Ini bukan posisi yang ku dambakan. Terlebih sudah malam, larut malahan. Namun kata kak Riki, lebih baik menikmati keindahan gemerlap bintang agar suasana hati nyaman.
Sekali lagi, meskipun enggan tetap akan ku turuti. Terkekeh geli lantas ku buk suara setelah kami terdiam cukup lama.
"Kakak mau sampai kapan minta aku berbaring kayak gini?" tanyaku padanya.
Dia memang duduk, bersandar pada pohon Cemara di halaman depan rumahku. Namun dengan paksaan kak Riki memintaku berbaring. Alhasil mau atau tidak aku tetap membaringkan tubuhku di atas pangkuannya.
"Sampai suasana hati kamu tenang, lagian udah belajar kan? Besok kita masih ulangan semester jadi kamu nggak mungkin ada tugas benar begitu?" tanyanya dan aku tertawa sebagai respon tunggal.
Kalau nebak nggak pernah salah. Besok hanya Kimia dan Bahasa Inggris. Keduanya sudah ku pelajari jauh-jauh hari, dan sekarang meskipun tak sedang belajar bukankah hal seperti ini terkesan aneh.