Brug! Laksa yang sudah pusing dan bergairah karena minuman yang diberikan Daniel pun menarik tangan Cleo sampai wanita itu duduk terpangku di pahanya.
"Akh!" Cleo mengerang kesakitan karena tubuhnya membentur tubuh Laksa yang kekar.
Sial! Laksa seolah kehilangan rantai kendalinya satu persatu saat hidungnya menghirup aroma bunga mawar bercampur magnolia memenuhi rongga paru-parunya, aroma yang kuat melekat namun tak kentara jika dari jauh. Aroma yang membelai hidungnya seolah menjadi stimulan untuk otaknya bekerja ekstra agar bisa menghasilkan dopamine yang memabukkan.
Laksa semakin merasa pusing, tangannya menyentuh lengan Cleo yang memiliki kulit halus itu. Cleo meremang saat ini, tubuhnya bergetar ketakutan saat dirinya bahkan disentuh secara intim oleh Laksa, pria tampan yang dikenalnya sebagai teman Daniel, pria yang sudah membelinya saat ini.
"Ma—af, saya salah kamar, ha—harusnya saya... saya... dengan tuan Daniel..." cicitnya dengan suara bergetar ketakutan.
Hembusan napas Laksa yang terasa cepat iramanya menerpa telinganya dan membuat tubuh Cleo semakin menegang. "heum..." Laksa masih asik dengan kegiatannya, dia tak peduli dengan apa yang dikatakan oleh wanita yang berada di pangkuannya itu saat ini.
Bahkan bongkahan pantatnya yang empuk menindih paha Laksa semakin membuat gairah Laksa tersulut saat ini. Bagaimana dengan otaknya yang sudah tak mampu berpikir selain daripada hasratnya yang menggebu memimpin tingkah lakunya saat ini.
Cleo yang ketakutan tak bisa berontak sedikit pun. Apalagi saat Laksa berbisik dengan suara dinginnya. "Turuti kemauanku, atau... aku akan bersikap kasar padamu."
Tubuh Cleo gemetar.
Dia berbalik dan ingin berbicara serius dengan pria yang sudah menariknya bahkan memeluknya dari belakang, dengan lengan yang melingkari perut rata milik Cleo. Cleo tersentak kaget dengan apa yang Laksa lakukan. Dia tak terbiasa bersentuhan dengan pria.
Cleo yang berbalik mencoba berdiri dengan menyentak agar tangan yang merangkulnya terlepas. Laksa ikut berdiri, merasa sudah tak sabar dengan kelakuan Cleo. Dia memojokkan Cleo ke dinding membuat Cleo terkejut. Tangan Laksa bergerak mengusap punggung Cleo yang terbuka. Da mengusapnya dengan pelan dan menggoda membuat tubuh Cleo meremang saat ini.
Tangan Cleo menjadi penghalang agar dadanya dan dada Laksa tak menempel "Ja--jangan, kumohon ... hiks!" Cleo sudah terisak memikirkan Daniel yang menunggunya dan uang pembelian tubuhnya ada pada Nania tentu saja.
Laksa menatap Cleo dengan tajam. Dan dia bisa tahu kalau Cleo tidak berpengalaman dalam hal seperti ini, terlihat dari reaksi tubuhnya dan wajahnya.
Puas mengusap punggung Cleo, kini tangan Laksa berpindah pada paha Cleo dan mengusapnya di balik dress yang masih dikenakannya itu.
Laksa yang biasanya bersikap lembut akan berbeda saat berhasrat. Dia menjadi pria dominan yang keinginannya harus dituruti oleh wanitanya, siapapun itu. Bibirnya kini menjajah leher Cleo yang tak tertutupi.
"Ingatlah peringatanku. Jangan pernah kau menolak semua yang aku lakukan dan aku katakan padamu. Jika kau menolak, kau akan tahu akibatanya," bisik Laksa tepat di telinga Cleo. Wajah Cleo terlihat memerah namun dia hanya diam saja tak mengangguk.
Matanya sudah berkaca-kaca siap menangis, dia ketakutan melihat wajah Laksa yang begitu bengis dengan tatapan tajamnya yang menghujam sampai ke sum-sum tulangnya saat ini. Tubuhnya membeku seiring suaranya tercekat tak bisa sedikitpun keluar.
Laksa menarik tubuh Cleo kembali, mereka berdiri di pinggir ranjang yang siap menyambut mereka berdua. Tubuh Cleo menegang saat Laksa memeluknya dari belakang. Dia wanita polos yang tak bisa menolak sebab ketakutannya, dia sudah ketakutan dengan tatapan Laksa yang tajam dan suara dinginnya yang menjadi titah secara tanpa sadar pada tubuhnya. Air mata menetes dari sudut matanya saat dia merasakan bibir Laksa bergerak di lehernya. Cleo bahkan bisa merasakan saat ini tubuh Laksa sudah tak terlapisi pakaian mengingat dada pria itu menempel di punggungnya yang tak tertutupi dressnya.
"Bersiaplah."
Cleo pasrah, dia memikirkan bagaimana uangnya nanti? Adiknya bagaimana? Dia ingin berteriak namun seolah berada di bawah kendali pria ini.
Cleo dibalik cepat oleh Laksa, pria itu mencium bibirnya dengan bringas seolah-olah sedang kelaparan saat ini. Cleo terkejut, dia ingin melawan namun tangannya sudah tercekal dan bibirnya tak sekalipun diberikan jeda untuk bersuara. Napasnya sampai terputus-putus kehabisan oksigen. Laksa menciumnya dengan menuntut dan tak sabara.
Laksa melepaskan ciumannya, menyaksikan wajah Cleo yang memerah dan menangis. Laksa yang sudah terpengaruhi obat tentu tak mempan dengan Cleo yang menangis. Dia sudah bergairah hebat memandangi tubuh Cleo. Laksa kembali melumat bibir Cleo dengan kasar, menyesapnya dan menelusuri rongga mulut berbau strawberry itu. Bibirnya yang begitu basah menggoda benar-benar memenuhi ekspektasi imajinasinya selama ini.
Laksa kalap.
Tangannya sudah melucuti dress Cleo dengan cepat sampai wanita itu menegang terkesiap. Cleo menangis pasrah.
Laksa sudah kalap. Saat itu juga tangannya menangkup buah dada sekal milik Cleo, wanita itu bergetar semkain ketakutan.
"Tenanglah... aku tak akan menyakitimu." Ucap Laksa lantas mengecup dahi Cleo saat Cleo dibaringkan di kasur empuknya.
Cleo pasrah, dia tak bisa melawan dan tak bisa mengajak Laksa berpikir dengan jernih. Tangan Laksa yang menyentuh aktif sana sini di kulit telanjangnya menghantarkan impuls rangsangan yang semakin membuat tubuhnya meremang.
Cleo menahan desahannya saat Laksa melarikan bibirnya di lehernya yang jenjang. Hidung pria itu terus membaui aroma tubuh Cleo dengan wangi khasnya. "I like roses..." bisiknya kemudian mengecupi leher mulus itu sampai kepala Cleo terdongak dengan mulut setengah terbuka. Tangannya pasrah di bahu Laksa saat ini.
Laksa tak membiarkan tangannay tinggal diam, dia menangkup buah dada Cleo yang tak berukuran besar namun pas di dalam genggamannya. Sekal dan padat. Gunung kembar yang tak tersentuh memang berbeda. "Ja—janganhh!!" pekik Cleo saat bibir Laksa mengecup buah dadanya dan mengulum puncaknya dengan bersemangat. Tangan Cleo sudah tercekal oleh tangan Laksa lainnya. Pria itu tau bagaimana caranya membuat wanita yang berada di bawah kungkungannya mengerang dengan sengaja dia meniup-niup puncak dada Cleo yang perlahan menegang menantang di hadapannya. Dia tersenyum puas kali ini, melihat hasil karyanya. Sementara itu, Cleo mengerang menahan tubuhnya yang bereaksi cepat, bagaimana Laksa memainkan dadanya dengan lihai dan ahli sampai-sampai kepala Cleo pening seketika, dia menahan diri untuk tak mengeluarkan suara yang menjijikkan di telinganya, namun nyatanya mulutnya spontan mendesah mengikuti reaksi tubuhnya saat ini.