Nadhif berdiri di balik pintu kamar inap milik Naya, Naya sudah di tangani oleh dokter, jika telat sedikit saja mungkin Naya akan kehilangan banyak darah.
Naya juga tidak sampai di operasi karna memang tidak ada hal yang serius hanya kepalanya yang sedikit retak akibat benturan keras dar aspal jalanan.
Nadhif masih mengenakan seragam lusuhnya dengan darah yang terlihat sudah mengering di bagian sudut bibirnya dan beberapa luka lebam akibat hantaman dari Zulfar juga ayahnya.
benar bahkan sebelum Nadhif sampai rumah pun ayahnya mengetahui keberadaan Nadhif dan menambah luka memar di bagian wajah Nadhif juga di punggung nya yang ayahnya siksa dengan gesper.
ayahnya sangat kecewa dengan kelakuan Nadhif sekarang. setelah mendapat kabar dari Marcell ia sangat geram dan marah terhadap anak semata wayangnya. selain membuatnya malu juga tak enak pada keluarga yang sudah sering ia titipkan sewaktu nadhif kecil. kemana rasa berterima kasih nya? bukan menghormati malah membuat ulah dengan mencelakakan anak bungsu keluarga sahaja. ia juga kecewa akan perbuatan Nadhif yang sudah jelas tak pernah ia ajarkan pada putra nya.
bahkan Nadhif di usir oleh ayahnya, di larang pulang sebelum semuanya kembali seperti dulu lagi. memang harus di beri pelajaran.
dan dari ayahnya lah ia mengetahui rumah sakit yang merawat Naya saat ini.
nadhif masih memandangi Naya lewat kaca kecil yang berada di pintu. ia tak berani masuk meskipun saat ini di dalam tidak ada siapapun.
saat Nadhif hendak meninggalkan nya seseorang memanggilnya
"Nadhif" Nadhif menoleh dan itu Chelsea.
Chelsea menghampiri Nadhif, sedang Nadhif tertunduk bersiap akan usiran yang ia dapatkan kembali.
tapi bukan usiran yang ia dapat malah sebuah pelukan menenangkan dari Chelsea.
"ayok ikut kakak" Chelsea membawa Nadhif ke ruang inap di sebelah nya dan mengobati lukanya setelah meminta pada suster.
menyuruh Nadhif membuka bajunya agar ia bisa mengompres luka memar di sekujur tubuhnya.
Nadhif hanya menurut tanpa melawan. menahan perih ketika Chelsea mengobati luka-lukanya.
setelah di rasa selesai Chelsea memberikan pakaian rumah sakit pada Nadhif
"seenggaknya gantilah lebih dulu biar nyaman" dan lagi-lagi Nadhif hanya menurut. membawa pakaian itu kedalam kamar mandi.
setelah keluar ia melihat Chelsea duduk di pinggiran ranjang rumah sakit.
"sini" Chelsea menepuk pelan samping nya agar Nadhif duduk disana.
Nadhif duduk dan Chelsea tersenyum.
"k-kakak kenapa masih nolongin Nadhif? nadhif udah jahat sama Naya" ucapnya terbata.
"kamu bakal lebih merasa jahat kalo tau semua kejadian sesungguhnya" Nadhif tidak mengerti akan perkataan Chelsea.
"kamu selama ini gak mau dengerin penjelasan teman-teman mu right? sekarang sebelum kamu menyesal lebih dalam kakak tunjukin bukti yang udah mereka kumpulin" Chelsea mengambil laptopnya dalam tas. memangku nya dan menyalakan nya. setelah itu ia mencari file yang dimana disana semua adalah bukti yang membuat seorang Nadhif salah faham hingga menjadi seperti ini.
"kakak mohon sama kamu ya, kali ini nurut. kamu boleh nolak mereka yang nyoba meyakinkan kamu tapi kamu gak boleh nolak apa yang kakak suruh sekarang. demi kebaikan kamu juga" setelah itu Chelsea menyerahkan laptop nya yang sedang menayangkan sesuatu pada Nadhif.
Nadhif menonton nya dengan serius.
itu ...
bukankah kantin di sekolahnya dulu? ..
#flashback
zulfar sedang menunggu teman-teman nya di kantin, mereka sedang ke perpustakaan mengembalikan buku yang mereka pinjam .
kantin nampak sepi karna memang jam belajar sudah selesai. hanya dia dan beberapa murid yang sedang menunggu jemputan yang berada di sana.
tiba-tiba seseorang datang dan duduk di sebelahnya.
zulfar yang sedang memainkan ponselnya mendongak untuk melihat siapa seseorang itu.
"hai Zulfar" itu Friska pacar Nadhif.
"oh hai fris. belum pulang?" tanya Zulfar ramah.
Friska menggeleng "gue mau ngomong serius sama Lo"
zulfar menaikan alis sebelah kiri nya.
"ngomong apa?" meskipun Friska ini kekasih dari sahabatnya, jujur saja ia maupun Naya tidak dekat dengan Friska.
"gue sebenernya suka sama elo" Zulfar sedikit membelalakkan matanya karna terkejut. lalu terkekeh
"iya tau siapa sih yang gak suka sama gue kkkk" canda Zulfar
"gue serius far, suka dalam artian lawan jenis" Zulfar menghentikan kekehan nya.
"Lo punya Nadhif fris" Friska itu cantik. bisa di bilang dia ini salah satu primadona di sekolahnya. siapa sih yang tidak terpesona oleh kecantikan Friska? jika saja Zulfar tidak mengingat jika perempuan tersebut adalah kekasih sahabatnya pasti ia akan tersipu bangga dengan pengakuan Friska. sayangnya ia masih lebih mementingkan persahabatan mereka ketimbang cewek yang ia saja tidak tau seluk beluknya hanya mengetahui kecantikan nya saja tidak lebih.
"tapi gue cinta nya sama Lo far" Zulfar yang mendengar itu terdiam tak percaya.
"Lo cinta gue? tapi kenapa Lo pacaran sama Nadhif?"
"Lo terlalu Deket sama Naya gue kira kalian pacaran makanya gue deketin Nadhif yang kebetulan kita saling kenal. tapi malah dia baper ke gue. awalnya gue mau nolak tapi ngeliat Lo yang susah banget di deketin gue gak punya cara lain selain nerima Nadhif" jelas Friska
"jadi Lo cuma memperalat Nadhif?" zulfar menatap Friska datar, tidak menyangka akan pengakuan cewek di depan nya ini.
"mau gimana lagi far" Zulfar berdiri dari duduknya, berniat pergi dari situasi ini. ia takut Nadhif melihat dan salah faham padanya
"sorry, gue permisi" baru berjalan selangkah Friska menghentikannya
"tunggu far" Zulfar menghentikan langkahnya ketika merasakan cengkraman di lengan nya
"Lo cantik. tapi busuk. gak cocok untuk sahabat gue apalagi gue"
zulfar melepaskan cengkraman tangan Friska dari lengan nya. lalu melanjutkan langkahnya.
Friska mengejarnya ketika Zulfar hendak menuruni tangga dan meraih tangan nya untuk menghentikan langkah Zulfar.
"far please" mohon Friska
"gak bisa fris!! Nadhif itu sahabat gue, dia cinta sama Lo"
"tapi gue cinta nya sama elo" Friska mendengar ada suara langkah dari tangga bawah dan dia yakin itu pasti Nadhif.
dengan begitu dia berjinjit dan meraih tengkuk Zulfar untuk mencium bibirnya. zulfar yang mendapat perlakuan seperti itu terkejut bukan main. lebih terkejut ketika dia mendengar suara Nadhif
"Zulfar?" zulfar segera melepas ciuman itu lalu menoleh kearah tangga di mana disana ada Nadhif dan Naya
Friska menyeringai kecil
"Friska?" Nadhif mengepalkan tangan nya berjalan tergesa ke arah mereka, Naya mengikuti nya dari belakang
"jelaskan!!" Nadhif masih mencoba menahan agar tidak segera menghantam Zulfar
"sayang" Friska menghampiri Nadhif dengan memasang wajah sedih "maafkan aku, dia yang menciumku tiba-tiba"
Nadhif yang mendengarnya tidak terima. dengan amarah yang sudah tidak bisa ia tahan, ia menghampiri Zulfar dan
'Bughh' memukul dengan keras pipi Zulfar hingga tergolek di lantai. Naya yang melihatnya sangat terkejut akan tindakan Nadhif. beberapa murid yang masih di sana pun sama terkejutnya ketika mendengar ada kegaduhan di sekitar mereka. lebih terkejut lagi ketika melihat Nadhif dan Zulfar yang terkenal akan persahabatan berkelahi.
nadhif menghampiri Zulfar yang tergolek di lantai menarik kerahnya agar berdiri "MAKSUD LO APA HAH CIUM CIUM CEWEK GUE? LO SUKA SAMA CEWEK GUE?!!"
"nad denger dulu penjelasan gue" Zulfar mencoba menahan tangan Nadhif yang menahan kerah seragamnya sangat kuat
"t-tadi Zulfar menyatakan cinta sama aku tapi aku tolak, tiba-tiba dia menciumku" Zulfar yang mendengar itu menatap tajam pada Friska yang memasang wajah memelas juga suara yang zulfar yakini sengaja di dayu-in agar Nadhif percaya.
dan benar saja Nadhif percaya begitu saja, dan langsung menghantam perut Zulfar.
zulfar yang oleng karna pukulan Nadhif terpeleset dan terjatuh dari tangga.
"ZULFAR!"