Michella baru saja selesai makan malam, ia bergegas masuk ke dalam kamarnya. Namun tak lama kemudian Kate memanggilnya dan memberitahu jika Ben datang untuk menemuinya. Michella bergegas menemui Ben, karena rasanya ia sudah sangat merindukan Ben padahal mereka baru saja bertemu kemarin.
Ben langsung memeluk Michella dan mencium keningnya, Kate yang melihat pemandangan seperti itu merasa senang. Karena sahabatnya telah menemukan orang yang tepat.
"Michella, apa aku mengganggumu sayang? Maaf aku datang tidak mengabarimu" tanya Ben lirih.
"Sama sekali tidak mengganggu, aku baru saja selesai makan malam."
"Sepertinya aku yang mengganggu kalian, aku akan masuk ke dalam kamar sambil menunggu Jose datang" ujar Kate.
"Oh tidak, Kate! Kau sama sekali tidak mengganggu kami, ikut lah bergabung dengan kami. Karena aku membawa pizza."
"Terima kasih, Ben. Kau memang sangat baik, tapi sayangnya aku harus mengerjakan tugas ku. Tapi kau tidak perlu khawatir, aku akan mengambil bagian ku" gumam Kate sambil menunjuk ke arah box pizza yang Ben letakkan di atas meja.
Michella dan Ben tertawa mendengar ucapan Kate, Ben segera membuka box pizza tersebut. Sementara Kate bergegas meraih piring di dapur.
"Ben, aku akan ambil bagian ku 2 potong" gumam Kate.
"Kenapa? Ini kan sangat banyak" seru Ben.
"Aku masih kenyang Ben, aku akan mengambilnya nanti jika aku menginginkannya"
"Baik lah, selamat belajar Kate" gumam Ben menyemangati.
Kate menyodorkan ibu jarinya ke arah Ben, sementara Michella bergegas mengambil air minum untuk mereka berdua.
"Apa kau mau kopi?" tanya Michella lirih.
Ben tersenyum. "Tidak perlu sayang, air mineral saja"
Michella tersenyum dan langsung membuka kulkas untuk mengambil sebotol air mineral dan meletakkannya di atas meja.
"Terima kasih, sayang" gumam Ben lirih dan langsung meraih tangan Michella.
Michella bergegas duduk di samping Ben, ia langsung menuangkan kerisauan hatinya karena harus di kawal oleh 2 orang bodyguard yang di sewa oleh Ben. Ben hanya tersenyum melihat kekasihnya yang tampak seperti anak kecil yang sedang mengadu oleh Ibunya.
Melihat ekspresi Ben yang sepertinya tidak mendengarkan ucapannya, Michella langsung memprotesnya. Karena Michella paling tidak suka melihat orang yang mengabaikan ucapannya.
"Ben, kamu kenapa malah tersenyum? Apa kau tidak mendengarkan perkataan ku?" gerutu Michella.
Ben tersenyum kecil. "Tidak! Bukan begitu sayang, aku hanya senang melihat mu ketika sedang mengadu sesuatu hal padaku. Kau tampak begitu manis, dan aku sangat menyukainya." ucapan Ben membuat Michella tersipu malu.
"Ben, kau ini! Ayolah serius, dengarkan aku"
Ben menghela nafas. "Iya sayang, aku sudah menginstruksikan pada Paul dan juga Javier. Besok mereka akan mengawasimu dalam jarak 3 meter, jadi kau tidak perlu merasa canggung seperti ini."
Michella mendengus pelan. "Aku ingin tau, apa alasanmu menyewa mereka berdua sebagai pengawalku?" Michella tampak penasaran.
Ben mengenggam tangan Michella dengan erat. "Michella, aku ingin kau tetap aman. Jujur aku sangat khawatir jika kau pergi sendirian, jika kau dalam pengawasan Paul dan Javier. Aku merasa tenang dan dapat berkonsentrasi dalam bekerja."
"Tapi aku tidak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja Ben"
Ben menghela nafas. "Tapi tidak lagi, saat kau sudah bersama ku. Michella kau tau kan, pekerjaan ku seperti apa? Pasti banyak dari saingan ku yang merasa iri dan tidak suka padaku. Aku hanya takut mereka melakukan hal yang tidak di inginkan padamu."
Michella begitu tercengang mendengar ucapan Ben, ia tidak menyangka jika hidupnya akan serumit ini jika harus dekat dengan Ben.
"Apa? Apa kau serius Ben? Jadi saat ini ruang gerak ku benar-benar terbatas?" tanya Michella lirih.
"Maafkan aku, Michella. Karena jika hidupmu merasa tidak nyaman dengan masuknya aku ke dalam hidupmu"
Michella jadi merasa iba mendengar ucapan Ben, setidaknya Ben masih memiliki rasa tanggung jawab yang besar padanya. Michella mencoba untuk mengalihkan pembicaraan, agar Ben tidak tampak sedih.
"Ben, aku ingin menceritakan tentang Javier hari ini." gumam Michella antusias.
Ben mengerutkan keningnya. "Memangnya kenapa? Apa Javier melakukan kesalahan padamu? Katakan padaku jika salah satu dari mereka bersikap yang tidak baik padamu"
Michella tersenyum. "Tidak, mereka berdua sangat baik padaku. Kau tau Celline? Teman kantor ku?"
"Ya, aku tau"
"Celline begitu tergila-gila pada Javier, bahkan saat makan siang. Celline dan Javier tidak fokus, mereka berdua saling pandang satu sama lain" gumam Michella antusias.
Mendengar ucapan Michella membuat Ben tertawa terbahak-bahak, karena ini pertama kalinya Ben mengetahui jika Javier tertarik pada lawan jenisnya.
Michella mengerutkan keningnya. "Kenapa kamu malah tertawa?"
Ben menghela nafas. "Mic, kau tau? Ini pertama kalinya Javier merespon lawan jenisnya, karena sebelumnya banyak wanita yang menyukainya namun Javier tidak pernah meresponnya."
Michella sedikit terkejut, karena hal ini juga menjadi moment pertama kalinya Celline menyukai seseorang.
"Ben, apa kau serius? Karena Celline juga begitu, ini pertama kalinya aku melihat Celline menyukai seseorang sampai tergila-gila. Karena sebelumnya, Celline selalu menolak pria yang mencoba mendekatinya."
"Benarkah?"
Michella menganggukkan kepalanya, tak lama kemudian terdengar suara bel berbunyi. Michella segera membukakan pintu. Di lihat nya Jose yang baru saja kembali setelah bekerja.
"Hai Mic, terima kasih sudah membukakan pintu. Oh, ada boss kita rupanya di sini, hai Ben. Apa kabar kau hari ini?" gumam Jose yang langsung menjabat tangan Ben.
"Aku baik, kau sangat bersemangat sekali hari ini. Apa kau punya kabar baik?" tanya Ben antusias.
Jose tersenyum kecil. "Ya, tentu saja. Aku baru saja mendapat jabatan baru di kantor"
"Benarkah? Wow, itu kabar yang sangat baik Jose. Selamat atas keberhasilan mu, semoga karirmu semakin cemerlang."
"Terima kasih, Ben"
"Selamat Jose, kau memang hebat" gumam Michella.
"Terima kasih, Mic. Ah, kau ini bisa saja. Yasudah kalau begitu aku akan menemui Kate dan memberikan kabar baik ini padanya."
"Aku membawa pizza, silahkan kau bawa sebagian" Ben menawarinya.
"Terima kasih, Ben. Aku membawa sekotak pizza hadiah dari kantor" gumam Ben sambil menunjukkan kotak pizza tersebut.
Ben tertawa kecil. "Baiklah, kalau begitu."
"Oke, kalian selamat bersenang-senang." gumam Jose sambil bergegas menuju kamar Kate.
Michella tersenyum pada Ben, mereka berdua sangat terheran-heran dengan tingkah Jose. Michella kembali menutup pintu dan menghampiri Ben. Ben menatap Michella dengan tatapan penuh cinta, Michella merasa tidak kuat jika harus saling menatap.
Ben mendekati wajahnya ke arah Michella, dan mulai mengecup bibir Michella dengan lembut. Michella begitu bersemangat karena kali ini sudah tidak ada lagi rasa canggung baginya. Ben sudah menjadi miliknya, jadi ia tidak perlu malu untuk menunjukkan apapun pada Ben.
Michella menghentikan ciumannya. "Ben, aku mencintaimu" gumam Michella lirih.
Ben tersenyum. "Aku juga sangat mencintaimu, Michella." gumam Ben dan kembali mengecup bibir Michella.