"Hmm kak Rian kan baru pulih. Langsung pulang aja ya. Istirahat."
"Ga apa-apa. Gua udah kuat. Mau ya, gua kangen waktu jalan sama lu berdua kaya waktu itu."
"Yaudah. Tapi jangan lama-lama ya. Bukannya kenapa, kan kam Rian harus istirahat." Akhirnya Aqilla menerima tawaran kak Rian untuk pulang bersama dan mampir ke tempat makan.
"Siap. Ayo langsung aja."
"Sorry ya Dik. Gua duluan," ucap Aqilla kepada Dika karena merasa bersalah sudah menolak ajakannya untuk pulang bersama juga. Sedangkan kak Rian sudah pergi ke parkiran terlebih dahulu untuk mengambil sepeda motor miliknya.
"Kei, gua duluan ya."
"Iya. Hati-hati lu."
"Bye..."
"Bye..."
Kemudian Aqilla pergi menyusul kak Rian ke tempat parkiran motor. Di sana kak Rian sedang mengeluarkan sepeda motor miliknya dari tempat parkiran yang terdapat banyak sepeda motor yang lainnya.
Kak Rian menghidupkan sepeda motornya. Aqilla pun segera menaikinya. Aqilla tidak tahu dirinya akan di bawa ke mana oleh kak Rian. Yang dia tahu sekarang jika kak Rian hanya akan mengajaknya untuk makan bersama.
"Lu mau makan di mana?"
"Terserah kak Rian aja."
"Loh kok terserah. Cewek ya dasar, haha."
"Ih iya. Qilla ga tau mau makan di mana."
"Yaudah kalo gitu terserah gua nih ya?"
"Iya kak."
Kak Rian kembali menaiki kecepatan sepeda motornya untuk pergi ke sebuah tempat makan. Aqilla hanya bisa pasrah untuk mengikuti perjalanan yang kak Rian lakukan kepadanya.
Pada sore hari ini juga tampak indah. Sama seperti dahulu ketuka dirinya dan kak Rian pergi bersama untuk makan bersama juga dan menengok Ayahnya di rumah sakit. Jujur, Aqilla juga sebenarnya merasa rindu dengan kenangan itu. Kali ini Aqilla kembali merasakannya. Seperti sedang dejavu, yaitu pengalaman yang sudah pernah di rasakan pada waktu lalu.
"Gua lagu pingin makan seafood nih. Lu suka ga?"
"Iya suka kok."
Ternyata kak Rian membawa Aqilla ke rumah makab seafood. Sebenarnya Aqilla jarang sekali makan makanan seafood, tetapi bukan berarti dia tidak suka. Aqilla juga menyukainya.
"Lu mau makan apa? Nih menunya."
"Hmm mau cumi goreng sama kepiting saus hitam aja."
"Oke. Mba." Kak Rian melambaikan tangan ke atas memberi isyarat kepada pelayan tersebut untuk memesan makanan.
"Iya Mas, Mba. Mau pesan apa?"
"Pesan cumi goreng satu porsu, kepiting saus hitam satu porsi, kerang hijau satu porsi dan udang saus tomat satu porsi juga."
"Baik Mas. Minumannya apa?"
"Lu mau minum apa Qil?"
"Es jeruk aja."
"Oke. Dua gelas es jeruk ya."
"Baik. Ada lagi tambahannya?"
"Udah Mba cukup."
"Baik. Di tunggu ya Mas, Mba."
"Iya. Makasih."
Karena merasa gugup karena kini Aqilla sedang duduk di depan kak Rian, Aqilla mengalihkan itu semua dengan bermain handphone.
"Main handphone mulu lu. Ga liat nih di depan lu ada orang?"
"Iya, maaf."
Setelah itu kak Rian mulai membuka topik pembicaraan. Kak Rian menceritakan segala cerita lucu yang membuat Aqilla tertawa karena kisah konyolnya. Kak Rian itu sangat pintar membuat Aqilla merasa bahagia.
"Masa iya si kak? Yehh, bohong aja, haha."
"Yehh ga percaya, haha."
"Permisi Mas, Mba. Pesannya." Ternyata semua pesanan yang di pesan oleh mereka telah datang dengan lengkap sesuai dengan pesanan tadi.
"Makasih ya Mba," ucap kak Rian kepada pelayan tempat makan tersebut.
"Iya sama-sama. Permisi."
"Iya."
Kak Rian yang terlebih dahulu memulai makan kali ini. Namun Aqilla kini justru hanya melihati kak Rian gitu saja.
"Ayo Qil, makan juga. Masa liatin doang. Udah pesan juga."
"Iya iya." Kemudian Aqilla kini pun mulai bersiap untuk makan.
Aqilla sebenarnya sangat suka sekali dengan makanan seafood yang bernama kepiting, tetapi kalo boleh jujur, Aqilla tidak bisa bagaimana cara membuka dan memakan kepiting tersebut. Membuat Aqilla cari aman dengan tidak jadi memakan kepitung saus hitam itu. Karena takut merasa malu di hadapan kak Rian.
"Itu kok kepitingnya ga di makan?"
"Aduh, kak Rian pake nanya lagi," ucap Aqilla di dalam hati.
"Nanti aja kak."
"Nih gua bukain cangkang kepitingnya. Tuh, makan ya." Kak Rian membukakan cangkak kepiting tersebut dan menaruhnya ke piring Aqilla supaya Aqilla langsung bisa memakanbya tanpa harus susah-susah membuka cangkang kepitung tersebut.
"Makasih kak."
"Oke."
Kak Rian seperti mengertahui isi pikiran Aqilla. Sepertinya dia tahu jika Aqilla tidak bisa membuka cangkak kepiting tersebut dari gerak gerik Aqilla sedari tadi. Namun kak Rian tidak menceploskan Aqilla jika Aqilla tidak bisa membuka cangkak kepitung tersebut. Kak Rian langsung beraksi dan melakukan itu semua untuk Aqilla. Orang yang sangat dewasa karena tidak pernah berkata sesuatu yang membuat Aqilla malu selama ini. Kecuali ketika MOS waktu itu.
Sekitar satu jam mereka berdua berada di tempat makan seafood tersebut. Kak Rian dan Aqilla juga sudah selesai menghabiskan semua makanan yang di pesannya. Kak Rian dan Aqilla memutuskan untuk segera pulang. Karena kini waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam sore.
"Udah kenyang kan?"
"Udah kak. Kenyang banget."
"Yaudah pulang yu. Eh, Ayah lu masih di rumag sakit?"
"Engga kok kak. Alhamdulillah udah pulang ke rumah kemarin."
"Oh gitu. Yaudah berartu kita sekarang langsung pulang ke rumah lu ya."
"Iya kak."
Di jalan. Matahari sudah mulai tenggelam dan akan di gantikan oleh rembulan. Hembusan angin sore ini juga cukup dingin. Langit sudah berubah menjadi kekuningan tetapi terlihat sangat indah. Terlihat juga burung-burung yang berterbangan. Sepertinya semua burung itu akan pulang ke sarangnya. Seperti Aqilla sekarang ini yang akan pulang ke rumahnya.
Rumag Aqilla dari tempat makan seafood itu tidak terlalu jauh. Hanya membutuhkan waktu sekitar 25 menit saja. Itu pun karena di jalan sempat terjebak macat sedikit. Dan sekarang ini Aqilla dan kak Rian sudah sampai di depan rumah Aqilla.
"Mampir dulu kak?"
"Boleh deh. Gua mau jengukin Ayah lu. Tapi gua ga bisa kasih apa-apa."
"Santai aja si kak. Yaudah yu masuk."
"Assalamualaikum Bu, Yah."
"Waalaikumsallam. Eh, Rian ya."
"Iya Bu, assalamualaikum," ucap kak Rian kepada Ibu Aqilla sembari mencium tangannya.
"Iya, waalaikumsallam."
"Ayah mana Bu? Kak Rian mau jenguk Ayah katanya."
"Ada di kamar. Aqilla bawa Ayah ke ruang tamu aja. Ibu ke belakang dulu."
"Iya Bu."
"Tumben banget Ibu ada tamu malah ke belakang," ucap Aqilla di dalam hati sambil berjalan ke kamar Ayahnya untuk mengajak Ayahnya ke ruang tamu karena kak Rian ingin menjenguknya.
Semenjak Ibu Aqilla mengetahui jika yang datang itu adalah kak Rian, ekspresi Ibu Aqilla seketika langsung berubah begitu saja. Entah apa yang sedang di pikirkan oleh Ibu Aqilla saat ini. Tidak seperti biasanya Ibu Aqilla bersikap seperti itu. Biasanya seluruh anggota Aqilla ketika ada tamu pasti langsung menjamunya dengan sangat baik. Sangat berbeda dengan perlakuan Ibunya kali ini.
-TBC-