Ketika sedang mengobrol, ketiga sahabat yaitu Brese, Angelica dan Honey lantas dikejutkan oleh suara salah seorang peserta yang sedikit memekik saat melihat rombongan Rei Harristian memasuki ruangan tunggu tempat para peserta audisi.
"Coba lihat, bukankah itu The Midas, Rei!" tunjuk peserta itu sambil berjingkrak serta memekik senang. Beberapa lantas berdiri dan hendak melihat seperti apa sosok Rei yang sesungguhnya. Selain sebagai pemilik label rekaman dan produser, Rei pernah mengeluarkan album hip hop dan rap yang kemudian meledak di pasaran. Ia menamakan dirinya The Midas Rei, yang berarti si hebat.
Honey yang ikut penasaran dengan pemilik label rekaman tersebut ikut berdiri dan berjinjit. Begitu banyak peserta yang berdiri di depannya di tambah posisi Rei yang tengah berbicara dengan rombongannya dengan memunggunginya. Honey hanya bisa melihat samar-samar wajah Rei dari samping tapi itu pun tak terlihat jelas.
"Aku tidak tahu yang mana orangnya!" tanya Honey masih celingukan.
"Kamu lihat yang pakai jas biru gelap dan paling tinggi di antara mereka. Itulah The Midas Rei, rapper terkenal itu. Dia pemilik Skylar, wah dia tampan sekali!" pekik Brese sampai meringis seperti hendak menangis. Honey lalu menoleh pada Brese dengan kening mengernyit sempurna.
"Memangnya kamu pernah bertemu dia?" tanya Honey dengan keheranan.
"Aku membacanya di majalah Urban yang baru terbit kemarin. Gosipnya dia gay, tapi aku tak peduli, dia tampan dan terlihat sangat maskulin. Ohhh!" Brese sampai menggenggam kedua tangan di depan dadanya berharap Rei akan berbalik memperlihatkan wajah tampannya. Honey yang keheranan lalu menoleh pada Angelica yang juga memperlihatkan wajah aneh yang sama.
"Biarkan saja mereka, lebih baik kita duduk saja!" ajak Angelica pada Honey. Honey pun mengangguk sementara beberapa peserta lantas melambaikan tangan sambil memanggil-manggil nama Rei. Tapi Rei yang angkuh bahkan tak mau menoleh sama sekali.
"Apa yang mereka lakukan?" kata Honey yang masih keheranan melihat perilaku ketiga temannya yang lain.
"Jangan dipedulikan. Memangnya jika lolos maka kamu akan bertemu dengannya? Tidak kan? Dia pemilik perusahaan rekaman mana mau mengurusi artis baru dari pencarian bakat seperti ini!" sahut Angelica dengan nada sarkas. Honey hanya tersenyum saja dan menunggu lagi dengan sabar.
Begitu sabarnya sampai hari malam dan ia sudah melewatkan makan siang. Audisinya berjalan begitu lama, terlebih para juri kemudian beristirahat sementara peserta audisi masih menunggu di sebuah koridor yang disiapkan untuk menunggu. Ada yang masih berdiri ada yang tak tahan dan akhirnya duduk di lantai.
Di koridor salah satu kamar suite, Rei Harristian berjalan santai dengan sebukat bunga di tangannya. Ia tersenyum sambil membawa mawar-mawar merah itu untuk pacarnya Christina yang tengah beristirahat sebelum memulai lagi menjadi juri audisi dua jam lagi. Ia diberi salah satu kamar suite sama seperti tiga orang artis lainnya.
Rei ingin membuat kejutan untuk pacarnya dengan datang memberikan bunga dan mungkin akan mendapat bonus yang lainnya juga. Dengan kartu cadangan, Rei membuka pintu kamar perlahan lalu masuk tanpa bersuara sama sekali. Ia mencoba mencari di ruang utama namun tak terlihat.
"Dia pasti di kamar mandi ... wow!" Rei mulai dengan pikiran nakalnya lalu membuka jas sambil berjalan ke arah kamar mandi. Namun sebelum ia membuka pintu, kening Rei kemudian mengernyit. Ada suara desahan dan erangan yang makin mengeras terdengar dari dalam.
Mata Rei makin memicing heran, apa yang terjadi? Tanpa peringatan apa pun ia langsung membuka pintu dan masuk lalu menoleh ke samping.
"FUCK!" teriak Rei dengan marah. Ia berhamburan masuk ke dalam dan menarik pria yang sedang bercinta dengan Christina di atas konter kamar mandi.
"AAAHHH, REI!" Christina begitu kaget saat melihat Rei datang memergokinya tengah melakukan hubungan seks bersama salah satu artis yang juga menjadi juri, Ethan Ashavey dengan posisi sebelah kakinya sudah di atas pundak Ethan.
Rei kehilangan kendali pada amarahnya dan langsung memukuli Ethan yang juga merupakan penyanyi di bawah label miliknya.
"Dasar brengsek!" Rei menghajar Ethan sampai hampir pingsan di lantai kamar mandi. Christina sibuk memperbaiki pakaiannya yang terbuka dan langsung menghampiri Ethan.
"Jangan ..." Rei baru berhenti dengan napas tersengal dan wajah merah berdiri melihat Christina yang malah sibuk memegang Ethan yang kesakitan.
"Rei, apa yang kau lakukan!" Christina menghardik Rei karena memukul teman kencannya. Dengan marah dan kesal, Rei langsung menarik dan menghempaskan Christina menempel pada dinding sambil mencekik rahangnya.
"Dasar perempuan brengsek. KAMU BERANI BERKHIANAT DI BELAKANGKU!" tenaga Rei begitu kuat sampai ia bisa saja mematahkan rahang Christina begitu saja.
Christina mencoba melepaskan dirinya dengan memukul pergelangan tangan Rei. Ethan yang melihat Christina sedang disiksa oleh Rei lantas berusaha bangun dan menghalanginya dengan menarik lengan Rei.
Rei yang sudah kadung emosi lantas melepaskan Christina sampai ia jatuh begitu saja ke bawah kaki lalu menghajar Ethan lagi dengan menonjoknya sampai ia terjungkal ke belakang.
Rei benar-benar kecewa dan marah. Ia terengah dan hampir saja membunuh dua pasangan selingkuh di depannya itu. Matanya lalu menatap Christina lagi yang tengah memegang rahangnya yang sakit.
"Kenapa kamu melakukan ini padaku?" tanya Rei terengah dengan rahang menggeram keras. Christina terengah mencoba bernapas setelah nyaris membunuhnya.
"Bagaimana seseorang bisa tahan denganmu? Kamu kasar dan tak pernah memuaskanku!" sahut Christina dengan suara parau. Rei mendengus kesal dan menendang beberapa botol toiletris yang berserakan di lantai dengan keras. Botol itu melayang pada lemari kaca dan memecahkan kaca tersebut karena kerasnya tendangan.
Tak berapa lama kemudian, para pengawal Rei berhamburan datang bersama direktur teknis acara masuk ke dalam kamar tersebut dan menemukan Ethan telah berdarah dan Christina yang meringkuk kesakitan menangis.
"Jadi ini semua karena seks! KAMU PIKIR AKU PRIA IMPOTEN!" teriak Rei lagi makin marah dan benar-benar. Ia menunjuk pada Christina dan Ethan yang kesakitan di kamar mandi.
"Kalian dipecat. Jangan pernah menginjakkan kakimu lagi di Skylar. Dan kamu ..." tunjuk Rei lebih dekat pada Christina.
"Jangan harap aku akan membantu karir mu lagi. Aku akan menghancurkanmu!" geram Rei mengancam. Dengan kesal, Rei menghempaskan lengannya yang coba ditahan oleh salah seorang pengawalnya agar ia tak memukul lagi. Rei mengambil jas dan melihat bunga yang ia bawa di lantai. Ia lalu menginjak bunga tersebut sampai hancur dan pergi dengan menggenggam jasnya.
Rei benar-benar marah dan tak mau kembali ke kamarnya. Ia berhenti di depan pintu tangga darurat dan masuk ke dalamnya untuk menenangkan diri. Sambil bersandar di dinding, Rei mengatur napas dan jantungnya kembali.
Dengan gusar, ia meremas rambut dan menghembuskan napas dari mulut. Pandangan matanya lalu menatap dinding kosong di depannya. Tangannya lalu meraba saku dan merogoh ponsel. Sedetik kemudian ia ingin menghubungi Ares tapi setelah nomor ponselnya terlihat, jarinya tak kunjung menekan.
"Ah, shit!" Rei berbalik dan memukul dinding dengan kepalan tangannya. Awalnya tak kuat lalu dua kali kemudian ia meninju dua kali dengan cepat dan kuat sampai kulitnya berdarah karena terbentur.
Kening Rei akhirnya mengantuk dan menempel di sana. Ia tak bisa berpikir saat melihat pemandangan yang menjijikkan tadi. Wanita itu bercinta dengan pria lain di depannya.
***
"Ayolah, aku tahu kamu lapar. Aku juga lapar, ayo kita makan!" Charlotte sibuk mengajak Honey untuk makan malam selagi menunggu giliran audisi mereka.
"Tapi ... mereka bisa saja memanggil kita nanti!" Charlotte berdecap kesal dan menggelengkan kepalanya.
"Aku jamin tidak, aku dengar para juri sedang istirahat!" Honey masih ragu dan menatap lagi antrian di depannya yang tak bergerak.
"Kita ajak Brese dan Amber bagaimana?" sambung Charlotte lagi.
"Lalu Angelica?"
"Aku akan meneleponnya dan meminta dia menyusul kita." Honey tampak berpikir dan akhirnya mengangguk. Charlotte tersenyum dan menarik tangan Honey bersamanya.
"Ayo!"