Rei sudah menghabiskan dua cangkir kopi dan duduk nyaris tiga jam memecahkan teka teki deretan angka yang terdapat di sebuah kertas berisi daftar rahasia. Daftar itu sudah menjadi incaran Yousef Kanishka yang merupakan salah satu musuh ayahnya Arjoona. Kini Rei harus menyelesaikan petunjuk dari daftar tersebut dan mengakhiri perang yang sudah memorak-porandakan keluarganya.
"Huff ... apa harus pakai rumus peluang matematika?" gumam Rei pada dirinya sendiri.
Ia tengah berada sendirian di ruang kerjanya untuk menyelesaikan membaca kertas tersebut. Angkanya tertulis acak dan tak mengarah pada kode apa pun. Tak lama ponsel Rei bergetar dan sambungan telepon dari Brema masuk padanya. Kening Rei sedikit mengernyit tapi kemudian mengangkat panggilan di ponselnya.
"Lagi ngapain, Rei?" sapa Brema begitu sambungan terjadi.
"Tumben, lo telepon gue ..." celetuk Rei sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi kerja yang empuk.