Sekarang tinggal Jewel yang bingung harus bersikap seperti apa. Ia berdiri seperti anak rusa kecil yang bisa saja mati kapan saja di mulut seekor harimau. Sementara Rei masih berdiri di posisinya memandang Jewel tajam tanpa ampun. Jewel sangat menyesal tidak mengambil opsinya yang pertama tadi yaitu kembali ke produser Bunny dan membujuknya menyuruh orang lain menghadapi Rei.
Lama mereka terdiam dan tak ada yang memulai untuk bicara. Termasuk Rei yang sesungguhnya tengah mengatur detak jantungnya. Akhirnya Jewel-lah yang mengalah. Ia harus menyelesaikan permasalahan dokumen tersebut secepatnya. Jewel tak mau berlama-lama ada di sana.
"Maaf mengganggumu. Aku datang untuk meminta tanda tangan atas dokumen ini," ujar Jewel tentang maksud kedatangannya. Rei masih diam saja memandangnya dan itu makin membuat Jewel jadi salah tingkah.
"Kenapa kamu yang mengantarkan?" tanya Rei dengan nada ketus. Jewel menghela napas agak panjang.