"Regi, kalau pak Denny kenapa-kenapa gimana?"
"Gak bakal," ujar Regi datar. Sesingkat mungkin ia bicara begitu. Tak harus berlebihan. Regi tak ingin ambil pusing terhadap hal itu. Cukup sudah, gak harus bicara panjang lebar padanya. Muak dengar yang kayak begituan.
Hah Regi tiba-tiba sensitif. Kepalanya pusing.
"Nanti bagaimana toh?"
"Gak apa-apa kok, kau tenang aja," celutuk Regi tak ingin berpikir macam-macam.
Memangnya mau sampai kapan selesainya?
Bertanya terus?
Lebih baik tidak.
Sikap acuh tak acuh Regi buat Jenny memproutkan bibir. Sebegitu mudah orangnya bilang begitu?
Padahal Jenny ketar-ketir. Kalau gak serius takut, Jenny pun bukan tipe orang yang suka bertanya kok. Jenny lebih nyaman terhadap posisinya dalam kesendirian. Tak harus lihat orang lebih jauh. Cukup diri sendiri.
Oke, seperti ucapan Denny tadi malam, yang salah dirinya. Bermasalah Jenny, orang lain tak harus repot-repot ikut campur. Kecuali orang tersebut tulus, ikhlas dan berniat nolongin.