Chereads / PERNIKAHAN TERSEMBUNYI : ISTRI SIMPANAN SANG CEO / Chapter 24 - BAB 24 - PENGKHIANATAN AMORA

Chapter 24 - BAB 24 - PENGKHIANATAN AMORA

Michella, Kate dan juga Jose baru saja selesai sarapan, tak lama kemudian terdengar suara bel berbunyi. Kate langsung bergegas membukakan pintu, ia sedikit terkejut ketika mendapati 2 orang pria berseragam hitam datang sepagi ini ke apartemennya.

"Kalian siapa?" tanya Kate.

"Kami berdua pengawalnya Nona Michella." seru Javier.

Kate terbelalak. "Apa? Pengawal? Michella, ada yang mencarimu" teriak Kate.

Michella segera beranjak dari kursinya dan menghampiri Kate. Ia sedikit terkejut melihat kedua pengawalnya sudah berada di apartemennya.

"Kalian?" gumam Michella lirih.

"Selamat pagi, Nona" gumam Javier dan Paul berbarengan.

"Selamat pagi, kenapa sepagi ini kalian datang? Apa kalian sudah sarapan?" tanya Michella.

"Sudah Nona" jawab Paul.

"Silahkan masuk, aku baru saja selesai sarapan. Setelah ini aku akan pergi untuk merapikan beberapa file sebelum berangkat ke kantor."

"Terima kasih, Nona. Kami tunggu di luar saja, silahkan anda melanjutkan aktivitasnya. Santai saja Nona, tidak usah terburu-buru." seru Paul dengan tegas.

"Baik lah, kalau begitu tunggu sebentar ya." gumam Michella yang langsung beranjak dari hadapan mereka berdua.

Sementara Kate masih penasaran dengan mereka berdua, bahkan Jose juga ikut terheran-heran kenapa Michella memiliki pengawal pribadi.

"Michella, kenapa kau tidak menceritakan padaku jika kau punya pengawal pribadi?" tanya Kate penasaran.

"Maafkan aku, Kate. Semalam aku lupa menceritakannya padamu, Ben yang mengirim mereka berdua padaku" sahut Michella.

Kate dan Jose terbelalak mendengar ucapan Michella. "Benarkah? Ben memang orang yang hebat. Dia benar-benar mencintaimu, Mic. Sampai-sampai ia mengirim 2 orang pengawal untuk menjagamu" seru Kate kagum.

"Ben memang hebat" gumam Jose antusias.

"Entahlah, tapi bagiku ini sangat berlebihan" gumam Michella sambil menyiapkan 2 gelas teh hangat dan juga memanaskan pizza sisa semalam yang masih belum di makan.

"Tentu saja tidak berlebihan, jika aku sekaya Ben Stone. Aku akan menyewa pengawal untuk Kate" ujar Jose tertawa dan hal itu mengundang gelak tawa antara Kate dan Michella.

Setelah selesai, Michella membawa makanannya ke ruang tamu dan memerintahkan kedua pengawalnya untuk masuk dan menikmati sarapannya. Awalnya mereka menolak, namun Michella memaksanya dan mengancam mereka berdua akan mengadukan pada Ben jika tidak mau mendengarkan perintahnya.

Mereka berdua tidak memiliki pilihan lain, karena mereka berdua takut jika di adukan ke boss besarnya. Michella mempersilakan mereka berdua menikmati sarapannya, sambil menunggunya selesai merapikan beberapa filenya.

"Silahkan nikmati sarapan kalian, aku akan bersiap-siap terlebih dahulu. Kalian tidak usah malu-malu, karena aku sudah mengangap kalian sebagai keluarga. Oh ya kenalkan, ini sahabat ku Kate dan ini Jose kekasihnya Kate." gumam Michella.

"Hai, senang bertemu dengan kalian" sapa Kate.

"Hai, kalian terlihat sangat gagah dengan seragam itu" seru Jose.

"Terima kasih, Nona, Tuan, Nona Michella terima kasih. Kau sangat baik" gumam Paul.

Michella tersenyum. "Sama-sama, Javier bagaimana? Apa kau sudah menghubungi Celline?" tanya Michella antusias dan hal itu membuat Javier tersentak kaget dan terbatuk-batuk.

"Javier, kau tidak apa-apa?" tanya Michella.

"Tidak apa-apa Nona, tiba-tiba saja aku tersedak. Aku sudah menghubungi Celline tadi malam" ucap Javier lirih.

"Benarkah?" tanya Michella antusias.

"Iya Nona, saya sudah menghubunginya"

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu ke kamar" gumam Michella antusias, sementara Kate dan Jose berpamitan untuk pergi lebih dulu.

"Awas ya kau kalau pekerjaanmu tidak fokus karena masalah perempuan" bisik Paul di telinga Javier.

Javier menelan salivanya dengan susah payah, ia sangat takut mendengar ucapan seniornya.

"Kau tenang saja, Paul. Aku tidak akan seperti itu, berikan aku kesempatan untuk lebih mengenal Celline. Karena aku juga ingin menikah sepertimu" seru Javier antusias.

Paul mendengus pelan, sahabatnya tersebut memang sudah lama menyendiri. Apalagi ini pertama kalinya Javier merasa seperti jatuh cinta. Padahal mereka berdua baru saja saling bertemu.

Sementara itu di lain tempat, Ben sedang bertengkar hebat dengan Amora. Apalagi kali ini Amora memprotes Ben karena sudah jarang menyentuhnya. Pernikahan mereka berdua terasa hampa, ketika Ben ingin mengakhiri semuanya.

Amora selalu mengancamnya akan bunuh diri, sehingga Ben tidak dapat melakukannya. Dulu mereka berdua menikah karena perjodohan yang di lakukan oleh kedua Kakek mereka.

Awalnya Ben marah besar dengan sang kakek, saat ia tau bahwa ia akan di jodohkan. Padahal Ben sudah menegaskan pada sang kakek, jika ia ingin mencari anak perempuan yang orang tuanya menjadi korban kecelakaan akibat ulahnya.

"Ben!" teriak Amora yang begitu memekikkan telinga.

Ben mendengus kesal. "Apa maumu Amora? Dari awal pernikahan kita sudah sepakat jika kita melakukannya hanya pura-pura, apa kau lupa itu?" sergah Ben sambil menunjuk ke arah Amora.

"Ben, tapi seiring berjalannya waktu, aku sudah bisa mencintaimu. Apa itu salah? Aku ini istrimu Ben, aku juga punya hak atas dirimu"

"Apa? Cinta? Aku tidak percaya akan hal itu, tidak ada cinta yang tercipta karena perjodohan. Itu tidak mungkin ada, kau jangan mengada-ada Amora" tegas Ben dan langsung meraih kunci mobilnya. Kemudian bergegas pergi meninggalkan Amora begitu saja.

"Ben... Ben..." teriak Amora, namun Ben menghiraukan ucapannya.

Amora kesal karena Ben selalu saja mengacuhkan dirinya, padahal selama ini ia sudah berusaha tampil cantik di depan Ben. Namun Ben sama sekali tidak pernah tergoda dengannya, Amora beranjak masuk ke dalam.

Namun langkahnya terhenti ketika seseorang memanggil namanya, ia mengenali suara tersebut. Dari aroma tubuhnya, Amora dapat menebak jika orang tersebut adalah kekasihnya.

"Amora.." panggil Darren.

Amora membalikkan tubuhnya, di lihatnya Darren sudah ada di hadapannya. Amora sedikit terkejut karena Darren dengan berani masuk ke dalam rumahnya.

"Darren, kenapa kamu datang ke sini? Ini sangat berbahaya jika ada seseorang yang melihatnya." ucap Amora sedikit cemas.

Darren tersenyum. "Kau tidak perlu khawatir Amora, semuanya aman. Serahkan saja padaku, kau tidak perlu cemas seperti itu" gumam Darren yang langsung mengecup bibir Amora sambil mendorong Amora perlahan masuk ke dalam ruang tamu.

"Darren, please! Jangan lakukan itu di sini, aku tidak mau semua rencana kita menjadi kacau" ucap Amora terbata-bata karena Darren sudah memasukkan jari-jarinya ke dalam pusat tubuhnya.

"Kau tidak perlu khawatir Amora, nikmati saja permainanku. Aku akan memberikan kepuasan yang tidak pernah kau dapatkan dari suamimu" seru Darren antusias.

Darren semakin dalam menggerakkan jari-jarinya dan hal itu membuat Amora semakin menikmatinya, matanya hingga terpejam karena Amora sangat menikmati setiap sentuhan yang Darren lakukan.

Amora menghentikan tangan Darren, dan mengajaknya masuk ke dalam kamar. Amora tidak ingin ada orang yang melihat mereka berdua sedang memadu Asmara. Dengan cepat, Darren langsung menuruti permintaan Amora.