Bagus sekali. Harusnya tidak.
Wanita dibawah kuasanya tersebut bisa menggila sebab tersinggung.
"Lalu, kau menuntut maaf dariku?"
"Ck." Regi berdecak. Otak Gerand pasti anggap Regi rendah setiap saat, makanya berpikir buruk terus mengenai dirinya.
Sial!!!
Fuck Gerand Yosefa.
"Tidak."
Setelah bilang begitu Regi raih wajah Gerand. Sedikit berani, ia satukan bibir keduanya. Bilang apa, melakukan juga apa. Sangat beda jauh. Terserah, Regi tak mau ambil pusing.
Ia melakukan apapun yang pikirkan. Regi kesal, hal itu ia lampiaskan dengan cium Gerand. Tak peduli apapun yang terjadi pada mereka, yang Regi tahu ia lakukan apapun yang ia mau.
Terserah.
Regi hidup pas sesuai hidup serta harapannya sendiri. Regi bebas melakukan sesuatu. Pas.
Tak hanya sekedar menempel, Regi juga lumat pelan bibir Gerand. Sisi liar Regi keluar sempurna. Segala hal yang Regi pikir, ia tak ingin pusing, terserah!
Dunia akan lebih mudah Regi perbuat. Persetan!
