Chereads / Bulan Berbunga / Chapter 9 - Celah

Chapter 9 - Celah

"Hai anak kecil. Pulang sendiri yaaa ?"

Tanya seorang pria berjaket jins abu-abu.

"Om minta uang jajan yaaa " sambil tertawa menyeriangai menggoda anak tersebut.

Seorang anak SMA pulang sekolah di palak oleh lima orang preman. Tiba-tiba Fero datang di tengah tengan antara preman dan anak SMA.

"main kog sama anak kecil!!! Dasar orang tidak punya kerjaan ?".

"Siapa kamu ?!? kamu mau jadi pahlawan ya ?" teriak satu preman sambil meluncukan tinjunya.

Terjadi perkelahian di pojok jalan seorang pemuda lawan lima orang. Mereka yang berusaha lawan satu –satu selalu di kalahkan oleh Fero. Karena mereka merasa kalah akhirnya mereka melawan Fero seacra keroyokan menggunkan beberapa tongkat kayu.

Berhenti!!!!! Teraik Sarah . "beraninya kalian main keroyokan. Saya sudah telfon polisi!!!". Ancam Sarah dengan lantang.

Sarah yang lewat dan mengncam kalau sudah telfon polisi. Dengan cepat menolong anak sekolah tersebut. Mengambilkan tas sekolah yang terjatuh. Kemudian mereka mengantarkan anak sekolah tersebut ke Gang rumahnya.

Setelah mengantar anak sekolah tersebut mereka berhenti di depan komplek rumah Sarah. Dengan berusaha bertanya dan memberanikan diri Sarah berkata .

"Biaya rumah sakit tidak perlu kamu pikirkan tapi kamu hutang petanyaan padaku " kata Sarah dengan gugup .

Huftt

"untuk apa kamu ke kota ?" Tanya Sarah

"Bukan burusanmu. "

"Memang bukan urusanku tapi kamu sudah berjanji untuk menjawab pertanyaanku . "

"Aku Ingin bertemu dokter Gandi."

Siapa kamu bilang ? bagaimana kamu kenal dia ? ha ? jawab !!!. tapi Fero sudah berlari kencang melarikan diri.

Dia penasaran dan mencari tahu kembali tentang penelitian ayahnya, Sarah yang mulai sadar bahwa sepertinya Fero bukan manusia biasa. Apakah dia mutan. Seperti yang selama ini ayah teliti dan pelajari.

Disisi lain Fero yang duduk di sebuah gedung kosong yang belum jadi. Gedung yang direncanakan akan jadi gedung tertinggi itu mangkrak pembangunananya. Fero melihat sekelilingnya dan sambil memandang kesibukan kota yang penuh cahaya lampu.

Dalam hati dia bicara

"apakah tindakanku ke kota salah ? dimana aku bisa memukan dokter Gandi ?. apa yang harus kulakukan ?".pikiran Fero penuh pertanyaan.

"Dimanakah aku harus menemukanmu dokter Gandhi ??????"

Segera pulang Sarah menuju kamar ayahnya ia mengobrak-abrik buku dan semua tempat yang ada barang milik ayahnya. Kemudian dia teringat kertas yang ia temukan saat itu.segera dia cari kertas tersebut dan membacanya kembali. Namun ia merasa kurang referensi. Segera ia pergi ke gudang dan menemukan sebuah lemari didalamya terdapat brankas. Brangkas berukuran 30*30*40 cm, berwarna hitam,nampak tombol angka menonjol disana. Tapi tidak bisa di buka oleh Sarah. Ia mencoba berbagai kombinasi angka yang sesuai tapi gagal. Dan dia baru sadar di sisi sebelah kiri ada lubang kunci. Itu harus di buka dengan kode atau kunci manual..

"Sarah ibu pulang ". Suara ibu memenuhi rungan di dalam rumah.

Iya bu dengan cepat Sarah menyembunyikan brankas ayahnya kembali dan segera menuju ibunya.

"Ayo makan malam dulu ibu beli ayam panggang kesukaan kamu ". Sambil memamerkan bingkisan makanan yang baru di belinya dalam perjalanan pulang.

"Waaaahhhh lezatnya " bau ayam panggang langsung memenuhi ruang makan ketika di buka dari dalam box nya.

"Ibu boleh aku Tanya ". Tanya Sarah sambil melihat ibunya menata makanan di meja .

"Apa nak ?". Tanya ibu yang siap duduk untuk makan.

"Ibu percaya kalau ada mutan?"

"Apa MUTAN ! teriak ibu. Tidak ada mutan, cepat makan dan istirahat."

Ibu nampak panik mendengar pertanyaan Sarah. Ia mengosok-gosok kedua ibu jarinya. Sebenarnya ibu tahu tentang mutan tapi ia menyembunyikan informasi bahwa suaminya dulu tergila-gila dengan penelitian menegnai serum untuk mutan.

Seusai makan sarah dengan cepat kembali ke kamar. Mengunci akamrnyadan mematikan lampu agar ibunya tidak curiga . Segera Sarah menggelar semua catatan ayahnya di lantai. Lembar-demi lembar dia buka catatan ayahnya kira-kira ada yang penting ia berikan stabilo.

Semalaman ia mengumpulkan catatan ayahnya dan mempelajarainya satu persatu. Membuat semua menjadi jelas bahwa memang selama ini ayahnya mempelajari mutan.