Bitung begitulah sebutannya alias Bibit Unggul.
Setidaknya komentar yang muncul normal, tak ada caci maki, hanya pujian dan guyonan yang terlihat. Berbeda jika akun instagram milik Cleo, banyak yang berkomentar memuji, fanatic namun juga caci maki yang muncul dari haters. Seandainya Cleo gampang mengambil omongan orang, sudah dipastikan ia depresi.
Tak terasa waktu dua jam berlalu, Cleo sudah menyelesaikan pemotretan terakhirnya. Gadis yang memiliki tinggi 160 cm, yang terlihat seperti anak SMA bahkan tingginya kalah jauh dengan Laksa.
Gadis itu sedikit berlari dan memeluk Laksa. Tingkah manjanya membuat para staff menggeleng pelan. Mereka memakluminya. Cleo mendongak menatap Laksa, dan Laksa sedikit membungkukkan tubuhnya, karena Cleo hanya sebatas pundaknya saja.
"Ayo, ke kampus, kita masih ada kuliah dan rapat," seru Laksa sembari membawakan tas milik Cleo.
Hari ini Cleo memakai sweater kebesaran yang memperlihatkan sebelah bahunya, dan accordion skirt berwarna sky blue, dipadukan dengan ankle boot. Sedikit berat hati dengan atasan yang menurut Laksa, memperlihatkan asset miliknya.
Mereka berjalan menuju mobil Laksa, dan pacar Cleo itu memutuskan membawa kuda besi karena Senjanya memakai rok.
Usai mengantar Cleo menuju kelasnya, Laksa menuju gedung rektorat untuk meminta surat perizinan penggunaan gedung kampus untuk OSPEK. Sudah tak asing akan kemunculan Laksa di gedung itu.
Sedikit berbasa-basi, dan beberap dosen yang mengenalnya menanyakan prihal kapan ia lulus ataupun sampai mana risetnya. Ia tak pernah ambil pusing, karena Laksa memang menguasai ilmu teknik dengan baik. Bahkan beberapa kali berkontribusi dalam penulisan karya ilmiah dan jurnal. Pengalaman sebagai asisten dosen, beberapa kali memasuki kelas sains seperti fisika dan matematika membuatnya dikenali dengan mudah.
Ia melakukannya karena beberapa kali para dosen itu meminta dirinya untuk menjadi asisten dosen dan asisten penelitian. Bagi Laksa, dirinya tak kekurangan uang. Sudah dipatenkan bahwa ia mewarisi perusahaan ayahnya di bidang listrik dan jaringan.
Laksa selesai mengurusi hal-hal yang bersangkutan dengan organisasi dan persuratan, segera menuju kelas Cleo lagi.
Cleo keluar dengan muka lusuhnya. Setelah di debat habis-habisan oleh dosen pengampu mata kuliah kebijakan dan perencanaan sosial. Dan ia harus mengerjakan laporan studi analisanya lagi.
Hanya butuh waktu tiga puluh menit untuk mereka sampai di apartment dari kampus. Laksa membuka pintu dan meletakkan LPJ di meja, ia menarik Cleo duduk di sofa dan mulai meletakkan kepalanya di paha gadis itu. Membiarkan ia beristirahat sejenak usai matanya terbuka dari subuh petang.
Cleo sendiri menyenderkan kepalanya di punggung sofa, sambil mengelusi rambut halus yang sedikit memanjang milik Laksa. Sepertinya mereka memang butuh istirahat karena banyak aktivitas, kuliah, organisasi, rapat, bekerja menjadi model. Bahkan Laksa terkadang mengunjungi perusahaan ayahnya.
Aktivitas di masa dewasa memang harus maksimal, syukurnya Laksa tak mengeluh prihal itu dan masih bisa mengurusi Cleo yang teledor. Mereka menikmati beberapa jam sebelum sore dengan obrolan ringan dan melihat post instagram, atau Cleo yang menghabiskan waktunya menatap wajah tampan lelakinya dan sibuk mengaguminya.