Sudah tengah malam, Nata sudah tidur. Ethan baru saja memasuki gerbang. Melajukan mobil menuju depan mansion, karna jarak teras dari gerbang cukup jauh.
Ethan turun, dan menggendong Nata, lalu memerintahkan salah satu bodyguardnya untuk membuka pintu dengan pelan.
Mansion sepi, penghuninya sudah tidur. Ethan membawa putrinya ke lantai atas, di kamar putrinya, dan merebahkannya dengan hati-hati agar Nata tak terbangun. Ethan mengecup kening Nata dengan kasih sayang, "Selamat malam putri daddy" ucap Ethan
Dulu, setelah mengetahui bahwa Ariel, ibu Nata, mengandung bayi kembar, Ethan lekas membuat sepasang kamar untuk anak-anaknya. Kamar Nata sendiri sengaja Ethan letakkan ditengah-tengah Bara, dan Leon.
☁️
Pagi pun tiba. Matahari sudah mulai menampakkan cahaya-nya. Embun pagi menetes, bersamaan dengan kicau burung yang merdu.
Nata terbangun, lalu terkejut. "Astaga! Dimana aku?!" bingungnya. Ia kembali mengingat, "Ah, mungkin saja ini rumah daddy".
Melihat kamar yang seluas ini membuat Nata berdecak kagum. Luas sekali, pikirnya. Kamar ber-cat pink putih, menambah kesan feminim didalamnya, "Cantik sekali!" puji Nata.
Pintu diketuk. Nata menoleh, lalu membuka pintu. Melihat wanita setengah baya tersenyum ramah padanya. "Silahkan mandi, Nona. Mau saya siapkan air hangat?" tanya wanita itu.
Nata menggeleng, "Tidak, Bu. Biar saya sendiri, terimakasih." ujar Nata dengan sopan "Ah iya, panggil saya Nata saja ya."
Wanita itu hanya mengangguk dan mengangkat sudut bibirnya sembari meniggalkan kamar majikannya itu.
Nata-pun mandi, selepas itu ia bersiap-siap.
☁️
Bara mengernyit. Melihat seorang maid yang keluar dari kamar kembaran-nya. Ia menghampiri kamar tersebut.
Terdengar gemericik air dari dalam. Bara terkejut, siapa yang berani-beraninya menggunakan kamar mandi kembarannya. Ia pun menunggu seseorang tersebut sembari memainkan ponsel pintarnya.
Pintu kamar mandi terbuka, menampakan seorang gadis dengan piyama kelinci merah muda-nya. Bara mendongak, sepertinya gadis itu belum menyadari keberadaan-nya. "Bukankah itu gadis yang kemarin ku tabrak di koridor?" ucap Bara dalam hati.
"Anda siapa?" tanya Bara dengan tatapan tajam dan menusuk, serta suara rendahnya. Gadis itu menoleh dengan gugup. "A-aku Nata, anak Daddy".
Bara menahan amarah. Bisa-bisanya gadis ini mengaku-ngaku menjadi anak dari ayahnya. Ia menyeret Nata, tanpa menghiraukan jerit kesakitan darinya.
Bara mencengkeram tangan Nata dengan kuat. Menyeretnya ke meja makan, lalu akan bertanya pada ayahnya.
"Brak!"
Cengkraman di tangan Nata terlepas. Nata terjatuh, tangannya sakit, kepalanya pusing.
"Albara Abraham! Apa yang kau lakukan?!" teriakan dari Ethan menggelegar di ruang makan. Melihat putrinya seperti itu, membuat hatinya sakit. Ia menghampiri putrinya, dan mendekapnya kuat-kuat.
Bara menatap hal itu dengan tak percaya, " Apa ini, Dad?! Siapa gadis ini? berani-beraninya dia menggunakan kamar adikku?!" bentak Bara dengan amarah meluap-luap.
Dari atas, terlihat Leon menuruni tangga. Mendengar keributan dibawah membuat ia terbangun. Ia terkejut melihat seorang gadis yang menangis dan terisak didekapan ayahnya. Sepertinya familiar, begitu pikirnya. "Nata?" panggil Leon dengan mengangkat satu alisnya.
"Kau mengenalnya kak?" tanya Bara. Ia sungguh bingung dengan situasi ini.
"Dia, Natalia Abraham. Adik, dan kembaranmu Bara!" teriak Ethan. Bara dan Leon tertegun. Adik? Adik kecilnya kembali?