hari-hari berikutnya Nadhif jalani seperti biasa, tidak ada yang menarik sama sekali.
tapi belakangan ini kehidupan nya sedikit berwarna semenjak kepulangan Chelsea ke Indonesia.
hampir setiap hari -jika Chelsea tidak sibuk akan tugas kuliahnya- ia akan main ke apartemen Chelsea bersama teman-temannya.
dan Chelsea tidak keberatan sama sekali, justru itu menjadi hiburan tersendiri lepas dari tugas tugas yang membuat kapalanya pusing tujuh keliling.
tapi hari berbeda, ini sudah jam pelaran terakhir tapi Nadhif belum juga balik ke kelas.
haksa sudah mencarinya sampai sudut sekolah tapi tidak menemukan keberadaan Nadhif.
setelah jam pulang ia baru menyadari motor Nadhif tidak ada. setelah menelpon Marcell untuk segera datang ke markas, ia mulai menjalankan motornya.
sesampainya di markas ia melihat Marcell sudah tiba terlebih dahulu.
Marcell yang melihat Haksa sendirian bertanya
"Nadhif mana?"
"loh gak ada disini tah? gue kira dia dah balik kesini, dari jam istirahat sampai jam pulang nadhif enggak tau pergi kemana, cuma ada tas nya aja, nih" jelas Haksa sambil menunjukan tas nadhif yang ia bawa.
"terus kemana ya?" haksa hanya mengakat bahunya tak tahu.
"apa dia pulang? atau ketempat kak Chelsea?"
"skuylah coba dulu kerumahnya, kalo enggak ada berarti di tempat kak Chelsea kebetulan gue kangen banget sama kak Chelsea beberapa hari gak ketemu berasa kea ada yang kurang" ucap Haksa
"kangen kak Chelsea nya atau makanannya?"
"dua-duanya sih hehe" Marcell hanya memutar kedua bola matanya malas.
"naik mobil gue aja hak, males naik motor panas"
"iyadah orang kaya mah"
.
.
.
Marcell memencet bell apartemen Chelsea tidak lama Chelsea keluar
"eh Marcell Haksa ada apa?, yuk masuk"
"bentar kak, Nadhif ada disini?" tanya marcell
Chelsea mengernyitkan dahi "dari waktu terakhir kesini sama kalian dia enggak datang datang lagi kesini, kenapa?"
"dia bolos sekolah kak dari jam istirahat, kita udah nyamperin kerumahnya tapi katanya Nadhif belum pulang. di markas juga enggak ada" jelas Haksa
"main kali sama teman yang lain"
"kita udah nyoba hubungin Naya sama Zulfar 'mantan' teman nya Nadhif kak, tapi mereka juga bilang enggak liat, selain kita dan mereka Nadhif gak ada temen lagi"
"tunggu, tadi apa? mantan temen nya?"
Marcell dan Haksa mengangguk
"temen kok mantan?"
"cerita nya panjang kak, Kakak mau denger?" Chelsea hanya mengangguk
"t-tapi kak sebelum itu kita boleh masuk dulu gak? aus kak hehe" Marcell menjitak kepala Haksa sambil menahan malu "malu-maluin Lo!" bisik Marcell
Chelsea menepuk dahinya dan terkekeh "iya kakak lupa haha, ayok masuk dulu kakak bikinkan es jeruk"
dan tanpa permisi lagi Haksa segera nyelonong masuk di ikuti Marcell yang masih menahan malu akan sifat 'malu-maluin' teman nya itu.
setelah menaruh es jeruk 3 gelas di meja Haksa dengan buru-buru mengambilnya dan menegak nya
"hahh seger" dan lagi lagi Marcell yang menahan malu
"kak maaf ya dia emang gak punya urat malu" -marcell
"haha santai Cell kan kakak pernah bilang anggap kakak ini kakak kalian sendiri seperti Nadhif, jangan sungkan ya"
"tuh dengerin" sarkas Haksa sambil memeletkan lidahnya.
dan mengalirlah cerita yang sesungguhnya.
Chelsea yang mendengar kan hanya mengangguk angguk mengerti, sudah ada 3 orang yang bercerita dengan 2 orang yang bercerita sama dan 1 orang berbeda.
disini ia mengerti dimana akar permasalahannya.
.
.
.
Naya berjalan gontai ke arah Zulfar yang menunggunya di depan pintu pagar rumahnya
"lemes banget neng, kenapa?" tanya Zulfar setelah melihat Naya yang nampaknya agak lemas.
Naya menggeleng "gue males ke sekolah"
"eh gak boleh gitu, bentar lagi lulus nanggung. 2 Minggu lagi ujian kelulusan kan? ayo dong semangat"
Naya menghela nafasnya pelan.
"hari ini kelas pak Harto dan Lo tau sendiri gue paling males sama guru itu" berawal dari saat itu Naya tidak sengaja tertidur saat pak Harto sedang menjelaskan materi, ia seperti sedang mendengarkan dongeng hingga membuat kedua matanya memberat. dan itu sukses membuat Naya di hukum untuk menyalin semua yang pak Harto jelaskan di papan tulis. sedangkan Naya yang tertidur tidak mengerti apa-apa. alhasil hukuman bertambah dan semenjak itu setiap kelas pak Harto guru itu selalu memantau Naya hingga membuat Naya agak risih dan tidak fokus mengerjakan soal. sebenarnya salah Naya sendiri sih, sudah tau pak Harto paling benci dengan murid yang pemalas, ia malah dengan bodohnya tertidur di kelas pak Harto. ckckck
"ya makanya kalau guru jelasin itu dengerin, bukan nya malah tidur!"
dan Naya hanya mencebikan bibirnya.
"ayok buruan naik tar kita telat loh" .
.
.
.
sesampainya di sekolah mereka di cegat oleh Marcell sebelum memasuki kelasnya
"siang nanti temui gue di kantin, HARUS dan GPL okey?" setelah bicara seperti itu Marcell malah nyelonong pergi sebelum mereka memberi jawaban.
"tanpa di temui juga suka datang sendiri dasar pecel"
zulfar terkekeh "kemarn parcell sekarang pecel"
"dia banyak dosa ke gue ga cocok parcell yang berkah" dan Zulfar hanya menggelengkan kepalanya.
setelah jam istirahat seperti biasa mereka ke kantin, dan disana sudah ada Marcell yang melambaikan tangan, Zulfar dan Naya segera duduk di kursi depan Marcell.
"kalian makan dulu, biar gue enak ceritanya. ini tentang Nadhif yang belakangan ini aneh, kalo penasaran makanya buruan makan nya"
karna penasaran Zulfar dan Naya segera memakan makan siangnya agar cepat mendengar cerita Marcell.
dan setelah mereka selesai makan Marcell mulai menceritakan
"Nadhif belakangan ini suka bolos kata Haksa, dia juga jarang ke markas pulang kerumah pun terkadang malam mamanya sendiri yang bilang ke gue waktu gue samperin ke rumahnya. ini aneh kakaknya dia yang baru pulang dari brasil pun gak tau kemana Nadhif"
"bentar, kakaknya Nadhif yang baru pulang dari brasil?" Marcell mengangguk mengiyakan pertanyaan Naya
"kalian gak kenal? namanya kak Chelsea cantik dia"
Naya dan Zulfar saling pandang seolah sedang bertelepati lewat pikiran.
"terus habis itu gimana?" tanya Zulfar mengalihkan
"ya makanya itu gue cerita ke kalian, waktu gue dan Haksa tanya dia enggak jawab cuma bilang ketemu temen lama, setau gue temen lama dia ya kalian makanya ini gue mau tanya jangan jangan kalian udah baikan ya terus diem diem dari gue dan Haksa"
"enggak kok kita malah baru tau dari Lo serius dah"
dan mereka makin berpikir siapa temen lama Nadhif dan kemana sebenarnya dia?
"nanti kita bantu, Lo habis ini langsung ajak si Haksa ke markas kalo gak ada ke tempat kakaknya yang dari brasil, gue sama Zulfar ke rumah nya. kalo gak ada juga kita biarin aja dulu, besok hari Sabtu kita sekolah cepet kan? Lo suruh Haksa untuk nahan Nadhif biar ga bolos terus bawa ke markas. kita mantau di sana" jelas Naya
"habis di markas kita ngapain?"
"ya di tanyain lah dodol!"
"eh tapi kayanya jangan gitu deh guys, mending gini untuk ide Naya yang pertama kita pake itu aja, setelah di markas kalian ngapain gitu biar Nadhif teralihkan dan kali aja dia bakal pergi tanpa sepengetahuan dari kalian, nanti gue sama Naya bakal ngikutin dia diem diem gimana?"
"boleh itu Zul, ntar gue rundingan dulu sama Haksa"
"oke deal ya? tapi jangan terlalu keliatan aktingnya biasa aja biar Nadhif gak curiga" -zulfar
"aman itumah"