Hari ini Nata pulang telat. Cafe cukup ramai, membuat ia bekerja lebih. Biasanya, Nata pulang dari cafe pukul 5, namun kini, ia pulang pukul sembilan lebih.
Nata menghampiri Andre yang tengah beristirahat sembari meminum kopinya, "Kak Andre, Nata pulang dulu, ya!" ucap Nata.
"Iya, Ta. Kamu hati-hati ya, udah malem. Mau dianter nggak?" tanya Andre. Nata menggeleng, pertanda ia tidak mau, "Enggak kak! Lagian juga deket kok, cuma jalan kaki. Aku pulang dulu ya. Sampai jumpa besok kak!" ujar Nata sembari berjalan keluar cafe.
Ia pulang berjalan kaki. Banyak mobil dihalaman panti-nya. Nata bingung, siapa yang bertamu malam-malam seperti ini?. Ia kembali melanjutkan jalannya.
Sesampainya di pintu panti, ia mengucap salam, "Assalamualaikum, Bu!" Tak ada jawaban, ia mengernyit, menuju ruang tamu panti. "Ah, ternyata ibu disini." ucap Nata dalam hati.
Nata mengernyit melihat ibunya sedang berbincang dengan seorang pria yang dikawal orang-orang berbadan besar dengan pakaian serba hitam.
"Bu, Nata pulang" ucap Nata. Bu Aisyah menoleh, menatap Nata dengan senyum hangatnya, "Sini, Ta. Kamu duduk disebelah ibu" pinta bu Aisyah.
Nata menaikkan satu alis. Bingung. Namun tak ayal ia mendekati ibunya itu, "Ada apa bu?" tanya Nata. Nata melihat bu Aisyah hanya tersenyum, lalu perkataan yang dilontarkan ibunya itu membuatnya terkejut.
"Ini ayah kamu, Ta. Ayah kandung kamu" ucap bu Aisyah lembut dengan senyum yang menghias di sudut bibirnya.
Nata terdiam. Memandang laki-laki yang ada didepannya, menatapnya dengan sorot matanya yang teduh, dan menyiratkan kerinduan. Nata masih terdiam, pikirannya berkecamuk, ia tak menyangka bahwa masih memiliki keluarga!
Nata tertegun, setelah benar-benar memperhatikan pria didepan ibunya, bentuk pria itu mata sama dengan miliknya. Astaga! Kenapa ia tak menyadari itu!
Ia memberanikan diri, "Ayah?" tanya Nata dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.
☁️
"Ayah?"
Ethan tertegun. Putrinya yang sangat ia rindukan, putri kecilnya yang dulu hilang, kini kembali, dan memanggilnya ayah! Ya Tuhan!
Pelupuk mata Ethan menggenang, bergegas memeluk putrinya erat, ia takut, bila ia lepaskan, putrinya akan kembali hilang.
"N-natalia" panggil Ethan dengan terisak.
Nata melepaskan pelukan ayahnya, mendongak, menatap bingung dengan mata bulatnya yang masih berkaca-kaca, mengapa ayahnya bisa mengetahui namanya?
"Mommy mu dulu yang memberi nama itu, Ta. Lihat kalung yang ada dilehermu sayang, itu mommy yang membelikannya bahkan sebelum kamu lahir. Panggil daddy saja ya." jawab Ethan yang mengerti dengan kebingungan putrinya.
"Maaf, maafin daddy biarin kamu hilang waktu kecil. Daddy sudah mencarimu bertahun-tahun, tapi tidak bisa. Sekali lagi maafkan daddy, Ta" sesal Ethan sembari menatap Nata.
Nata terisak pelan. Ia masih tak menyangka, Nata kira, ia anak yang tak diinginkan. Ternyata tidak! Sungguh, Nata bahagia!.
"I-iya dad, Nata seneng" jawabnya dengan binar mata senang. "Nata kira, Nata enggak punya siapa-siapa. Nata kira, Nata anak yang dibuang, sekarang Nata seneng banget! Nata sayang daddy!" pekik Nata, lalu kembali memeluk ayahnya.
"Kamu ikut sama daddy pulang, ya?" pinta Ethan, melihat Nata mengangguk, membuat ia senang! Queen-nya sudah kembali! Ethan sungguh tak sabar mempertemukan Nata dengan istri dan anak-anaknya.
☁️
Sudah tengah malam, Ethan masih berada di perjalanan pulang. Ia masih tak menyangka bisa menemukan putrinya hanya karna ucapan dari putra sulungnya, Leon.
Flashback. 19:00 Malam
Keluarga Abraham tengah makan malam. Seperti biasa, makan malam dilakukan dengan tenang, karena memang Ethan tak memperbolehkan ada yang berbicara ketika makan.
"Dad, Leon ingin memberitahu sesuatu" ujar Leon, sembari memotong steak yang ia makan.
Ethan mendongak, mengalihkan pandangannya. "Diam, Leon. Bukankah tak ada yang boleh berbicara ketika makan?"
Leon berdecak, lalu berkata "Tadi aku bertemu dengan gadis manis, mata-nya mirip Daddy."
Ucapan Leon membuat Ethan terdiam, mencerna maksud dari perkataan putranya itu. "Dimana kau menemukannya?" tanya Ethan dengan alis terangkat.
"Di salah satu cafe vintage dekat panti asuhan yang pernah daddy gunakan untuk meeting itu." jawab Leon.
Ethan terdiam, beranjak dari tempat duduknya, tanpa menghiraukan pertanyaan putranya.
Ia menghampiri garasi, lalu mengambil salah satu mobilnya. Jam menunjukan pukul setengah delapan malam. "Masih ada waktu" pikir Ethan. Ia bergegas menuju tempat yang Leon maksud dengan beberapa bodyguard di belakangnya.
Ethan sampai, di panti asuhan. Mendapatkan informasi dari bodyguardnya bahwa gadis yang dimaksud Leon adalah salah satu anak dari panti ini.
Ia masuk, dan disambut oleh bu Aisyah, dan sedikit berbincang, sembari menunggu putrinya pulang dari cafe.
Flashback off.