Chereads / Caraku, Mencintaimu / Chapter 10 - Status Yang Terungkap

Chapter 10 - Status Yang Terungkap

"Panah ini sengaja di putar. Seharusnya mengarah lurus, dari sini sudah jelas jika ada yang sengaja akan membuat istriku celaka!" gumam Naufal menyentuh panah tersebut. 

Di sisi lain, akhirnya Yoona tersadar bahwa dirinya sudah tersesat. Ia terus berjalan dan tanpa melihat lagi jalan yang sering di lalui telapak kaki. Membuatnya panik, tapi sedikit berusaha tetap tenang dan memutuskan meneruskan jalannya. Ia berhenti di tempat yang kemungkinan tidak sulit untuk seseorang mencarinya.

"Aku tersesat. Ini tidak lucu! Bagaimana jika Kak Naufal sudah datang dan tidak melihatku? Apa dia akan marah padaku?" gumamnya. 

"Semoga saja, Kak Naufal tidak marah. Haih, ini salahku yang tidak memperhatikan jalan. Di otakku, hanya bunga itu saja. Sampai tak sadar bahwa aku sudah masuk ke hutan terlalu jauh," lenguhnya. 

Ketika dirinya sedang istirahat di batang pohon yang tumbang, tiba-tiba sahabat kakinya ada yang melingkari. Saat Yoona menatap ke bawah, betapa terkejutnya dia. Seekor ular telah melingkar di kakinya dan siap menggigitnya. 

"Astagfirullah, ular? Sakit banget, kenapa ular ini menggigitku?" gumamnya berusaha melepaskan gigitan ular tersebut. 

Setelah berhasil di lepas, Yoona langsung melempar ular itu ke semak-semak yang rimbun di samping ia duduk saat itu. 

Semakin lama, tubuh Yoona terasa semakin dingin. Yoona beranggapan jika itu kemungkinan karena udaranya yang membuatnya dingin, di hutan dan sudah hampir malam. Langit saja juga semakin gelap, beruntung dirinya bisa mencegah racun ular itu menyebar dengan sobekan jilbabnya. 

"Aduh, sakit. Dingin banget, tolong!" teriaknya dengan suaranya sudah melemah, namun ia tetap berusaha minta tolong.

Yoona mengalami kebingungan juga, ia akhirnya berjalan sekuat tenaga dengan berbalik arah. Jarak mereka semakin dekat, akhirnya Naufal menemukan Yoona yang sudah setengah kehilangan kesadarannya. Namun, masih tetap bisa bertahan.

"Yoona!" 

"Heh, aku bahkan berhalusinasi sekarang. Suara Kak Naufal mampu aku dengar, jangan-jangan aku dah gila ini!" gumam Yoona masih harus berjalan. 

Tubuh Yoona mulai tidak kuat lagi, ia hampir saja pingsan dan terjatuh. Untung saja, Naufal ada di saat yang tepat dan langsung menangkapnya. "Yoona, kamu kenapa? Kamu kenapa, ini aku Naufal, suamimu!" Naufal terus menggoyangkan tubuh istrinya agar ia tetap membuka matanya. 

"Yoona, tetaplah sadar. Aku akan segera membawamu kembali," Naufal menepuk-nepuk pipi Yoona dengan sedikit keras. 

Ketika hendak mengangkat tubuh istrinya, Naufal melihat ada dua tanda seperti gigitan ular dan memar di pinggir bekas gigitan kecil itu. "Gigitan ular?" gumamnya langsung tau jika itu bekas patukan ular. Segera Naufal memberinya antibiotik yang selalu ia bawa kemana-mana. 

"Kak, itulah dirimu?" Yoona akhirnya dapat membuka matanya. "Kak, aku kedinginan, bisakah kamu ambilkan aku selimut?" gumamnya. 

"Ini di hutan, tidak ada selimut. Aku akan menggendongmu pulang sekarang!" seru Naufal berusaha payah menggendong istrinya. 

"Aku berat, Kak. Papah saja aku, hahaha aku sangat bodoh mau mencari bunga itu untukmu, Kak. Aku memang bodoh, pantas saja kau tidak bisa mencintai aku," ucapan Yoona semakin ngelantur. 

Naufal merasa bersalah ketika Yoona mengatakan itu. Tapi, bagaimanapun juga, hal yang membuatnya belum bisa mencintai Yoona adalah, karena pernahnya Yoona menjadi adiknya meski adik angkat. 

"Kak," panggil Yoona. 

"Em," jawab Naufal singkat. 

"Boleh tanya dan boleh minta sesuatu nggak?" tanya Yoona yang berada di gendongan suami tercinta.

"Boleh dong, ada apa?" Naufal menjawab dengan nada penuh kelembutan.

"Kak Naufal bisa cintai aku nggak, sih? Dan kapan kakak bisa mencintai aku? Yah, anggap aku sebagai istri gitu, jangan seperti adik. Aku ingin mendapatkan kasih sayang dari suami, bukan dari seorang kakak darimu, suamiku--" Yoona masih saja meracau hal itu. 

Bagaimana lagi? Naufal bisa diam saja. Ia hanya mampu mendengar setiap perkataan yang di lontarkan Yoona, agar ia tidak tertidur hingga mereka keluar hutan.

-_-

Setelah berjalan cukup lama, akhirnya mereka bisa berhasil keluar dari hutan dengan Yoona sudah tidak bicara lagi. Seorang Yoona akhirnya pingsan dipunggung suaminya.

"Yoona?"

"Yoona, kok diam? Ayo dong ngedumel lagi," 

"Yoona?"

"Yoona! Yoona apa kamu pingsan?" 

Tidak ada jawaban dari sang istri. Yoona pingsan dan membuat Naufal harus mempercepat langkahnya. Beruntung mereka sudah dekat dengan Vila dan terlihat bahwa teman-teman Yoona sudah menunggu mereka di sana.

"Tolong, dimana kamar Yoona?" tanya Naufal panik. 

"Ada apa dengannya?" tanya Tae khawatir.

"Mungkin dia kelelahan, kakinya di patuk ular. Dimana kamarnya, cepat!" Naufal semakin kesal karena Tae terus saja menghalangi. 

"Apa dia akan baik-baik saja? Apa tidak sebaiknya kita memanggil, Dokter?" sahut Arnold.

"Tidak perlu! Ada aku disini, tolong tunjukan kamarnya saja!" ketus Naufal. 

Tae memberikan jalan menuju ke kamar yang Yoona pilih. Melihat ada sajadah dan mukena yang masih berserakan di ranjang membuat Naufal bangga pada istrinya. Seorang mualaf seperti Yoona mampu menjaga iman dan kewajibannya meski berada di daerah yang mayoritas tidak beragama seperti di Korea. 

Di tidurkannya Yoona di ranjang. Dengan telaten, Naufal juga sudi melepaskan sepatu kotor yang melekat di kaki istrinya. Kemudian melepas jaket Yoona secara perlahan. 

"Sebaiknya Tae yang membantunya, Tuan. Anda bu--" ucapan Arnold di sela oleh Naufal. 

"Saya suaminya, untuk apa saya meminta orang lain melayani istri saya sendiri? Sebaiknya kalian keluar dulu, biarkan saya merawat istri saya!" tegas Naufal, kemungkinan mulai cemburu dengan adanya Arnold di sana. 

Tae pun membawa Arnold keluar dari kamar itu. Menjelaskan hubungan dan status Yoona yang sebenarnya kepada sepupunya itu. Yoona sejak awal memang tidak bermaksud untuk menyembunyikan statusnya. Namun semua itu karena Naufal yang jarang mau di ajak berkenalan dengan teman-teman Yoona kecuali Tae.

"Apa! Jadi kamu membohongiku?" Arnold marah besar kepada Tae

"Aku tidak membohongimu, Oppa. Tapi hubungan Yoona dengan suaminya itu tidak baik, mereka baru menikah tiga bulan, tetapi belum pernah melakukan hubungan intim sama sekali," Tae mencoba menjelaskan. 

"Jangankan itu, bahkan mereka juga tidak saling mencintai. Yoona menikahinya karena keterpaksaan, tolong pahami itu, Oppa!" Tae semakin mengada-ada.

"Kata siapa mereka tidak saling mencintai? Jika Yoona tidak mencintainya, dia tidak mungkin berusaha payah mencari bunga keabadian itu di dalam hutan," sahut Ae Ri tiba-tiba datang.

"Lihat suaminya. Jika dia juga tidak mencintainya, mengapa dia rela jauh-jauh dari kota sampai kesini hanya untuk menyusul istrinya. Apa itu kalau bukan cinta?" Ae Ri menambah panas hati Arnold.

Arnold langsung pergi begitu saja, ia sangat kesal pada semuanya, gadis yang ia cintai selama ini adalah istri orang lain. Namun, cintanya sudah membutakan hatinya, mendengar kenyataan status Yoona, ia bukan menjauhi namun malah semakin ingin mendekati Yoona untuk ia miliki.