Chereads / O N E / Chapter 4 - O N E -04

Chapter 4 - O N E -04

"ngapain kita ke bandara nad?" tanya Haksa yang di angguki oleh Marcell

"jemput orang"

"siapa?"

"Nadhif!"

belum sempet Nadhif menjawab pertanyaan Haksa seseorang terlebih dahulu memanggil nya

Nadhif tersenyum melihat siapa yang datang dan dengan segera menghampiri 'seseorang' itu .

Marcell dan Haksa mengikuti tanpa tau siapa orang tersebut.

"kak ceci" Nadhif menghambur ke pelukan seseorang yang ia panggil 'kak ceci' itu

ceci membalas pelukan Nadhif dan sedikit mengusap sayang punggung nya.

"kak ceci rindu dhif" ujar Ceci

"Nadhif juga rindu kak ceci" kalau tidak ingat saat ini dimana nadhif yakin diri nya akan menangis. sekarang pun ia tengah menahan air matanya agar tidak keluar.

ceci melepaskan pelukan nya setelah melihat 2 anak remaja seusia Nadhif tengah berdiri di belakang Nadhif.

Nadhif yang paham segera memperkenalkan teman-teman nya pada Ceci

"ini teman teman Nadhif kak, Marcell dan Haksa"

"oh hai, aku chelsea" dan di balas dengan semangat oleh Marcell dan Haksa.

giliran cewek cantik aja cepet. namanya juga cowok.

ckckck.

"kakak udah nyewa apartemen selama di indo, yuk kita kesana, kakak bawa makanan khas negara sana loh"

"ayok kak, sini biar haksa aja yang bawa kopernya"

"yeeuu modus Lo, denger makanan aja gercep Lo" -marcell

"iri bilang bos"

ceci atau Chelsea yang melihatnya hanya terkekeh.

.

.

.

sesampainya di apartemen milik Chelsea, Chelsea menyuruh mereka istirahat dulu di ruang tengah sedangkan ia membersihkan tubuhnya dahulu dan membongkar kopernya yang sudah ia bawa ke kamar berkat bantuan 3 remaja itu, tak sia-sia kan ia meminta Nadhif untuk menjemputnya? yang ternyata membawa anak buah kkkk..

mengambil makanan instan dan juga beberapa ceminal khas negara Amerika latin lebih tepatnya Brazil.

Chelsea memutuskan untuk melanjutkan jenjang S2 nya di negri yang terkenal akan keindahan nya.

tidak mudah untuk memasuki universitas yang terkenal itu, tapi berkat otak cerdasnya ia lulus lebih awal di jenjang S1 nya yang terletak di perbatasan Jakarta dan memutuskan untuk melanjutkan ke salah 1 negara Amerika latin.

dia sedang rindu dengan Indonesia maka dari dari itu ia memutuskan untuk pulang selama beberapa bulan, tenang masalah tugas kuliah ia sudah rundingan dengan dosen nya agar bisa secara online dan tentu itu tidak mudah, dan lagi lagi berkat otak cerdasnya ia bisa membujuk dosen nya.

setelah menyiapkan makanan yang ia masak terlebih dahulu ia memanggil ke 3 remaja itu untuk makan malam terlebih dahulu baru boleh memakan camilan nya sambil bermain game.

"wah ini enak sekali kak" ucap Haksa dengan antusias ketika mencicipi makanan yang Chelsea hidangkan

"oh itu vatapa, iya memang enak kakak juga suka"

haksa hanya mengangguk setuju.

Chelsea yang melihat ke 2 remaja itu makan dengan lahap hanya tersenyum senang sesekali terkekeh ketika Haksa dan Marcell malah berebutan sendok sayur untuk menambah lauknya.

ketika melihat Nadhif yang tidak seantusias teman-temannya Chelsea memaklumi.

kalau boleh jujur sebenarnya selain kangen dengan Indonesia karna dia lah alasan Chelsea pulang ke Indonesia dan memilih menyewa apartemen daripada pulang kerumah orang tua nya.

Nadhif sudah ia anggap adik kecil nya, karna ia berteman baik dengan adik kandungnya yang yang seusia dengan Nadhif sedari masih di bangku taman kanak-kanak. dan dulu sewaktu masih TK Nadhif juga sering di titipkan kepada keluarga Chelsea ketika orang tua Nadhif ada kerjaan di luar kota, Nadhif tidak bisa ikut karna harus sekolah. bahkan ketika SD hingga SMP pun masih sering di titipkan, yang jelas sebelum Chelsea melanjutkan studi nya di brasil

dan karna itulah ia menyayangi Nadhif layaknya adik kandung.

selesai makan Chelsea membereskan meja dan mencuci perabotan bekas mereka makan.

setelah nya ia memberi beberapa camilan pada marcell dan Haksa yang sudah jelas di terima dengan antusias kkkkkk gemas sekali Chelsea pada 'anak buah' adiknya ini. mereka seperti tidak ada beban sama sekali.

Chelsea menyuruh Nadhif mengikutinya, Haksa dan Marcell sedang di ruang tengah dan Chelsea hanya ingin bicara berdua dengan Nadhif. meskipun Nadhif sudah ia anggap sebagai adik kecilnya tapi bagaimana pun Nadhif sudah beranjak menuju dewasa, dan kamar bukan lah tempat yang cocok. akhirnya Chelsea hanya mengajak Nadhif duduk di mini bar yang berada di dapur yang masih bisa di jangkau dari ruang tengah.

.

.

.

"ada apa kak?" tanya Nadhif

"enggak mau cerita apa-apa ke kakak?" bukan nya menjawab pertanyaan Nadhif Chelsea malah bertanya balik

"enggak ada yang perlu Nadhif ceritain kak, Nadhif baik"

Chelsea sudah paham kalau Nadhif itu berbohong. ingat sejak kecil Chelsea lah yang selalu menjaga Nadhif dan adiknya ketika orang tua masing-masing sedang sibuk kerja.

"kakak merawat mu dari kecil dhif, kakak tau apa yang di diri kamu"

Nadhif menunduk entah harus cerita atau tidak.

ia belum siap sejujurnya, ia hanya takut setelah ini Chelsea akan menjauh seperti yang lain nya.

"apa... 'dia' belum cerita ke kakak?"

"dia siapa? tidak ada yang cerita apapun pada kakak selama kakak di sana"

sedikit lega mendengar jawaban dari Chelsea tapi tetap rasa takut akan di jauhi lebih mendominasi.

ia takut setelah cerita malah ia yang di salahkan seperti yang lain nya.

tidak ada yang percaya satu pun padanya.

"cerita aja dhif, kakak janji setelah ini kakak gak akan kemana-mana. kapanpun kamu boleh datang ke kakak"

dan mengalirlah cerita dari Nadhif. ia sebenarnya ingin menangis tapi ia sangat tahan. ia tidak ingin terlihat lemah di hadapan kak ceci-nya.

"sudah?" tanya Chelsea di balas anggukan oleh Nadhif.

"sudah merasa lega?" dan lagi lagi di balas anggukan.

Chelsea mengelus pelan kepala Nadhif dengan tatapan yang sulit Nadhif artikan.

tiba-tiba rasa cemas dan khawatir datang setelah melihat tatapan Chelsea.

"kamu mau tidur disini atau pulang?" tanya Chelsea

"aku kaya nya pulang aja kak, gak enak sama mereka, besok juga harus sekolah" ketika Nadhif dan Chelsea menoleh ke arah dimana Haksa dan Marcell ada Chelsea tertawa. Nadhif dan Chelsea menghampiri mereka, mereka seperti nya kelelahan main atau kekenyangan karna bungkus camilan yang berserakan dan orangnya malah tertidur sambil masih memegang stik PS kkkkk

Nadhif merasa malu melihat kelakuan teman-temannya, padahal mereka baru mengenal dan bertemu dengan Chelsea tapi sudah bikin ulah, lain kali seperti nya Nadhif tidak akan mengajak kesini lagi.

"maaf ya kak, mereka memang suka malu-maluin" ucap Nadhif tak enak

"haha enggak papa kok, teman-teman Kakak di sana juga suka gitu, Kakak malah gemas sama mereka"

Nadhif membangun kan teman-teman nya

"Cell, Haksa ayok pulang" ajak Nadhif setelah mereka sudah sadar dari tidurnya.

haksa menguap lebar "awas itu jangan lebar-lebar nanti jadi sarang nyamuk lagi" dengan buru-buru Haksa menutup mulutnya setelah mendengar suara perempuan.

oh iya dia lupa kalau dia masih di apartemen milik kakak Nadhif

"eh kakak cantik hehe" Haksa nyengir untuk menutupi rasa malunya 'duh gawat ini kalo image gue si cogan keliatan jelek di mata cewek gara gara gue nguap lebar' kira kira gitulah isi hati Haksa.

setelah membereskan kerusuhan yang mereka buat, mereka pamit pada Chelsea untuk pulang.

baik Marcell maupun Haksa dengan semangat menjawab "dengan senang hati" ketika Chelsea menyuruh nya datang lagi kapan-kapan. Nadhif sempat protes tapi tak di gubris oleh mereka dan ia hanya pasrah dengan kelakuan teman-temannya.

dan lagi-lagi itu membuat Chelsea gemas. ahh jadi rindu adik dan teman nya.