Jam sudah menunjukan tengah hari. Waktu perjalanan yang akan di tempuh, akan memakan waktu salat dzuhur, maka Yoona memutuskan untuk salat terlebih dahulu karena perjalanan agak jauh. Meski sudah kembali ke tempat asalnya, Yoona tetap tidak meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim.
"Alhamdulillah, sudah selesai salat juga. Tinggal menunggu anak-anak lain datang!" seru Yoona merapikan sajadahnya.
Ting … Tong!
Suara bel pintu berbunyi. Yoona menebak, pasti itu adalah teman-temannya yang akan datang menjemputnya. "Kalian sudah datang, masuklah!" sambut Yoona dengan ramah.
"Dimana dia?" tanya Tae mencari keberadaan Naufal.
"Ada, dia lagi kerja. Kemungkinan, Kak Naufal akan menyusulku. Em, senengnya aku--" Yoona memang menunjukkan rasa bahagianya kepada Tae. Membuat Tae sedikit merasa bersalah karena ingin menyatukannya dengan kakak sepupunya.
"Tenang saja … jika dia menyusul ya bagus, sih. Tapi, kalau tidak kan masih ada Arnold Oppa!" seru Tae mengangkat kedua jempolnya.
"Em, kalau suamiku tidak menyusul, aku pulang saja. Aku mana mungkin mau berduaan dengan lelaki lain, dosa kalau menurut imanku," celetuk Yoona mengangkat bahunya.
"Baiklah, terserah kamu. Oppa! Tolong bantu angkat yang ini!" panggil Tae kepada Arnold.
Berangkatlah mereka. Tidak lupa Yoona juga mengirim pesan kepada Naufal jika dirinya sudah berangkat lebih dulu ke tempat liburannya.
[Baik, hati-hati, jangan lupa berdoa dulu] -, pesan dari Naufal.
Didalam minibus itu ada delapan orang. Empat diantaranya juga sahabat mereka di kampus. Sedangkan empat lainnya, adalah Yoona, Tae, Ae Ri dan juga Arnold tentunya. Terlihat jelas, Ae Ri sejak berangkat terus saja menempel kepada Arnold, ia takut jika Arnold akan di rebut oleh Yoona.
"Kamu ngantuk? Kalau mau tidur, sini kamu bisa tidur di bahuku," Arnold bertanya kepada Yoona sekaligus menyarankan Yoona tidur di bahunya.
Yoona menggeleng. "Astaga, mana mungkin aku mengantuk. Aku tidak mengantuk, tapi nanti … Jika aku mengantuk, aku akan tidur di bahu Tae!" jawab Yoona tidak peka dengan perasaan Arnold.
Tae tersenyum dan menepuk-nepuk bahu Yoona dengan lembut. Di sisi lain, terlihat Ae Ri sama sekali tidak menyukai keberadaan Yoona di sana. Ia sering kali mencoba tetap bermesraan dengan Arnold. Akan tetapi, Arnold selalu tidak meresponnya.
-
Sekitar 4 jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat yang dituju. Villa yang mereka pesan juga sudah di siapkan oleh pengurusnya. Mereka juga memilih salah satu kamar yang akan mereka gunakan untuk beristirahat. Sebab Tae dan Arnold mengistimewakan Yoona, maka Yoona bebas memilih kamar mana yang diinginkannya.
"Serius, aku bisa pilih?" tanya Yoona girang.
"Tentu saja, kamu pilih sesuka hatimu. Tapi cepat, sebelum aku akan merebut kamar yang ingin kami pilih itu," goda Tae.
"Aku … Ah, memilih kamar yang saja. Bolehkah?" tanya Yoona manja.
Tae dan Arnold sama-sama mengangguk. Mengiyakan bahwa kamar yang dipilih Yoona memang boleh dipilih olehnya. Dengan riang gembira, Yoona masuk kamar dan bersiap membersihkan diri.
"Kalian terlalu memanjakannya!" ketus Ae Ri.
"Ae Ri, kamu kenapa jadi seperti ini?" tanya Tae kesal dengan Ae Ri yang selalu menyudutkan Yoona.
"Terserah! Anak manja seperti dia pasti hanya akan merepotkan saja!" sulut Ae Ri masuk ke kamar yang dia pilih.
Di kamar, Yoona menunaikan salat ashar terlebih dahulu sebelum berkumpul dengan yang lain. Setelah salat ashar ia bergegas memakai jilbabnya dan langsung menge-chek ponselnya. Berharap, suaminya membalas pesannya lagi
"Eh, kak Naufal belum ada kabar, ya? Bagaimana kalau aku telpon saja? Apa aku menganggu?" gumam Yoona sibuk dengan ponselnya.
"Tapi, di sini susah sekali sinyalnya, Ya Tuhan! Sepertinya aku memang harus panjat pohon deh!" serunya terus menggoyangkan ponselnya.
Ketika berusaha mendapatkan sinyal, wajah Naufal tiba-tiba muncul. Rupanya Naufal menelponnya sore itu. "Ah, Kak Naufal menelpon! Harus aku angkat," girangnya dengan terus tersenyum.
"Assalamu'alaikum, Yoona. Apa kamu sudah sampai? Aku akan telat datangnya. Jalanan macet sekali, mohon sabar, ya…,"
"Kak Naufal beneran mau nyusul aku?" Yoona seolah masih tidak percaya.
"Aku sudah berjanji, 'kan? Jadi aku harus tepati janji, sebentar lagi aku sampai. Tapi harus sabar karena macet!" terang Naufal melalui telponnya.
Mendengar suaminya sudah dalam perjalanan datang ke tempat liburan, Yoona sangat bahagia sekali. Ia tidak menyangka jika Naufal ternyata menepati janjinya.
"Aku akan segera turun. Takutnya teman-teman sudah menungguku!" serunya masih riang gembira. Yoona segera turun ke bawah dan berkumpul dengan yang lainnya. Mereka akan mengadakan permainan cari jejak sore itu, itu adalah ide dari Ae Ri.
"Apa? Mencari jejak? Tapi ini sore dan aku takut gelap. Kalian tau itu, 'kan?" Yoona tidak setuju.
Tae dan Ae Ri terus memaksa Yoona untuk ikut dengan alasan hanya sebentar saja mereka bermain dan setelah itu ikut tim lain menyalakan api unggun.
Yoona sejak awal sudah menolak. Tapi Tae terus memaksa dan akhirnya Yoona tidak enak hati untuk menolaknya.
"Halah sebentar saja, Yoona. Kamu juga akan kita pasangkan dengan Arnold Oppa. Bukankah itu akan aman, karena dia seorang lelaki dan bisa melindungi dirimu?" celetuk Ae Ri dengan rencana busuknya.
Masih dengan kecemasannya, Yoona mengulur waktu dan mengatakan bahwa dirinya sedang menunggu seseorang datang. Yoona terus saja memberikan alasan itu agar Tae dan Ae Ri tak lagi memaksanya.
"Siapa sih yang kamu tunggu? Sudahlah, jika kamu terus menolak seperti ini, permainan tidak akan seru, dan kamu mengacaukan liburan kita, Yoona!" ketus Ae Ri dengan melipat tangannya.
Arnold meminta Tae dan Ae Ri tidak memaksa Yoona jika memang Yoona tak ingin pergi. Tapi, jika Yoona tidak ikut serat, maka rencana Ae Ri untuk mencelakai Yoona akan gagal. Begitu juga dengan rencana Tae ingin mempersatukan Yoona dengan Arnold akan gagal.
Dengan bujuk rayu Tae, ia berhasil mengelabuhi Yoona dengan alasan ada sebuah bunga cantik, yang cocok untuk diberikan kepada suaminya. Tae juga mengatakan bahwa itu bisa membuktikan cinta Yoona kepada Naufal.
"Kamu serius? Kak Naufal akan menyukaiku, jika aku memberikan bunga itu?" tanya Yoona berbisik kepada Tae.
"Tentu saja, Yoona. Banyak pasangan yang melakukan itu, dan mereka hidup bersama dengan bahagia," jawab Tae menjadi pendongeng handal.
Tergiur dengan dongeng Tae, akhirnya Yoona mengikuti permainan sahabatnya itu. Seperti yang sudah di tentukan, Yoona akan bersama Arnold dam Tae bersama dengan Ae Ri.
Dalam hati Yoona, ia sangat berharap suaminya segera datang. Tak sabar baginya untuk mencari bunga tersebut dan ingin cepat-cepat memberikan kepada Naufal, cinta matinya itu.
"Aku yakin, jika memang kisah bunga itu benar, maka kehidupan rumah tanggaku dengan Kak Naufal, akan jauh lebih baik daripada sebelumnya," gumamnya bahagia.
"Kak Naufal, segeralah datang. Aku mempunyai kejutan untukmu ...." sambungya dengan hati gembira.