"Heh? Memangnya kenapa dengan orang-orangku? Para informan-ku itu dapat dipercaya, Juna."
"Kau yakin, heh? Bukankah akan lebih baik jika menanyakan semua hal dengan orang yang bersangkutan langsung?"
Qiran langsung tersenyum sumringah. Ia merasa dapat lampu hijau dari Arjuna, bahwa Arjuna mau memberitahu Qiran tentang diri Arjuna yang sebenarnya.
Meninggalkan sejenak Arjuna dan Qiran yang masih membahas masa lalu Arjuna di belakang sana, di depan pintu itu, Edo masih berupaya untuk membuat sang empunya rumah segera keluar.
Dari tadi, Edo sudah mengetuk pintu hingga buku-buku jarinya memerah, tapi belum ada tanda-tanda seseorang akan keluar dari rumah seram itu. Di belakang Edo, malah Qiran masih saja berupaya merebut hati Arjuna. Dua manusia itu memang tidak peka, batin Edo kesal.
"Apa yang kalian perdebatkan, hah?! Bantu aku mengetuk pintu!!" teriak Edo, kesal. Padahal, saudaranya yang hilang adalah Qiran. Tapi, Edo malah yang paling berusaha saat ini.