Nabila masih berusaha untuk mendekati dan memegang wajah Arjuna.
"Ayolah, Juna! Kita 'kan akrab biasanya!" rayu Nabila.
"Terima kasih atas perhatiannya, Kak Nabila. Tapi sebentar lagi bel masuk, Kak." Arjuna berucap, masih saja memanggil 'kakak' pada semua teman perempuan di kelas ini. Well, mungkin agar terlihat polos.
"Kita bolos sama-sama aja yuk, Juna!" bujuk Nabila kembali.
"Aku tidak mau, Kak Nabila. Nanti ada ulangan matematika soalnya, 'kan?"
Tapi, di antara para gadis yang memperebutkan Arjuna, teman-teman lelakinya malah tersenyum melihat wajah Arjuna yang babak belur.
"Woi, kau habis mencari masalah lagi ya, Juna? Wajahmu sampai memar begitu!" tanya teman laki-laki Arjuna yang sok perhatian, padahal dia selalu julid.
"Iya, memangnya kenapa?" ketus Arjuna pada teman yang tidak menyukainya.
"Pasti sama si anak donatur itu lagi, ya?! Sejak kamu masuk sekolah ini, kalian 'kan sudah saling bertengkar." Tebak remaja putra, yang lain.