"Kakak ipar ... lagi ada masalah?"
Aku pikir Refi itu hanya gadis imut yang bisanya cuman bermanja-manja. Namun sepertinya tidak, dia bahkan peka dengan alasan mengapa aku pulang sekolah langsung kemari.
Seperti yang telah bunda katakan bahwa aku bisa menganggap ini sebagai rumahku sendiri. Dan kali ini aku benar-benar beranggapan bahwa inilah rumahku, hingga usai berpamitan meskipun kak Riki sempat ngomel-ngomel keputusan bulat. Aku pun langsung masuk ke kamar Refi.
Saat baru sampai tadi, dia bukannya mengganti baju namun langsung memintaku berganti pakaian. Kala dia bertanya apa aku akan menginap dengan sedikit linglung aku mengangguk.
Sebenernya di rumah saja bukan masalah. Tapi, setelah ku pikirkan lagi alasan mengapa aku menggila adalah kesendirian dan kesunyian.
"Bingung jawabnya," kataku sembari terkekeh geli membiarkan raut wajahnya yang kelihatan lesu.
Refi menatapku, dia mendengus lantas duduk dan memangku guling pinky miliknya.
"Boleh menerobos masuk?"