"Aku akan mengaku dan menyerahkan diriku pada Polisi!" ucap Rei setelah murka ayahnya meledak. Arjoona masih terengah dalam emosi yang luar biasa. Nathan sudah memejamkan mata dan membuang pandangannya ke arah lain. Rasanya seperti ada kabut tebal yang menyelimuti mereka semua saat ini.
Jayden kemudian berbalik sambil masih menghalangi Arjoona menyakiti Rei. Ia tahu di tengah situasi seperti ini, harus ada satu orang yang bisa berpikir lebih jernih dari semuanya.
"Rei, sekarang bilang sama Om. Apa kamu melakukan itu atas kesadaran kamu atau tidak?" tanya Jayden dengan nada lebih rendah dan lembut. Biar bagaimana pun, Rei adalah putranya juga. Ia tak mau Rei menanggung beban yang mungkin tak perlu ia pikul. Rei menaikkan wajahnya dengan mata berkaca-kaca.
"Itu bukan pembenaran. Aku akan menanggung dosa-dosaku, Om!" jawab Rei dengan nada rendah yang sama pula. Jayden menggelengkan kepalanya.