Pagi datang, alarm dikamar gadis itu juga berbunyi. Matahari masih malu-malu untuk menampakkan dirinya. Burung-burung berkicauan. Embun pagi pun masih menetes.
Nata terbangun. Ia duduk, mengucek mata, lalu melihat jam yang menunjukkan pukul 5 pagi. Ia bergegas ke kamar mandi untuk wudhu lalu melaksanakan kewajibannya. Selepas sholat, Nata mandi, lalu turun kebawah untuk sarapan.
"Morning Dad, Mom" ucap Nata sembari mengecup pipi Bara dan Ariel. "Morning too" ucap mereka berdua dengan tersenyum hangat.
"Kamu mau makan apa, sayang?" tanya Ariel. Nata menipiskan bibir, seraya berfikir, "Nata mau sama roti aja deh, Mom! Abis itu Nata mau bawa bekal ke sekolah." ujar Nata semangat. Ariel pun gemas, ia mengusap rambut Nata, "Iya, nanti mommy siapin bekalnya, sekarang kamu makan dulu gih"
☁️
Nata berangkat bersama Bara hari ini, sebenarnya, Leon yang bersikeras agar dapat mengantar Nata, tetapi Nata menolak dengan halus permintaan kakak sulungnya itu. Lagipula, arah kantor Leon dan sekolah Nata juga tidak searah.
Pukul 7 pagi, Nata dan Bara sudah sampai di sekolah. Mobil yang Bara kendarai mengundang perhatian anak-anak di SMA Pelita, mereka menerka-nerka, siapa yang berangkat dengan menggunakan mobil semewah ini?
Bara keluar dari mobil, lalu bergegas membuka pintu untuk adiknya. Dengan gerakan slowmotion, Nata keluar dari mobil dengan tangan yang digenggam oleh Bara. Hal itu mengundang banyak cibiran dari mereka yang masih ada di parkiran.
Namun Nata dan Bara tak peduli, mereka seolah tutup telinga dengan berita tersebut. Bara mengantar Nata menuju kelasnya, ditengah koridor, ia bertemu Jason dan Nathan, sahabatnya.
"Woah! Lo dapet cewek cantik dari mana, Bar?!" teriak Jason kegirangan. Sedangkan Nathan, ia masih terpaku melihat kecantikan Nata, matanya tak berkedip, walau masih menatap dingin Nata.
Merasa ada yang memperhatikan, Nata pun mendongak karena tingginya tak seberapa. Ia membalas tatapan laki-laki dihadapannya, "Dingin, dan tampan" batin Nata.
"Dia adik gue bodoh" desis Bara tak suka. Jason melotot, ia terkejut. Nathan pun sama, ia sempat berpikir bahwa gadis ini adalah pacar Bara.
"Lah, lo punya adik cewek? Buset cantik bener! Hai cantik, nama gue Jason" ujar Jason sembari mengedipkan sebelah matanya. Nata terkekeh, membalas perkataan Jason "Halo, Kak. Aku Nata, adik kak Bara" kata Nata dengan senyum menghiasi bibirnya.
"Aaa, gemes banget, pengen gue karungin bawa pulang!" ujar Jason, membuat tatapan mata Bara menajam. Jason pun menyenggol lengan Nathan, "Kenalan juga dong anjir" bisiknya pada Nathan.
Nathan pun berdehem, "Nathan" ucapnya dingin. Nata mengerjapkan mata, "Cuek, kaya kak Bara" ujarnya polos membuat Bara, Jason, serta Nathan tersenyum. "Udah, ayo Ta, masuk kelas dulu, nanti terlambat." ucap Bara, Nata pun mengangguk, namun ia lebih memilih melanjutkan perjalanan ke kelasnya sendirian karena tak mau merepotkan Bara.
☁️
Nata memasuki kelas. Ia sudah disambut dengan teriakan Sasha dan Fikri, ketua kelasnya.
"Fikri! Lo diem deh! Jangan ngumbar aib gue anjir!" teriak Sasha menggebu-gebu. Fikri tergelak, "Lah, gue kan cuma ngasi tau kalo elo pernah pingsan, mana waktu bangun bilang gini, 'Pulu pulu pulu' hahaha, ege lo Sha!" Fikri dan teman-temannya kembali tertawa.
Haikal pun sampai terpingkal-pingkal, kala mengingat Sasha yang waktu itu berbicara sendiri sehabis pingsan disaat upacara.
Sasha tak menanggapinya. Ia lebih memilih menghampiri Nata yang baru masuk ke kelas. "Ada apa sih, Sha?" tanya Nata. "Nggakpapa, nggak usah diladenin omongan setan kaya Fikri. Yuk duduk aja" ajak Sasha. Nata pun mengangguk lalu meletakkan tasnya dan berbincang kecil dengan Sasha.
☁️
Selepas mengantar Nata dikoridor tadi, Bara melanjutkan perjalannya ke kelasnya bersama Jason dan Nathan. Sedari tadi, Jason terus bertanya-tanya mengenai Nata, membuat telinga Bara panas rasanya.
"Lo diem dulu deh Jas!" peringat Bara dengan mata menajam. Jason sendiri hanya cengengesan, "Muka lo jangan gitu deh Bar. Mirip kak Ros jadinya" ujar Jason dengan menaik turunkan alisnya. "Nath, diem mulu lo. Gue tau, lo tadi terpana sama Nata kan lo" cerca Jason, matanya menyipit.
Hal itu membuat Bara menatap Nathan dengan pandangan yang tak dapat diartikan, sedangkan Nathan hanya tersenyum miring, membuat Jason bergidik ngeri.