Marwah mengingat semua pengorbanan Sera sedari dulu, hal itu membuatnya ingin membalas ketulusan adik perempuannya.
"Kak, tanganmu kenapa?" tanya Sera.
Marwah malah menangis, adik laki-lakinya itu menangis untuk pertama kalinya.
"Maaf Kak, adek hampir kesal begitu melihat kak Keenan seperti itu, ketika melihat Kakak terbaring di ranjang Rumah Sakit, adek kira Adek bakal pergi. Kakak berfikir untuk menyiksa diri sendiri, adek tidak tau apa yang terjadi kala itu," Marwah menutup wajahnya dengan punggung tangan.
Kania membelalakkan matanya kaget. "Apakah kamu melukai diri sendiri?" tanya Kania.
Dimas mengangguk, Kania langsung berfikir bahwa adiknya tidak mungkin melakukan ini sekali, melihat banyak sayatan di tubuhnya, tak jarang ia melihat juga tubuhnya memar berwarna biru, menandakan sebuah benturan atau memang di benturkan?
"Apa kamu sering melakukan ini Dim?" tanya Kania.
"Maafkan adek Kak,"