Chereads / TENTANG AKU, KAMU DAN DIA / Chapter 30 - Doa Untuk Ayah

Chapter 30 - Doa Untuk Ayah

"Tolong bawa Aqilla ke musolah depan sana ya." Perintah Ibu kepada semua teman-teman Aqilla, terutama pada Dika.

Akhirnya Aqilla pun di bawa ke musolah yang tidak jauh dari tempat pemakaman. Aqilla di gendong oleh Dika ala bridal style yang di ikuti oleh Keisya dan teman yang lainnya.

Ketika Aqilla di bawa je musolah karena jatuh pingsan, tetapi pemakaman Ayah Aqilla tetap terus berjalan. Azan terakhir di kumandangkan untuk Ayah Aqilla oleh anak laki-lakinya sendiri, Abang dari Aqilla. Setelah itu acara selanjutnya tanah-tanah yang berada di atas di masukkan kembali ke liang lahat tersebut untuk menutupinya. Kini Ayah Aqilla sudah berada di tempat peristirahatan untuk selama-lamanya.

Setelah selesai di kuburkan secara. Seluruh keluarga dekat Ayah Aqilla tidak langsung meninggalkannya. Mereka semua memanjatkan doa-doa untuk Ayah Aqilla. Semoga Ayah Aqilla di terima di sisi Tuhan Yang Maha Esa dengan tempat yang sebaik mungkin dan semoga segala kesalahan Ayah Aqilla di ampuni oleh Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga Ayah Aqilla bisa tenang hidup di dunia barunya sekarang. Yaitu di alam akhirat.

Selama pemakaman Ayahnya, Aqilla belum juga bisa kembali ke tempat pemakaman Ayahnya. Karena Aqilla kini masih merasa lemas dan tidak kuat untuk berdiri. Apa lagi jika harus melihat pemakaman Ayahnya sendiri. Orang yang paling dia cintai dari kecul hingga sekarang.

"Ayah gua udah selesai di makamin Dik?"

"Kayanya si udah. Udah dari tadi soalnya."

"Yaudah kalo gitu kita balik ke sana lagi deh yu."

"Emang lu kita buat jalan?"

"Kuat kok."

"Yaudah pelan-pelan. Sini gua bantu." Keisya pun segera membantu Aqilla untuk berjalan dengan memegangi tangan Aqilla.

"Bu."

"Aqilla. Kamu udah sadar nak?"

"Ayah udah ga ada lagi ya Bu?"

"Iya nak. Kamu harus ikhlas dan kuat ya. Jangan buat Ayah sedih di sana." Bukannya berhenti menangis, Aqilla justru semakin menjadi-jadi menangisinya.

Ketika Aqilla bersama dengan Dika dan teman yang lainnya sedang berkumpul di pemakaman, tiba-tiba saja ada seseorang yang sedang memantau mereka

"Andai gua bisa di sana Qil. Andai gua bisa ada di samping lu sekarang ini," ucap seseorang itu.

"Rian?"

"Kak Rian? Mana Dik?" Tanya Keisya dengan sangat penasaran.

"Itu."

"Loh, iya. Kok dia ga samperin kita ke sini ya?"

"Tadi dia sempat bilang kalo dia ga bisa ke sini si. Tapi gua belum tau jelas alasan dia apa sampai ga bisa datang ke sini."

"Oh gitu. Yaudah lah. Sekarang kita fokus ngehibur Aqilla dulu."

"Iya benar."

Setelah merasa cukup untuk memanjatkan doa kepada Ayah Aqilla. Kini semuanya akan segera pulang ke rumah. Termasuk Ibu dan Aqilla. Karena nanti malam akan diadakan pengajian untuk Ayah Aqilla.

"Ibu sama Abang ya. Kamu sama Dika aja. Dika sendiri kan naik motornya?"

"Iya kok Tante. Ayo Qil."

"Oh ya Dika. Tante minta tolong ya sama kamu. Ajak Aqilla makan dulu. Apa aja yang dia mau. Soalnya dia belum makan dari tadi. Tolong di temani ya."

"Oh iya, baik Tante. Saya akan temani Aqilla makan."

"Yaudah kalo gitu Ibu duluan ya nak. Jangan lupa makan. Marih semuanya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsallam." Ibu Aqilla kini pergi duluan dengan Abang Aqilla.

"Yu Qil. Kita cari makan." Tanpa menjawabnya, Aqilla hanya langsung menaiki sepeda motor milik Dika itu.

"Lu mau makan apa?"

"Apa aja."

"Nasi Padang mau?"

"Engga."

"Terus maunya apa?"

"Mie ayam."

"Jangan. Lu belum makan. Masa langsung makan mie. Nanti perut lu sakit. Bakso aja mau ga?"

"Yaudah."

Sepertinya Aqilla saat ini benar-benar tidak mood untuk berbicara, tetapi dengan sabarnya Dika terus berusaha untuk membuat Aqilla mau makan pada sore hari ini.

Setelah mencari tukang bakso yang enak. Akhirnya Dika menemukan tukang bakso yang sangar ramai oleh pengunjung. Seperti ya bakso itu enak. Karena banyak sekali yang makan bakso itu di sana.

"Baksonya satu Mas."

"Lu engga beli?"

"Engga. Makan sini aja?"

"Iya."

"Baksonya satu porsi sama es teh manisnya dua ya."

"Baim. Di tunggu."

Tidak lama pesanan Dika dan Aqilla itu datang ke meja bernomor 3.

"Permisi. Pesanannya."

"Iya. Makasih." Walaupun Aqilla sedang malas berbicara, tetapi Aqilla masih mau untuk mengucapkan terima kasih kepada penjual bakso tersebut.

Sangat lama Aqilla untuk menghabiskan bakso-bakso itu. Padahal porsi dari bakso itu tidak terly banyak. Biasanya juga porsi makan Aqilla lebih banyak daripada ini.

"Lu kok makan cuma di acak-acak gitu si. Nih, aaa..." Tiba-tiba saja Dika menyuapi Aqilla. Aqilla pun membuka mulutnya lebar-lebar untuk menerima suapan dari Dika.

Ternyata dengan di suapini oleh Dika membuat nafsu makan Aqilla bertambah. Akhirnya bakso-bakso itu habis di makan oleh Aqillaa sendirian. Sepertinya Aqilla hanya sedang malas ngapa-ngapain setelah kepergian Ayahnya. Yang dia inginkan sekarang pasti hanya lah kehadiran Ayahnya kembali. Tetapi itu adalah sesuatu yang tidak mungkin bisa terjadi. Karena orang yang sudah meninggal dunia tidak akan bisa hidup kembali. Kecuali di dalam film-film.

"Yehh udah habis, hehe. Yaudah sekarang pulang yu." Lagi-lagi Aqilla tidak membalas ucapan Dika, tetapi Dika masih terus memagami hal itu.

Sesampainya di rumah Aqilla, ternyara masih ada Keisya dan tema -teman Aqilla yang lainnya di rumah Aqilla. Katanya mereka semua ingin menemani dan membantu Ibu Aqilla untuk acara tahlilan nanti malam.

Waktu juga sudah sore. Sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Sebentar lagi acara juga akan di mulai. Sehingga mereka semua, terutama yang laki-laki memutuskan untuk tetap berada di rumah Aqilla sampai acara tahlilan itu berakhir.

*****

Kini acara tahlilan itu akan segera di mulai. Berbagai macam makanan untuk snack para tamu dan beberapa buah-buahan sudah di siapkan untuk para tamu yang datang. Serta bahan pokok yang sudah di siapkan juga untuk bekal para tamu.

Acara tahlilal kini sedang berlangsung. Banyak sekali para tetangga dan saudara dari Ayah Aqilla yang datang untuk mengirimkan doa kepada Ayah Aqilla. Di sini juga banyak murid dari Ayah Aqilla yang datang. Karena selama menjabat sebagai kepala sekolah di sekolahnya sendiri, Ayah itu adalah sosok guru yang sangat baik dan pengertian kepada murid-muridnya. Tidak jauh beda dengan sikap Ayah di rumah yang selalu menyayangi anak-anaknya. Sekarang, mereka semua merasa sangat kehilangan Ayah.

Doa demi doa, ayat demi ayat Al-Qur'an terus di bacakan. Aqilla hanya bisa menangis karena teringat kembali dengan sosok Ayah.

"Ayah. Sekarang mamang Ayah udah ga ngerasain sakit lagi. Ayah udah ga kesusahan lagi. Tapi Ayah ga seharusnya ninggalin aku. Aku kangen banget sama Ayah. Aku sayang Ayah. Aku mau Ayah lihat kesuksesan aku nanti," ucap Aqilla di dalam hatinya dengan air mata yang terus bercucuran di atas pipinya.

-TBC-