"Sialan! Menyesakkan! Selalu seperti ini!"
Dunia indah yang selama ini ada di bayangan Darien telah terpecah berkeping-keping layaknya cermin. Apa yang dia lihat di dalam pikirannya hanyalah harapan yang berujung pada kepahitan. Lagi dan lagi merasakan sesak yang teramat di dalam hatinya.
Sambil membenturkan tinjunya sekeras mungkin, Darien menggeram menahan air mata yang sesaat lagi meluncur membasahi rerumputan. Bagaimana bisa dia tidak dapat melindungi seorang pun dari tragedi itu? Bagaimana mungkin dia bersikap acuh sementara musuh masih tetap mengintai? Hal yang sangat tidak bisa dimaafkan.
"He, Darien! Bangkitlah dan pergi dari sini! Aku akan mengumpulkan semua tentara dan melawan orang-orang kurang ajar itu!" Alexio yang tengah berkutat dengan pertarungan melawan salah satu musuh berjubah pun berusaha membangkitkan semangat Darien.
