Chereads / Bulan Berbunga / Chapter 10 - Curiga

Chapter 10 - Curiga

Dingin, gelap dan lembab suasana gua yang sudah di bentuk sedemikian sehingga layak huni. Dilaborat gua dokter Mirzamn sedang di ruang kerjanya. Seorang mutan yang memiliki rambut keriting dan mata besar memiliki kemampuan mendengar dan melihat jarak jauh tampak bebrbicara cukup serius dengan dokter Mirzamn.

Senyum ganas dan sengit muncul dari wajah dokter Mirzam.

Pembicraan di ruangan tersebut cukup lama . keseriusan dan penuh Arti tampak dari wajah mereka yang tergambar dari kaca transparan. Fero yang menunggu di luar pintu merasa aneh dengan pembicaraan mereka. Ingin ikut mendengar tapi dia takut langkah kakinya di dengar oleh partner mutannya.

Keesokan harinya Sarah sedang berjalan pulang dari kampus dari Sarah di ajak oleh Lissa menuju kafe untuk makan sebentar.

"Sarah ngafe yukkk "

Pinta Sarah sembari merapikan buku-bukunya setalah pelajaran.

"Ayooo dong jangan di tolak, kita dah lama gak ke cafe lho".

Sarah akhirnya menyetujinya dengan sedikit tepaksa.

"oke tapi bentar yaa". Kata Lissa

"oke sayangku Sarah "

Saat di cafe Sarah mampak bengong tidak seperti biasanya. Ia hanya memandang jalanan yang nampak dari dalam kafe. Melihat hilir mudik orang lewat depan cafe. Makanan yang di depan Sarah juga hanya di bolak-balik tidak di makan.

"Sarah kamu kog bengong terus ?". Tanya Lissa kesal.

"Sarah aku bukannya tidak mau Tanya tapi belakangan ini kamu aneh sekali.

Jarang bales chat aku. Dan balesnya lama. . . Tiap ku ajak ketemu pasti kamu sedang sibuk di ruang belajar. ?". pertanyaan Lissa penuh rasa penasaran.

"Kamu punya cowok yaa ??? !!" Tanya Lissa spontan.

Uhukkkk Sarah yang sedang minum tersedak minumnya mendengar pertnyaan Lissa.

"Apaan si LIssa ?" sangkal Sarah.

"Hayooooo "

"Kenalin donngg ??"

"Ganteng gak ?"

Ketika membahas tersebut pikiran Sarah menuju Fero . Dan mengingatkan betapa mempesona Fero saat dia berdiri dan disinari matahari pagi . Waktu di tebing saat Fero mengendongnya. Membuat jantung Sarah kembali bedegup kencang . Sarah terbawa pikiranya ke alam yang di penuhi oleh Fero.

"Hei Sarah kog malah ngalamun,, "

"Siapa sii ?"

"Ganteng gak yaa ? "rengek Lissa pada Sarah.

"Ayoooo dong kasih tau,,"

"iiih gak ada Lissa" sambil menunjukan muka biasa aja dan berusaha tidak mengubris lagi pertanyaan Lisa .

"Ayo makan kalau gak jadi makan pulang aja yaaa", agak sedikit mengancam

"Oke okeeee aku gak akan Tanya ."

Saat perjalanan pulang menuju rumah di tengah jalan Sarah kaget tiba-tiba terlihat lelaki tampan berjaz hitam yang terkena sorot lampu malam hari nampak menawan dan mengalihkan perhatiannya. Tiba-tiba ada motor lewat dengan segera Fero menarik Sarah dan badan Sarah menabrak badan Fero seketika. Mereka kembali beradu pandang jarak antar mata sangat dekat. wajah Sarah memerah dan jantungnya seperti sudah tidak bisa di rem, makin lama makin kencang detaknya.

Dug dug duug dug seperti genderang yang terus menabuh

"Fero kemudian memegang kening Sarah dan bertanya kamu demam ?"

Wajah Sarah semakin memerah dan malu.

"Apa sih jangan pegang-pegang. "

Kata Sarah malu tapi berusaha kelihatan biasa saja.

"Tau gak kamu sikapmu itu sungguh jahat. Kamu pergi dan datang tampa kabar maupun permisi". Aku kan jadi kaget " bicara Sarah agak terbata.

Dengan perasaan marah yang menggebu Sarah ngomel "Seolah-olah hanya kamu yang punya kepentingan.Kamu egois hanya memikirkan dirimu sendiri.

Kamu sadar tidak kalau aku peduli dengan mu !"

Saat akan menyela perkataan Sarah. Fero kaget mendengar perkataan Sarah tersebut . Seperti ada sesuatu yang memukul kepala Fero. Dia tidak tahu bagaimana rasanya ada orang yang memperdulikanya. Mungkin karena terlalu lama tinggal di gua.

Tanpa segaja mereka sudah berjalan sampai depan rumah Sarah. Dan Sarah segera masuk rumah .

Fero hanya kebingungan diam terpaku dia masih depan rumah Sarah sambil memperhatikan rumah Sarah. Melihat lampu kamar Sarah yang tiba-tiba menyala membawa Fero kedalam pikiran bahagia. Fero tersenyum malu sendiri.

Ternyata saat mereka berdua bertemu ada seorang mutan yang mengikuti. Dia adalah si pendengar dan yang mampu melihat jarak jauh. Tapi mereka tidak sadar bahwa sedang di intai.