Chereads / PERNIKAHAN TERSEMBUNYI : ISTRI SIMPANAN SANG CEO / Chapter 22 - BAB 22 - MENGENAL JAVIER

Chapter 22 - BAB 22 - MENGENAL JAVIER

Javier baru saja tiba di rumah nya, ia masih tinggal bersama Ibunya di sebuah desa bernama Rye yang terletak di Inggris Tenggara. Rye berjarak 2 jam dari pusat kota London, sebenarnya Ben sudah menyediakan tempat tinggal untuknya.

Namun Javier memilih untuk bekerja pulang pergi, karena ia tidak mau meninggalkan sang ibu sendirian. Kedatangan Javier langsung di sambut oleh sang ibu dan juga adiknya yang baru berusia 17 tahun. Mereka baru saja pulang memanen tomat di halaman belakang rumah mereka.

"Javier, kau sudah pulang? Bagaimana pekerjaanmu? Apa semuanya lancar?" tanya sang ibu sambil menyodorkan secangkir teh hangat untuknya.

Javier menghela nafas. "Semuanya berjalan lancar, Bu.  London memang kota yang sangat indah, namun bagi ku Rye yang paling indah. Di sini sangat tenang dan tidak terlalu bising" seru Javier antusias.

"Apa kau bertemu gadis cantik di sana?" tanya Rosalie.

"Rose! Kau ini. Tidak sopan bertanya seperti itu pada Kakakmu" gerutu Javier.

Rose tertawa terbahak-bahak, ia dapat menangkap sinyal jika sang kakak baru saja bertemu dengan seorang gadis cantik.

"Raut wajah mu tidak bisa membohongi ku, Javier. Kau terlalu polos menghadapi anak gadis seperti ku" gumam Rosalie tertawa sambil beranjak dari hadapan Javier dan sang ibu.

Sang ibu tertawa kecil sambil mengelus pundak sang anak. Ibunya sangat bangga melihat putranya kini sudah beranjak dewasa dan sangat mandiri.

"Tidak usah di dengarkan ucapan adikmu itu, dia memang selalu senang jika menggodamu" ucap sang ibu.

Javier menghela nafas. "Rosalie tidak pernah berubah, sejak kecil ia selalu saja senang meledekku." gumam Javier sambil tertawa kecil.

"Javier, Ibu sangat bangga melihatmu dengan seragam ini. Sepertinya bossmu itu orang yang baik, buktinya seragammu saja terbuat dari bahan yang sangat mahal"

"Tuan Ben, memang orang yang baik. Andai saja saat itu Tuan Ben tidak datang menolongku, mungkin aku sudah habis di tangan preman itu" kenang Javier saat ia mengingat kejadian 3 tahun yang lalu.

Singkat cerita, saat itu Javier baru saja menginjakkan kakinya di Kota London. Ia berniat mengubah nasib untuk mencari pekerjaan, karena sepeninggal Ayahnya, Javier harus menjadi tulang punggung keluarga karena ada adiknya yang masih membutuhkan biaya untuk pendidikannya.

Ketika sedang berjalan di tempat yang cukup sepi, tiba-tiba saja 2 orang preman datang menghampiri nya dan berusaha merebut tas milik Javier. Sontak Javier langsung mempertahankan barang miliknya, namun salah satu dari mereka langsung menyerangnya.

Awalnya Javier bisa mengatasinya, namun ia lengah. Salah satu dari preman tersebut menendang kakinya hingga ia tersungkur ke aspal. Kedua preman tersebut langsung memukulinya tanpa ampun, Javier sudah pasrah dengan hidupnya.

Tiba-tiba seseorang datang menendang kedua preman tersebut. Dan melumpuhkan kedua preman tersebut hingga pingsan, seseorang mengulurkan tangannya dan membantunya berdiri.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Ben.

"Aku tidak apa-apa" sahut Javier dan langsung jatuh pingsan di pelukan Ben.

Ben memerintahkan kedua anak buahnya untuk membawa Javier ke rumah sakit, semua biaya pengobatan Ben yang menanggungnya. Ketika Javier sudah pulih, Ben merekrutnya menjadi bagian keamanan.

Javier di bekali ilmu bela diri, selama 2 tahun lebih ia berlatih. Dan kini mental dan fisiknya telah terbentuk sebagai pengawal yang berani dan juga tangguh. Ketampanan yang di milikinya membuat wanita yang melihatnya sangat tergila-gila. Namun sampai saat ini belum ada yang membuat hatinya nyaman, tetapi ada yang mengusik pikiranya.

Pertemuannya dengan Celline hari ini membuatnya tidak bisa lupa, Javier mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku jasnya. Ia meraih ponselnya dari dalam saku celananya dan menyalin nomor telepon Celline ke ponselnya.

Javier mencoba untuk mengirim pesan singkat untuk Celline, namun ia merasa canggung. Javier kembali menghapus pesan singkat tersebut, namun ia kembali mengetik dengan kata "Hai". Lagi-lagi ia berpikir untuk mengirim pesan tersebut, sampai pada akhirnya Rosalie datang mengagetkan nya.

Dan hal itu membuat Javier menekan tombol sent pada ponselnya, dan pesan tersebut terkirim untuk Celline. Javier langsung memprotes sang adik karena sudah membuatnya terkejut, bukannya meminta maaf.  Rosalie malah tertawa terbahak-bahak karena melihat tingkah sang kakak yang terlihat sangat lucu.

"Rose, kau ini selalu saja membuat ku kesal" gerutu Javier.

Rosalie tertawa terbahak-bahak. "Maafkan aku, Javier. Rasanya aku tidak bisa jika tidak jahil padamu, ini aku bawakan jus tomat untukmu." gumam Rosalie sambil menyodorkan sebotol jus tomat untuk Javier.

Javier langsung meraih jus tomat tersebut dari tangan Rosalie, dan mendorong Rosalie keluar kamarnya. Javier segera mengunci pintu kamarnya agar adiknya tersebut tidak mudah masuk ke dalam kamarnya.

Javier meletakkan jus tomat tersebut di mejanya, tak lama kemudian ponselnya berbunyi. Di lihatnya nama Celline yang tertera di layar ponsel, Javier terkejut melihatnya. Karena ternyata pesannya untuk Celline sudah terkirim.

"Astaga! Gara-gara Rosalie, aku jadi menekan tombol sent ke Celline" gumam Javier lirih.

Javier segera membuka pesan tersebut, ia sedikit terkejut membaca pesan dari Celline yang ternyata mengajaknya untuk makan malam bersama.

"Javier? Aku sudah menunggu mu sejak tadi sore, kenapa kau baru mengirim pesan sekarang? Javier, aku ingin mengajakmu makan malam bersama. Kalau besok malam apa kau bisa? Tentu saja pekerjaan mu sudah selesai kan? Karena yang ku tau, Michella tidak pernah keluar malam hari"

Javier tersenyum, ia tidak menyangka jika respon Celline sangat baik. Celline benar-benar menghipnotis nya, dari sekian banyak wanita yang mengejarnya. Baru Celline yang membuatnya terpikat dan begitu penasaran ingin mengenal Celline lebih jauh lagi.

Dengan cepat, Javier langsung membalas pesan Celline. Ia tidak mau mengecewakan Celline untuk yang kedua kalinya, karena ia hanya mengirim pesan dengan kata "Hai".

"Maafkan aku, Celline. Aku baru saja tiba di rumah, besok malam? Sepertinya aku bisa, aku akan menjemputmu sesampainya aku mengantar Nona Michella."

Javier menghela nafasnya panjang, tidak tau kenapa perasaannya begitu senang. Karena Celline yang bisa membuatnya penasaran. Javier kembali meletakkan ponselnya dan meminum jus tomat pemberian Rosalie.

Setelah itu Javier merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia kembali membayangkan pertemuannya dengan Celline. Javier tersenyum bahkan ia sudah tidak sabar menanti hari esok untuk kembali bertemu dengan Celline.

Karena ini pertama kalinya ia akan pergi makan malam bersama seorang perempuan, karena biasanya ia selalu makan bersama Paul. Dan hal itu membuatnya sedikit bosan karena setiap hari ia menghabiskan waktunya bersama Paul.

"Aku sudah tidak sabar ingin cepat-cepat besok, Celline kau benar-benar menganggu pikiranku. Baru kali ini aku merasa tidak nyaman berurusan dengan seorang wanita, biasanya aku bisa mengabaikannya begitu saja. Namun kali ini sosok Celline sangatlah berbeda" gumam Javier lirih.