Bel istirahat berbunyi. Nata tergesa-gesa untuk pergi ke toilet. Pintu toilet diketuk keras. Nata heran, siapa yang melakukan hal itu, ia pun keluar bilik toilet dan memeriksanya. Belum sempat ia keluar, rambutnya sudah dijambak dengan keras.
Nata meringis, tarikan di rambutnya cukup kuat. Tiba-tiba rambutnya dilepaskan, ia menoleh, mendapati Clara, bersama antek-anteknya. Kakak kelas yang ia ketahui dari Sasha.
"Plak" tamparan keras Nata dapatkan. Pipinya memerah, rasa perih menjalar. "Lo, anak beasiswa, gue kasi tau, jangan berani-beraninya lo deketin Bara! Karna dia, cuma milik gue! Gue peringatin sekali lagi, kalo besok lo masi berani berangkat sama Bara, abis lo!" bentak Clara.
Nata terisak, ia meneteskan air matanya, tak menyangka bahwa Clara melakukan ini padanya. "T-tapi kak, kak Bara itu.."
"Diem! Nggak usah banyak omong! Ayo girls, kalo dia berani lagi, besok kita kasi lebih" potong Clara.
☁️
Sasha bingung. Kenapa sahabatnya tidak kembali-kembali dari toilet. 10 menit lebih ia menunggu di kantin, Sasha memutuskan untuk menghampiri Nata di toilet.
Ditengah perjalanan, ia bertemu dengan Bara. "Em, gue boleh nanya ngga? Lo liat Nata? Dia daritadi ke toilet, tapi ngga balik-balik." tanya Sasha.
Bara mengumpat, rahangnya mengeras, kilat mata-nya menunjukkan amarah yang luar biasa. Ia sudah berfikir, bahwa adiknya ini mengalami pembully-an. Ia bergegas untuk pergi ke toilet wanita tanpa menghiraukan pertanyaan Sasha.
☁️
Pintu dibuka keras. Nata mendongak, ia melihat Bara yang diliputi kekhawatiran. "Siapa yang giniin kamu, Ta?" tanya Bara pelan sambil memeluk Nata.
Nata sendiri masih terisak. Bara menenangkan Nata, "Pulang aja, ya?" kata Bara dengan lembut, dengan senyum tersungging di sudut bibirnya, sorot mata nya berubah teduh. Nata mengangguk, sesaat kemudian Nata terlonjak, ketika tubuhnya melayang.
"Kak, jangan digendong gini. Aku malu" ucap Nata dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Bara. "Nggakpapa, kalo ada yang ngejek kamu, biar kakak marahin. Jangan nangis lagi, kakak nggak suka" ucap Bara.
"Wah, itu Nata kan?"
"Tadi pagi dianterin, sekarang digendong, aa Bara, aku mau juga dong"
"Gatel banget si Nata"
Bara tak menghiraukan lontaran yang ditujukan untuk adik kecilnya. Tujuanya adalah membawa pulang Nata sekarang.
☁️
"Mom, Bara pulang" ucap Bara. Ia bergegas menuju kamar Nata, karena tadi Nata tertidur ditengah perjalanan pulang. Selepas merebahkan tubuh adiknya, ia memanggil Ariel untuk mengompres pipi Nata yang masih memerah.
Ariel terkejut ketika mendengar putri kesayangannya menjadi korban bully. Ia mengompres pipi Nata, lalu membiarkan Nata tidur.
☁️
Nata terbangun dari tidurnya. Melihat jam yang menunjukkan pukul 7 malam. Astaga! aku tidur lama sekali!, pikirnya. Ia bergegas mandi, lalu turun kebawah untuk mengikuti makan malam.
Sesampainya dimeja makan, Nata disambut dengan senyum dari kedua orang tua dan kakak nya. "Maaf ya, Mom. Nata nggakbisa bantuin mom masak tadi." sesal Nata. Ariel tersenyum, "Nggakpapa, sayang. Pipi kamu masih sakit?" tanya Ariel. Nata menggeleng.
Ethan mengernyit, "Memangnya pipi kamu kenapa princess?". Belum sempat Nata menjawab, Bara sudah berkata "Nata jadi korban bully, Dad."
Mata Ethan dan Leon membelalak. Bagaimana bisa princess nya dibully disekolah. "Kamu dibully siapa sayang?" tanya Leon lembut. Nata terdiam, ia bingung ingin menjawab apa. Ia takut bila besok kembali dibully karna mengadu pada ayahnya. Tapi pemikiran itu Nata tepis, ia percaya ayah dan kakak-kakaknya bisa melindunginya.
"Emm, namanya Clara, Dad. Kakak kelasnya Nata" cicit Nata pelan. Sekarang, Bara yang terkejut. Bisa-bisanya jalang itu mengganggu adiknya. Ia bersumpah, untuk membalas pada Clara.
"Clara? Putri dari Edward itu? Cih, tidak ayah, tidak anak, sama saja. Sama-sama benalu" cibir Leon, pasalnya Edward, adalah salah satu pebisnis yang selalu melakukan hal-hal curang. Ethan menahan amarah, "Biar daddy yang urus. Sekali-kali mereka memang harus diberi pelajaran."
Ariel, Leon serta Bara mengangguk meng iyakan. Mereka tahu apa yang akan dilakukan oleh Ethan. "Jangan dibalas, Dad. Kasian kak Clara nantii" pinta Nata yang diberi gelengan tegas oleh mereka.
"Nggak sayang. Dia udah ganggu kamu, enggak bakal Daddy lepaskan." ucap Ethan. Nata mengembuskan nafas pelan, kemudian mengangguk sembari tersenyum paksa.